Jenis-Jenis Bahan Aspal

Senin, 09 Januari 2023
Jenis-Jenis Bahan Aspal

Bitumen atau yang lebih umum dikenal sebagai bahan aspal adalah bahan hidrokarbon, mempunyai sifat melekat (adhesive), berwarna hitam, tahan terhadap air, viskoelastik (dapat menahan aliran geseran dan renggangan secara linier, elastis saat direnggangkan dan kembali seperti dalam keadaan semula setelah tekanan dihilangkan), juga dapat melunak dan menjadi cair bila dipanaskan dan menjadi padat kembali jika didingingkan. Bahan aspal atau aspal ini juga tidak dapat larut di larutan asam yang cair dan juga alkali atau air, tapi larut lebih banyak dalam ether, gasoline, dan chlorofom.

Mengacu pada bidang kimia, bahan aspal atau aspal itu sendiri terdiri dari beberapa gugus aromat, naphten dan alkan sebagai bagian yang sangat penting. Bagi kimia fisika, bahan aspal atau aspal adalah campuran koloid, di mana terdapat berbagai butir yang merupakan bagian padat (asphaltane) di dalam fase cairan yang disebut sebagai maltenes. Bahan aspal atau aspal ini sendiri dihasilkan dari minyak mentah terpilih yang kemudian melalui proses destilasi minyak bumi, yang dilakukan dengan penyulingan dengan panas mencapai 350 derajat celcius di bawah tekanan atmosfir untuk memisahkan fraksi-fraksi ringan seperti bensin atau gasoline, minyak tanah atau kerosene, dan  gas oil.

Bahan aspal atau aspal merupakan senyawa kompleks, di mana bahan utamanya disusun oleh hidrokarbon dan beberapa atom N, S, dan O dalam jumlah yang tidak banyak. Bahan aspal atau aspal juga mengandung beberapa unsur lain seperti Karbon (82-88%), Hidrogen (8-11%), Oksigen (0-1.5%), Sulfur (0-6%), dan juga Nitrogen (0-1%).

Terdapat dua sudut pandang dari kandungan bahan aspal atau aspal, diantaranya yaitu sudut pandang kualitatif dan juga kuantitatif. Dari sudut pandang kualitatif, bahan aspal atau aspal terdiri dari dua (2) kelas utama senyawa, yaitu asphaltenes dan maltenes. Sedangkan dari sudut pandang kuantitatif, asphaltenes terdiri dari 5 hingga 25% beratnya adalah campuran yang kompleks dari hidrokarbon, terdiri dari cincin aromatik kental dan senyawa heteromatik yang mengandung belerang, dan juga amina & amida, senyawa oksigen (keton, fenol atau disebut juga dengan asam karboksilat), nikel, dan vanadium. Adapun definisi asphaltenes dan maltenes dari bahan aspal atau aspal, yaitu:

 

1.      Asphaltenes;

Asphaltenes ini adalah salah satu komponen penting dalam bahan aspal atau aspal yang berwarna coklat tua, bersifat padat, keras, berbutir dan mudah terurai bila berdiri sendiri dengan perbandingan komposisi H/C 1:1, mempunyai berat molekul antara 1000 hingga 100000, dan tidak larut dalam n-heptan.

Asphaltenes juga termasuk ke dalam komponen yang paling rumit di antara komponen penyusun bahan aspal atau aspal yang lainnya karena ikatan atau hubungan antar atomnya sangat kuat. Asphaltenes ini juga sangat berpengaruh dalam hal menentukan sifat reologi bitumen, di mana semakin tinggi asphaltenes, maka bitumen akan semakin keras dan semakin kental yang kemudian menjadikan titik lembeknya semakin tinggi, dan menjadikan harga penetrasinya semakin rendah.

