Bitumen atau yang lebih dikenal oleh banyak orang sebagai bahan aspal adalah suatu bahan hidrokarbon, yang memiliki sifat melekat atau adhesive, tahan dari kandungan air, berwarna hitam, viskoelastik yaitu bisa menahan aliran geseran dan juga renggangan secara linier, elastis ketika direnggangkan dan juga akan kembali seperti dalam keadaan semula apabila tekanan yang diberikan dihilangkan, selain itu juga bisa melunak dan berubah menjadi cair bila dipanaskan dan berubah menjadi padat lagi apabila didingingkan. Bitumen atau aspal ini juga tidak bisa larut pada larutan asam yang cair selain itu juga alkali atau air, akan tetapi larut lebih banyak ketika di dalam gasoline, ether, dan juga chlorofom.
Di dalam ilmu kimia, bitumen atau aspal itu sendiri terdiri dari dua jenis gugus aromat, yaitu naphten dan alkan sebagai bagian yang sangat penting. Di dalam kimia fisika, bitumen atau aspal ialah campuran koloid, di mana di sana terdapat beragam butir yang merupakan bagian padat atau asphaltane pada fase cairan yang merupakan maltenes. Bitumen atau aspal itu sendiri dihasilkan dari produk minyak mentah terpilih yang selanjutnya melalui proses destilasi dari minyak bumi, yang dilakukan dengan cara penyulingan melalui panas mencapai 350 derajat celcius pada tekanan atmosfir rendah untuk dapat memisahkan fraksi ringan seperti minyak tanah atau kerosene, bensin atau gasoline, dan juga gas oil.
Bitumen atau aspal merupakan senyawa yang kompleks, di mana kandungan utamanya tersusun oleh hidrokarbon dan juga beberapa atom S, O, dan N dalam jumlah yang tidak banyak. Bitumen atau aspal juga mengandung unsur lainnya seperti Karbon sebesar 82-88 persen, Oksigen sebesar 0-1.5 persen, Hidrogen sebesar sebesar 8-11 persen, Sulfur sebesar 0-6 persen, dan juga Nitrogen sebesar 0-1 persen.
Baca Artikel Lainnya : Aspal Pertamina Digunakan pada Sirkuit Balap
Terdapat dua sudut pandang lain dari kandungan bitumen atau aspal, di antaranya yaitu sudut pandang kuantitatif serta kualitatif. Menurut sudut pandang kualitatif, bitumen atau aspal terdiri dari dua kelas utama senyawa, yaitu maltenes serta asphaltenes. Sedangkan menurut pandangan kuantitatif, asphaltenes itu terdiri dari 5 sampai 25 persen beratnya merupakan campuran kompleks dari senyawa hidrokarbon, yaitu terdiri dari cincin aromatik kental serta senyawa heteromatik mengandung belerang, kemudian juga amida dan amina, senyawa oksigen yaitu fenol atau disebut juga dengan asam karboksilat dan keton, nikel dan juga vanadium.
Adapun untuk definisi dari asphaltenes dan juga maltenes dari bitumen atau aspal, yaitu:
Asphaltenes;
Asphaltenes merupakan salah satu dari komponen terpenting pada bitumen atau aspal yang memiliki coklat tua, keras, bersifat padat, mempunyai berat molekul di antara 1.000 sampai 100.000, berbutir serta mudah untuk terurai bila berdiri sendiri dengan perbandingan komposisi H/C yaitu 1:1, serta tidak akan larut dalam n-heptan.
Asphaltenes juga termasuk ke golongan komponen yang paling rumit di antara komponen penyusun dari bitumen atau aspal yang lainnya, karena hubungan atau ikatan di setiap atomnya sangat kuat. Asphaltenes juga memiliki pengaruh terbesar dalam hal menentukan sifat reologi dari bitumen, yaitu semakin tinggi suatu asphaltenes, maka bitumen semakin keras serta semakin kental, kemudian titik lembeknya semakin tinggi, serta menjadikan harga penetrasinya menjadi semakin rendah.
Maltenes;
Maltenes, dengan rumus kimia yaitu C6H606, mempunyai tiga komponen penyusun seperti aromatis, resin, dan saturate. Di mana setiap komponen itu memiliki struktur serta komposisi kimia yang tidak sama, dan juga menentukan dalam sifat rheologi dari bitumen atau aspal.
