Isu pemanasan global semakin menjadi fokus perbincangan di seluruh penjuru dunia. Salah satu sektor yang turut aktif bergerak dalam mengantisipasi dampak lingkungan adalah sektor penerbangan. Inovasi terkini dalam bentuk Sustainable Aviation Fuel (SAF) menjadi tonggak penting dalam menyediakan solusi bahan bakar pesawat yang lebih ramah lingkungan.
Langkah Pertamina Patra Niaga Menuju Bahan Bakar Aviasi Berkelanjutan (SAF)
PT Pertamina Patra Niaga membuka lembaran baru dengan mengambil langkah pertama dalam pengembangan SAF di Indonesia. Diupayakan sekitar 80 ribu liter SAF di Soekarno Hatta Aviation Fuel Terminal & Hydrant Installation (SHAFTHI) untuk serangkaian tes. Hasilnya pun menggembirakan, tak terdapat perbedaan signifikan pada response engine dibandingkan dengan bahan bakar aviasi Jet-A1 konvensional yang selama ini menjadi pilihan Pertamina Patra Niaga.
Apa Itu Sustainable Aviation Fuel (SAF)?
SAF merupakan solusi bahan bakar pesawat yang lebih ramah lingkungan. Dibuat dari campuran bahan bakar jet konvensional dan bahan pencampur berkelanjutan, SAF dapat langsung digunakan tanpa modifikasi khusus pada pesawat. Campuran ini, dikenal sebagai 'neat SAF', merupakan versi berkelanjutan dari bahan bakar Jet A dan Jet A-1, cocok untuk berbagai jenis pesawat.
Basis Pembuatan SAF
Pada intinya, SAF dihasilkan dari biomassa atau karbon daur ulang. Proses produksi SAF mematuhi standar ketat terkait penggunaan lahan, air, dan energi. Yang tak kalah penting, produksi SAF tidak melibatkan Perubahan Penggunaan Lahan Langsung dan Tidak Langsung, menghindari deforestasi tropis, dan tidak bersaing dengan tanaman pangan.
Bahan Baku Pembuatan SAF
Demi memastikan keberlanjutan produksi SAF, terdapat tujuh sumber utama bahan baku yang digunakan, antara lain:
1. Selulosa: Residu dari kayu berlebih, pertanian, dan residu hutan.
2. Minyak Goreng Bekas: Berasal dari lemak nabati atau hewani yang telah digunakan untuk memasak.
3. Camelina: Tanaman energi dengan kandungan minyak lipid tinggi.
4. Jatropha: Menghasilkan biji yang mengandung minyak lipid tak dapat dimakan.
5. Halophyta: Rumput rawa asin.
6. Alga: Tanaman mikroskopis yang tumbuh di air tercemar atau asin, memberikan kontribusi dari karbon dioksida.
7. Limbah Padat Kota: Sampah dari rumah tangga dan bisnis.
Dua Pilar Utama dalam Penerapan SAF
Dalam menerapkan SAF, ada dua hal utama yang harus diperhatikan: keberlanjutan dan persyaratan penggunaan bahan bakar dalam pesawat bertenaga turbin. Keberlanjutan menjadi pondasi utama, memastikan SAF dapat digunakan secara berulang dengan memperhatikan tujuan ekonomi, sosial, dan lingkungan. SAF juga harus memenuhi persyaratan ketat untuk digunakan dalam pesawat.
Manfaat SAF
Penggunaan SAF adalah langkah penting untuk mengurangi emisi karbondioksida (CO2) di sektor penerbangan. Sektor ini sendiri menyumbang sekitar 2 persen dari total emisi karbon di dunia. Dengan SAF, tidak hanya emisi maskapai penerbangan yang tereduksi, tetapi juga emisi bandara. SAF mendaur ulang emisi CO2 sebelumnya, mengurangi dampak lingkungan secara signifikan.
Lolos Uji Statis, Pertamina Kembangkan Sustainable Aviation Fuel (SAF)
Uji coba statis yang sukses dari SAF oleh Pertamina di mesin jet CFM56-7B membuktikan bahwa produk ini layak digunakan pada pesawat komersil. Ini adalah tonggak awal, dan selanjutnya SAF akan melangkah ke tahap uji Ground Round dan Flight Test. Inisiatif ini melibatkan berbagai pihak, dari Kementerian ESDM hingga Garuda Indonesia, menunjukkan komitmen nyata dalam menghadirkan penerbangan yang lebih hijau.
Pertamina Pemimpin Transisi Energi untuk Masa Depan Berkelanjutan
Sebagai pemimpin di bidang transisi energi, Pertamina memimpin dengan memberikan dukungan konkret untuk mencapai target Net Zero Emission 2060. Melalui inovasi seperti SAF, Pertamina berkomitmen dalam mendukung capaian Sustainable Development Goals (SDG’s) dan menerapkan Environmental, Social & Governance (ESG) di seluruh lini bisnis dan operasinya. Dengan langkah-langkah nyata ini, masa depan penerbangan ramah lingkungan di Indonesia semakin terang. SAF bukan hanya sekadar inovasi, tetapi sebuah komitmen untuk menyelamatkan bumi dari dampak negatif emisi karbon.