2.      Maltenes;

Maltenes, dengan rumus kimia C6H606, mempunyai tiga (3) komponen penyusun seperti saturate, aromatis, dan resin. Di mana masing-masing komponen tersebut mempunyai struktur dan komposisi kimia yang berbeda, dan menentukan dalam sifat rheologi bitumen atau bahan aspal atau aspal.

a.       Resin;

Resin adalah senyawa yang berwarna coklat tua, dan berbentuk padat ataupun semi padat dan sangat polar, dan tersusun dari atom C dan H, serta sedikit atom O, S, dan N, untuk perbandingan H/C 1:3 sampai 1:4, mempunyai berat molekul antara 500 hingga 50000, serta larut dalam n-heptan.

b.      Aromatis;

Aromatis adalah senyawa yang mempunyai warna coklat tua, berbentuk cairan kental, bersifat no polar, dan juga didominasi dari cincin tidak jenuh, dan mempunyai berat molekul antara 300 sampai 2000, dan terdiri dari senyawa naften aromatis, dengan komposisi 40-65% dari total bahan aspal atau aspal.

c.       Saturate;

Saturate yaitu senyawa yang berbentuk cairan kental, bersifat non polar, mempunyai berat molekul hampir sama dengan aromatis, dan tersusun oleh beberapa campuran seperti hidrokarbon lurus, bercabang, alkil naften, dan aromatis dengan komposisi 5-20% bahan aspal atau aspal.

Bahan aspal atau aspal ini mempunyai banyak sekali jenisnya, di antaranya antara lain seperti:

1.  Prime Coat;

Bahan aspal atau aspal jenis ini adalah lapisan aspal yang berbentuk cair yang terletak di lapisan atas agregat kelas A. Lapisan prime coat ini terbuat dari aspal dengan penetrasi 60/70 atau juga dengan penetrasi 80/100 yang dicairkan menggunakan minyak tanah, dan pada dasarnya volume prime coat yang digunakan sekitar 0,4 hingga 1,3 liter per meter kuadrat.

Fungsi dari aspal ini adalah sebagai pembentuk dan memberikan daya ikat antara lapisan pondasi agregat dengan aspal hotmix. Bahan aspal atau aspal Prime Coat ini juga dapat mencegah lepasnya butiran pelapis pondasi agregat saat dilewati kendaraan sebelum aspal hotmix itu melapisinya.

Selain itu bahan aspal atau aspal prime coat ini juga tidak hanya mempunyai dua (2) fungsi, akan tetapi juga berfungsi menjaga lapisan pondasi agregat dari pengaruh cuaca buruk, terlebih saat hujan, air tidak akan masuk ke dalam lapisan pondasi ini. Hal tersebut akan mengurangi risiko kerusakan pada struktur jalan.

2.      Aspal Hotmix, Asphalt Concrete Base;

Aspal Hotmix, asphalt concrete base adalah jenis bahan aspal atau aspal beton yang berguna sebagai pondasi pada konstruksi jalan dengan kekuatan yang sangat baik. Kekuatan yang sangat baik ini biasanya digunakan untuk jalanan dengan lalu lintas yang berat, yaitu jalanan yang sering dilewati oleh kendaraan dengan tonase besar, dengan ketebalan minimum dari aspal hotmix ini sebesar 5 sentimeter.

3.      Tack Coat;

Tack coat ini adalah lapisan bahan aspal atau aspal cair yang mempunyai peran sebagai perekat, biasa diletakkan pada bagian atas dari lapisan beraspal ataupun juga lapisan beton. Pemakaian dari track coat biasanya berkisar antara 0,15 hingga 0,50 di setiap meter perseginya. Lapisan tersebut lebih tipis apabila dibandingkan dengan volume yang dipergunakan dalam prime coat. Adapun fungsi dari track coat yaitu sebagai pemberi daya ikat antara lapisan lama, dengan lapisan baru.

4.      Aspal Hotmix, Binder Course;

Bahan aspal atau aspal hotmix, binder course ini adalah lapisan pengeras yang terletak di antara lapisan aus atau wearing course yang mempunyai lapisan pondasi atau base course, yang letaknya berada di tengah, tidak mempunyai dampak secara langsung dengan perubahan cuaca, baik panas, ataupun hujan. Akan tetapi bahan aspal atau aspal binder course ini harus berada pada ketebalan minimum kurang lebih empat (4) sentimeter, yang mempunyai fungsi untuk mengurangi ketegangan akibat beban dari lalu lintas yang ada di bagian bawah lapisan.

5.      Wearing Coarse;

Bahan aspal atau aspal jenis wearing coarse ini dikenal juga sebagai laston. Lapisan itu mempunyai peran sebagai pengeras pada lapisan paling atas ataupun pada jalan dengan beban lalu lintas yang berat, dengan ketebalan laston harus mencapai sekurangnya sekitar empat (4) sentimeter. Bahan aspal atau aspal laston berperan sebagai lapisan aus AC-WC yang dapat menambah daya tahan pengerasan terhadap penurunan mutu.