Resin;
Resin ialah senyawa memiliki warna coklat tua, tersusun dari dua atom yaitu C dan H, serta ada sedikit atom, S, O dan N, sebagai perbandingan H/C yaitu 1:3 hingga 1:4, memiliki bentuk padat ataupun semi padat dan juga sangat polar, memiliki berat molekul di antara 500 sampai 50.000, serta larut di dalam n-heptan.
Aromatis;
Aromatis ialah senyawa yang memiliki warna coklat tua, non polar, didominasi dari cincin yang tidak jenuh, memiliki bentuk yaitu cairan kental, memiliki berat molekul di antara 300 hingga 2000, dan juga terdapat kandungan naften aromatis, dengan komposisi sebesar 40-65 persen dari total bitumen atau aspal.
Saturate;
Saturate ialah senyawa memiliki bentuk cairan kental, memiliki berat molekul yang hampir sama dengan aromatis, bersifat non polar, serta tersusun dari beberapa campuran seperti alkil naften, hidrokarbon lurus, bercabang, dan juga aromatis dengan komposisi sebesar 5-20 persen bitumen atau aspal.
Bitumen atau aspal mempunyai banyak sekali jenisnya, di antaranya yaitu seperti:
Prime Coat;
Bitumen jenis prime coat adalah lapisan aspal yang memiliki bentuk cair yang terletak pada lapisan atas agregat dari kelas A. Lapisan penetrasi prime coat terbuat dari aspal sebesar 60/70 atau bisa juga dengan penetrasi pada 80/100 yang dicairkan dengan minyak tanah, dan juga dasarnya volume prime coat yang digunakan sebesar 0.4-1.3 liter/meter kuadrat.
Fungsi dari prime coat adalah sebagai pembentuk serta memberikan daya ikat di antara lapisan pondasi agregat dan juga aspal hotmix. Bitumen atau aspal prime coat bisa mencegah lepasnya dari butiran pelapis pondasi agregat ketika akan dilewati kendaraan sebelum aspal hotmix itu nantinya melapisinya.
Selain itu bitumen atau aspal prime coat juga tidak hanya mempunyai dua fungsi, namun juga berfungsi untuk menjaga lapisan pondasi agregat dari efek cuaca buruk, khususnya saat hujan, air tidak masuk ke dalam lapisan pondasi. Hal tersebut dapat mengurangi risiko kerusakan dari struktur jalan.
Aspal Hotmix atau Asphalt Concrete Base;
Aspal Hotmix atau asphalt concrete base ialah jenis bitumen atau aspal jenis beton yang bermanfaat sebagai pondasi konstruksi jalan dengan kekuatan yang baik. Kekuatan yang baik ini dipergunakan untuk jalanan dengan lalu lintas berat, di mana jalanan yang sering dilewati kendaraan dengan tonase yang besar, dengan ketebalan minimal dari aspal hotmix ialah sebesar 5cm.
Tack Coat;
Tack coat ialah lapisan bitumen atau aspal cair yang memiliki peran sebagai perekat, biasa ditempatkan di bagian atas dari lapisan aspal ataupun juga pada lapisan beton. Pemakaian dari track coat umumnya berkisar di antara 0,15 sampai 0,50 di setiap meter perseginya. Lapisan itu lebih tipis bila dibandingkan dari volume yang dipergunakan pada prime coat. Fungsi dari track coat sendiri yaitu sebagai pemberi daya ikat di antara lapisan lama, dan juga lapisan baru.
Aspal Hotmix, Binder Course;
Bitumen atau aspal jenis hotmix disebut juga sebagai binder course merupakan lapisan pengeras yang berada di antara lapisan aus (wearing course) yang memiliki lapisan pondasi (base course), yang terletak di tengah, tidak memiliki dampak secara langsung terhadap perubahan cuaca, baik panas, maupun hujan. Namun, bitumen atau aspal binder course ini harus ada di ketebalan minimum sekitar empat (4) cm, mempunyai fungsi sebagai pengurang ketegangan akibat beban lalu lintas yang ada di bagian bawah lapisan.
