Marine Fuel Oil atau MFO merupakan bahan bakar yang digunakan untuk pembakaran langsung pada sektor industri. Bahan bakar ini bukan termasuk jenis distillate, melainkan residue yang lebih kental pada suhu ruang serta berwarna hitam legam. Selain itu, Bahan Bakar MFO hanya dapat dipompa setelah melalui pemanasan terlebih dahulu sehingga terdapat sifat-sifat yang harus dipenuhi untuk mendapatkan mutu Bahan bakar MFO terbaik. Adapun sifat-sifat yang harus dimiliki Bahan Bakar MFO untuk mencapai mutu terbaik antara lain:
1. Sifat Kestabilan:
Marine Fuel Oil atau MFO dibuat dengan cara di-blending dari berbagai komponen dalam proporsi tertentu. Campuran dari berbagai komponen haruslah homogen sehingga akan menghasilkan nilai kalori maksimal dan stabil. Bila campurannya tidak homogen karena adanya hidrokarbon tidak jenuh yang bila teroksidasi menghasilkan endapan, maka akan mengganggu stabilitas pembakaran yang akan membuat efisiensinya menurun. Pengujian sifat kestabilan Bahan Bakar MFO dilakukan dengan cara pengujian density pada suhu 15°C yang berdasarkan pada ASTMD 1298.
2. Sifat Kekentalan:
Tingkat Kekentalan Bahan Bakar Marine Fuel Oil atau MFO dapat dilihat berdasarkan indikasi mudah tidaknya fuel tersebut dipompa. Kekentalan memiliki hubungan yang erat dengan kemudahan saat penyaluran melalui pipa maupun saat dipakai pada burner. Pengujian sifat kekentalan dilakukan dengan pengujian viscosity kinematic pada suhu 50°C berdasarkan ASTM D 445 dan pengujian pour point berdasarkan ASTM D 97.
3. Sifat Korosifitas:
Sifat korosifitas erat hubungannya pada saat pembakaran, karena kandungan sulfur yang ada diubah menjadi oksida dan dengan adanya air akan mengembun menjadi asam. Asam yang terbentuk akan dapat menyebabkan korosif pada mesin pembakaran.
Pengaruh kandungan sulfur yang berlebih dalam bahan bakar MFO dapat menyebabkan pencemaran udara (gas sulfur dioksida yang memiliki berbau) dan korosif yang mengakibatkan kerusakan peralatan pada dapur pembakaran (furnace). Sehingga perlu untuk dilakukan pengujian sifat korosifitas yang dilakukan dengan cara pengujian sulphur content berdasarkan pada ASTM D1552.
4. Sifat Kebersihan:
Kontaminasi dapat terjadi pada saat proses pengolahan suatu bahan bakar dari suatu zat lain. Hal ini tentunya akan mempengaruhi mutu dari fuel oil. Kontaminasi tersebut dapat berasal dari kadar karbon dan juga air.
Pengaruh dari tingginya kadar kontaminasi arang atau karbon serta sediment, mengakibatkan terbentuknya kerak arang pada nozzle burner yang menyebabkan penyumbatan atau kurang lancarnya proses pembakaran. Sementara kontaminasi air dapat menyebabkan pembakaran hidrokarbon berkurang dikarenakan pada saat pembakaran air diubah menjadi uap air sehingga panas yang terjadi tidak maksimal dalam proses pembakaran. Pengujian sifat kebersihan dilakukan dengan cara pengujian water content, ASTM D 95.
5. Sifat Keselamatan:
Sifat keselamatan bahan bakar MFO meliputi keselamatan di dalam pengangkutan, penyimpanan dan penggunaan. Bahan bakar harus memiliki salah satu sifat keselamatan yaitu tidak mudah terbakar akibat terjadinya loncatan api. Pengujian sifat keselamatan dilakukan dengan cara melakukan pengujian flash point yang berdasarkan pada ASTM D 93.