6.      Hot Roller Sheet;

Hot roller sheet atau biasa disebut dengan lataston yaitu lapisan tipis aspal beton. Hot roller sheet berguna sebagai lapisan untuk bagian permukaan konstruksi jalan dengan intensitas lalu lintas sedang, dengan ketebalan minimal pada lapisan hot roller sheet sebesar tiga (3) sentimeter.

7.      Fine Grade;

Fine grade adalah jenis bahan aspal atau aspal hotmix yang pada umumnya digunakan untuk jalanan perumahan, sangat bermanfaat bagi jalan dengan jalanan beban yang rendah, harus diberikan pada bahan aspal atau aspal dengan ketebalan minimum tiga (3) sentimeter.

8.      Shand Sheet;

Shand sheet adalah salah satu jenis bahan aspal atau aspal yang tidak berbeda jauh dengan fine grade, di mana ketebalannya paling banyak sebesar 2,8 sentimeter, berfungsi untuk jalanan dengan intensitas beban rendah, bisa untuk jalanan perumahan dan parkiran.

 

9.      Aspal Minyak;

Aspal minyak adalah jenis bahan aspal atau aspal yang berasal dari bahan tersisa yang tidak lagi digunakan atau diproses secara ekonomi. Bahan aspal atau aspal ini berasal dari proses destilasi minyak bumi yang seringnya ada pada pabrik kilang minyak. Bahan aspal atau aspal jenis ini mempunyai banyak jenis penetrasi, di mana semakin rendah angkanya, maka lapisannya semakin keras wujudnya.


Bahan aspal atau aspal minyak ini harus dipanaskan pada suhu di sekitar 110 sampai 170 derajat celcius sebelum digunakan, yang berfungsi agar aspal menjadi cair dan akan mempermudah pemompaan, pemindahan, dan pencampuran dengan jenis agregat lain.

10.  Aspal Emulsi;

Aspal emulsi adalah campuran antara bahan aspal atau aspal dengan air dengan takaran sekitar 60 hingga 70 persen. Campuran ini berbentuk emulsi yang memiliki tujuan agar molekul-molekul bahan aspal atau aspal yang melayang di dalam air. Proses ini disebabkan karena adanya bahan tambahan yang mempunyai sifat katalis, yang umumnya pencampuran antara bahan aspal atau aspal dengan air tersebut menggunakan mesin colloidmil.

Apabila bahan aspal atau aspal sudah disimpan dalam waktu lama sekitar tiga (3) bulan, emulsi bahan aspal atau aspal akan terlepas dan bahan aspal atau aspal mulai mengendap ke bagian dasar wadah. Apabila ingin membentuk kembali ikatan emulsi, maka wadah yang berisi endapan dan emulsi itu cukup digoyang-goyang saja agar tercampur kembali. Bahan aspal atau aspal ini sangat baik digunakan saat ikatan emulsinya belum terlepas.

11.  Aspal Busa;

Aspal busa adalah jenis bahan aspal atau aspal, di mana saat dicampurkan dengan air maka langsung berubah menjadi aspal yang berbusa. Perubahan seperti emulsi yang biasanya dimanfaatkan keencerannya sebagai pembentuk lapisan tipis bahan aspal atau aspal yang menyelimuti agregat. Bahan aspal atau aspal ini biasa dikenal sebagai bagian dari proses daur ulang dari aspal beton yang biasa dijadikan sebagai tuas permukaan jalan di daerah Pantura.

12.  Cutback Asphalt;

Jenis bahan aspal atau aspal ini apabila ingin digunakan, maka harus terlebih dahulu dicairkan dengan tambahan pelarut dari unsur-unsur golongan hidrokarbon, seperti minyak tanah, bensin, kerosin, dan solar. Pada bagian prime coat dan juga tackcoat umumnya digunakan tiga jenis curing, yaitu rapi curing, slow curing, ataupun medium curing. Akan tetapi, saat ini penggunaan tackcoat lebih sering digunakan bila dibandingkan dengan cutback pada bahan aspal atau aspal emulsi karena seringnya menimbulkan kebakaran.