Wearing Coarse;
Bitumen atau aspal dengan jenis wearing coarse biasa dikenal juga sebagai laston. Lapisan itu memiliki peran untuk mengeraskan lapisan paling atas maupun pada jalan di mana terdapat beban lalu lintas yang berat, dengan ketebalan laston setidaknya mencapai sekitar empat (4) cm. Bitumen atau aspal jenis laston berfungsi sebagai lapisan aus AC-WC yang bisa menambah daya tahan dari pengerasan bagi penurunan mutu.
Hot Roller Sheet;
Hot roller sheet atau biasa disebut juga dengan lataston merupakan lapisan tipis dari aspal beton. Hot roller sheet berfungsi sebagai lapisan dari bagian permukaan konstruksi jalan di mana memiliki intensitas lalu lintas sedang, dengan ketebalan minimal dari lapisan hot roller sheet sebesar tiga (3) cm.
Fine Grade;
Fine grade adalah bitumen atau aspal jenis hotmix yang biasanya dipergunakan pada jalanan perumahan, sangat bermanfaat untuk digunakan pada jalan dengan jalanan beban rendah, serta harus diberikan pada aspal atau bitumen dengan ketebalan minimum tiga (3) cm.
Shand Sheet;
Shand sheet merupakan jenis bitumen atau aspal yang tidak begitu berbeda jauh dari fine grade, yaitu ketebalannya paling banyak hanya 2.8 cm, bermanfaat untuk jalan dengan intensitas beban yang rendah, bisa untuk jalanan perumahan dan parkiran.
Aspal Minyak;
Aspal minyak ialah jenis bitumen atau aspal yang tercipta dari bahan sisaan yang tidak lagi dipergunakan atau diproses secara ekonomi. Bitumen atau aspal minyak berasal dari proses destilasi minyak bumi yang biasanya ada di pabrik kilang minyak. Bitumen atau aspal jenis minyak mempunyai banyak jenis penetrasi, yaitu semakin rendah angkanya, maka lapisan akan semakin keras wujudnya.
Bitumen atau aspal minyak haruslah dipanaskan pada suhu sekitar 110 hingga 170 derajat celcius sebelum nantinya dipergunakan, berfungsi agar nantinya aspal menjadi cair dan kemudian mempermudah pemindahan, pemompaan, dan juga pencampuran dengan jenis agregat lain.
Aspal Emulsi;
Aspal emulsi ialah campuran dari bitumen atau aspal dengan air, memiliki takaran sekitar 60 sampai 70%. Campuran tersebut berbentuk emulsi, memiliki tujuan supaya setiap molekul bitumen atau aspal melayang di dalam air.
Proses tersebut disebabkan karena terdapat bahan tambahan yang memiliki sifat katalis, yaitu umumnya pencampuran dari bitumen atau aspal dengan air tersebut menggunakan bantuan mesin colloidmil.
Bila bitumen atau aspal telah tersimpan dalam waktu lama sekitar tiga bulan, emulsi bitumen atau aspal kemudian terlepas dan selanjutnya bitumen atau aspal akan mulai mengendap di bagian dasar wadah. Nantinya, ketika ingin membentuk kembali ikatan emulsi, maka wadah yang berisi endapan dan juga emulsi tersebut cukup digoyangkan saja agar tercampur lagi. Bitumen atau aspal jenis ini sangat baik digunakan ketika ikatan emulsi tersebut belum terlepas.
Aspal Busa;
Aspal busa ialah jenis bitumen atau aspal ketika dicampurkan dengan air maka akan langsung berubah menjadi aspal berbusa. Perubahan seperti emulsi yang biasanya dimanfaatkan keencerannya sebagai pembentuk lapisan tipis bitumen atau aspal yang menyelimuti agregat. Bitumen atau aspal busa biasa dikenal sebagai bagian dari suatu proses daur ulang dari aspal beton yang biasanya dijadikan sebagai tuas pada permukaan jalan di daerah Pantura.
Cutback Asphalt;
Jenis bitumen atau aspal Cutback Asphalt apabila ingin digunakan, maka terlebih dahulu harus dicairkan dengan tambahan pelarut dari beragam unsur dari golongan hidrokarbon, seperti bensin, kerosin, minyak tanah, dan juga solar. Pada bagian prime coat serta tackcoat, biasanya dipergunakan tiga jenis curing, yaitu slow curing, medium curing, ataupun rapi curing,. Namun, pada saat ini penggunaan tackcoat paling sering digunakan bila dibandingkan cutback pada bitumen atau aspal jenis emulsi karena seringnya menimbulkan kebakaran.
