Dalam dunia penerbangan ada bahasa khusus yang harus dipahami dengan baik antara ATC (Air Traffic Controller) dan pilot untuk saling berkomunikasi satu sama lain, contohnya seperti kata-kata 'deadhead', 'squawk', atau merespon ucapan 'pan-pan'. Bahasa ini merupakan kombinasi dari jargon profesional dan bahasa Inggris standar yang dimodifikasi. Bahasa ini diciptakan untuk menghindari miskomunikasi yang berpotensi fatal antara pilot dan ATC (Air Traffic Controller).
Pentingnya Bahasa Khusus dalam Penerbangan
Bahasa khusus dalam penerbangan memiliki peran krusial dalam menjaga keselamatan penerbangan. Salah satu contoh tragis adalah kecelakaan pada tahun 1977 di Tenerife yang mengakibatkan 583 orang meninggal dunia karena kerancuan bahasa antara pilot dan petugas lalu lintas udara. Berdasarkan data kecelakaan penerbangan, International Civil Aviation Organization (ICAO) menyarankan penggunaan bahasa Inggris sebagai bahasa internasional dalam penerbangan, serta pentingnya pemahaman dasar bahasa tersebut bagi pilot dan pengatur lalu lintas udara.
Memahami Istilah dalam Bahasa Penerbangan
1. Mayday Mayday
Panggilan darurat yang menandakan situasi membahayakan seperti kegagalan mesin.
2. Pan-pan
Panggilan untuk situasi yang serius, namun tidak sefatal 'Mayday'.
3. 7500, 7600, dan 7700
Kode darurat yang menandakan situasi tertentu seperti pesawat terancam dibajak atau kegagalan radio.
4. All-call
Panggilan untuk permintaan laporan dari seluruh awak kabin.
5. Affirm
Istilah yang menggantikan 'iya' dalam komunikasi pilot, diucapkan sebagai 'AY-firm'.
6. Approach
Persiapan untuk mendarat.
7. Deadhead
Istilah untuk awak kabin yang berada di tempat duduk penumpang.
8. MEL-Minimum Equipment List
Daftar peralatan minimum pesawat yang harus berfungsi sebelum terbang.
9. Roger
Konfirmasi penerimaan pesan.
10. Squawk
Penyesuaian transponder untuk identifikasi radar.
11. Standby
Permintaan untuk menunggu dari ATC atau pilot dalam membalas respon pesan.
12. Last-minute Paperwork
Persiapan terakhir sebelum penerbangan.
13. Flight Level
Ketinggian pesawat di atas permukaan laut.
14. Ground Stop
Pembatasan keberangkatan karena kepadatan lalu lintas.
15. EFC Time
Estimasi waktu izin meninggalkan area tunggu.
16. Gatehouse
Area tunggu naik pesawat.
17. Ramp
Manuver pesawat menuju terminal.
18. Apron
Tempat parkir pesawat di bandara.
19. Air Pocket
Kondisi turbulensi dalam penerbangan.
20. At this time
Permintaan untuk tindakan segera.
Komitmen Pertamina dalam Transisi Energi di Industri Penerbangan
PT Pertamina (Persero) telah meluncurkan Pertamina Sustainable Aviation Fuel (SAF), sebuah bahan bakar aviasi ramah lingkungan yang menggunakan campuran komponen minyak sawit untuk mengurangi emisi gas buang pesawat terbang. Kolaborasi antara Pertamina dan Garuda Indonesia dalam pengembangan SAF ini adalah bagian dari upaya mendukung transisi energi, dengan tujuan mencapai Net Zero Emission (NZE) pada tahun 2060. Selain memberikan dampak positif bagi lingkungan, penggunaan komponen minyak sawit juga dapat mendorong perkembangan industri dan ekonomi di Indonesia.
Dengan komitmen untuk menggunakan bahan bakar ramah lingkungan, industri aviasi semakin siap menghadapi tantangan masa depan dengan lebih berkelanjutan.