Hal tersebut berlaku juga pada penggunaan pelarut kerosene yang tidak menguap, yang menjadikan campuran beton bahan aspal atau aspal sering kali harus diletakkan pada bagian atas, karena apabila bercampur dengan pelarut, maka bahan aspal atau aspal beton akan menjadi lunak dan terjadi perubahan bentuk, bleeding, dan licin.

13.  Aspal Modifikasi;

Bahan aspal atau aspal ini biasanya disebut sebagai Polymer Modified Asphalt (PMA), atau juga Polymer Modified Bitumen (PMB). Kedua hal tersebut adalah bahan aspal atau aspal minyak yang ditambahkan dengan bahan-bahan tertentu untuk meningkatkan kinerjanya, dengan tujuan lain dari penggunaan bahan aspal atau aspal modifikasi adalah menghasilkan bahan aspal atau aspal yang tahan lama dan tahan beban.

Melihat faktor cuaca dan pengaruh lain yang dapat berdampak pada kualitas bahan aspal atau aspal, maka aspal modifikasi ini sangatlah diperlukan. Terdapat tiga (3) jenis aspal yang dibutuhkan, seperti aspal yang tahan panas yang dihasilkan dengan menaikkan titik lembek pada bahan aspal atau aspal, bahan aspal atau aspal yang lebih lengket yang dihasilkan dengan cara menaikkan adhesi, dan bahan aspal atau aspal yang tahan akan ultraviolet sehingga tidak mudah mengalami masa kadaluarsanya.

14.  Aspal Buton;

Bahan aspal atau aspal buton ini merupakan aspal yang pada mula atau dasarnya berada di pulau Buton, berasal dari beberapa batuan yang di dalamnya mengandung aspal dan sudah ditemukan sejak 1920.

Di Indonesia sendiri, PT Pertamina (Persero) merupakan produsen utama bitumen atau bahan aspal atau aspal, yang biasanya digunakan di sebagian besar proyek untuk konstruksi jalan, bahan anti korosi, bahan tahan air, dan insulator getaran pada jalan, dengan spesifikasi produk yang dipasarkan dengan jenis 60/70 dan sudah disesuaikan dengan kebutuhan dan kondisi di Indonesia yang mempunyai iklim tropis. Selain itu, produk bahan aspal atau aspal tersebut juga sudah mendapatkan pengakuan dari Kementerian Pekerjaan Umum Negara Republik Indonesia sebagai referensi untuk pengerjaan jalan nasional maupun Provinsi. bahan aspal atau aspal dari PT Pertamina (Persero) ini juga telah digunakan untuk pembuatan jalanan sirkuit balap, seperti pada sirkuit Sentul, Bogor dan sirkuit Mandalika di Lombok.

Baca Artikel Lainnya : Polytam Pertamina Memiliki Sifat Circular Economy

Semakin berkembangnya teknologi, PT Pertamina (Persero) telah mengembangkan berbagai macam produk bahan aspal atau aspal yang tidak hanya dijadikan sebagai bahan baku pembuatan jalan saja, namun juga sebagai bahan aspal atau aspal modifikasi yang disesuaikan dengan kebutuhan aplikasi jalan masa depan, seperti dapat digunakan untuk bahan baku pembuatan atap rumah atau yang biasa disebut dengan atap bitumen atau atap bahan aspal atau aspal, dengan karakteristik:

1.      Kuat, lentur, tahan api, dan tahan air (mampu menahan tekanan udara dengan kecepatan hingga 96,5 km/jam),

2.      Usia pemakaian yang tahan lama,

3.      Mempunyai banyak variasi warna yang menarik,

4.      Dapat meredam suara dari luar,

5.      Bisa mengikuti berbagai bentuk model atap yang unik, seperti dapat digunakan pada kemiringan yang cukup curam hingga 90 derajat atau vertikal,

6.      Praktis saat proses pemasangan.

Sebagai produsen utama dari produk petrokimia khusunya bitumen atau bahan aspal atau aspal, PT Pertamina (Persero) mempunyai komitmen untuk terus berusaha memberikan layanan serta kualitas yang terbaik. Hal tersebut ditujukan supaya produk petrokimia dapat tersebar dan lebih banyak digunakan di dalam dan juga di luar negeri.

Ikuti Sosial Media Kami One Solution Pertamina


Linkedin   : Pertamina 1 Solution

Instagram : Pertamina1solution
Facebook  : Pertamina1solution