Hal tersebut berlaku juga pada penggunaan pelarut kerosene yang tidak menguap, yang menjadikan campuran beton bitumen atau aspal sering kali harus diletakkan pada bagian atas, karena apabila bercampur dengan pelarut, maka bitumen atau aspal jenis beton akan menjadi lunak, serta terjadi bleeding, licin, dan perubahan bentuk.
Aspal Modifikasi;
Bitumen atau aspal modifikasi biasanya dikenal sebagai Polymer Modified Asphalt (PMA), ataupun juga Polymer Modified Bitumen (PMB). Kedua hal tersebut adalah bitumen atau aspal minyak yang ditambahkan dengan bahan-bahan tertentu untuk meningkatkan kinerjanya, dengan tujuan lain dari penggunaan bitumen atau aspal modifikasi adalah menghasilkan bitumen atau aspal yang tahan lama dan tahan beban.
Melihat faktor cuaca dan pengaruh lain yang dapat berdampak pada kualitas bitumen atau aspal, maka aspal modifikasi ini sangatlah diperlukan. Terdapat tiga (3) jenis aspal yang dibutuhkan, seperti aspal yang tahan panas yang dihasilkan dengan menaikkan titik lembek pada bitumen atau aspal, bitumen atau aspal yang lebih lengket yang dihasilkan dengan cara menaikkan adhesi, dan bitumen atau aspal yang tahan akan ultraviolet sehingga tidak mudah mengalami masa kadaluarsanya.
Aspal Buton;
Bitumen atau aspal buton ialah aspal yang pada mulanya berada pada pulau Buton, yaitu berasal dari beragam batuan yang di dalamnya terkandung aspal dan juga telah ditemukan sejak 1920.
Di Indonesia sendiri, PT Pertamina (Persero) merupakan produsen utama bitumen atau aspal, yang biasanya digunakan di sebagian besar proyek untuk konstruksi jalan, bahan anti korosi, bahan tahan air, dan insulator getaran di jalanan, dengan spesifikasi dari produk yang dipasarkan dengan jenis 60/70, serta telah disesuaikan pada kebutuhan dan juga kondisi di Indonesia dengan iklim tropisnya.
Baca Artikel Lainnya : Jenis-Jenis Bahan Aspa
Selain itu, produk bitumen atau aspal dari PT Pertamina (Persero) juga telah mendapatkan pengakuan dari Kementerian Pekerjaan Umum Negara Republik Indonesia untuk referensi dari pengerjaan jalanan nasional maupun Provinsi. Bitumen atau aspal produksi PT Pertamina (Persero) juga sudah dipergunakan sebagai pembuatan jalanan pada sirkuit balap, seperti sirkuit Sentul, Bogor dan juga di sirkuit Mandalika, Lombok.
Semakin teknologi berkembang, PT Pertamina (Persero) telah meningkatkan berbagai macam produk dari bitumen atau aspal yang bukan hanya dijadikan bahan baku dari pembuatan jalan saja, tapi juga sebagai bitumen atau aspal jenis modifikasi yang telah disesuaikan pada kebutuhan aplikasi jalan di masa depan, seperti bisa dipergunakan sebagai bahan baku pembuatan atap rumah atau yang umumnya dikenal dengan atap bitumen atau atap aspal, dengan karakteristik:
Lentur, kuat, tahan air, dan tahan api yaitu bisa menahan tekanan udara dengan kecepatan sampai 96.5 km per jam,
Usia pemakaian yang sangat lama,
Memiliki beragam variasi warna yang menarik,
Bisa menjadi peredam suara dari luar,
Bisa mengikuti beragam bentuk model dari atap yang unik, seperti bisa dipergunakan pada kemiringan yang cukup curam mencapai 90 derajat atau vertikal,
Praktis saat dipasang.
Demikian informasi mengenai bitumen. Semoga dapat menambah informasi mengenai apa itu bitumen, seputar bitumen, jenis bitumen dan kemudian mengenai produk bitumen dari PT Pertamina (Persero). Semoga artikel mengenai bitumen bermanfaat serta mudah untuk dapat dipahami.
kuti Sosial Media Kami One Solution Pertamina
Linkedin : Pertamina 1 Solution
Instagram : Pertamina1solution
Facebook : Pertamina1solution