Drilling adalah suatu kata dari bahasa inggris yang memiliki arti pengeboran, dalam hal ini, yang akan dilebih dibahas yaitu drilling adalah suatu proses pengeboran yang dilakukan dalam kegiatan pengeboran minyak. Drilling adalah salah satu upaya yang dilakukan untuk memperoleh minyak bumi, dengan melakukan proses ekstraksi atau pengeboran.
Pada proses mendapatkan minyak bumi, drilling adalah proses ketika minyak bumi dapat diambil dari bawah lokasi permukaan bumi. Ahli geologi dan juga geofisika menggunakan survei seismik sebagai cara pada proses pencarian struktur geologis yang dapat membentuk reservoir minyak. Penggunaan metode pengeboran bertujuan untuk menciptakan ledakan di bawah tanah di dekatnya dan melihat bila ada respons seismik, kemudian memberikan informasi tentang struktur geologi yang ada di bawah tanah.
Instrumen lain yang dapat digunakan bila ingin melakukan pengeboran adalah bisa dengan menggunakan gravimeters dan magnetometer. Di mana ekstraksi dari minyak mentah biasanya dimulai dari adanya pengeboran sumur ke reservoir bawah tanah. Ketika sumur minyak telah melalui proses penyadapan, maka ahli geologi akan mencatat di mana keberadaannya.
Kemudian untuk sumur minyak dapat dibuat dengan cara mengebor lubang panjang ke dalam bumi dengan menggunakan alat. Adapun pipa baja kemudian ditempatkan di lubang, untuk memberikan integritas struktural pada lubang sumur yang baru dibor.
Selain melalui proses pengeboran, minyak bumi juga bisa dilakukan dengan cara pengilangan. Adapun destilasi minyak bumi atau pengilangan minyak ialah suatu proses industri di mana minyak mentah diubah dan kemudian disuling menjadi produk yang lebih bermanfaat seperti berupa bahan bakar diesel, bensin, aspal, minyak pemanas, minyak tanah, gas minyak cair, bahan bakar jet dan bahan bakar minyak lainnya. Hasil dari pengolahan minyak bumi tersebut memiliki banyak manfaat bagi keberlangsungan kehidupan manusia.
Pada saat proses pengeboran, lumpur pemboran atau drilling fluid memiliki peran yang begitu penting. Di mana lumpur pemboran ialah salah satu sarana penting pada pemboran sumur minyak bumi dan digunakan saat ini, setelah sebelumnya orang hanya menggunakan air untuk menaikkan cutting.
Lumpur pemboran merupakan larutan atau suspensi berbagai drilling fluid chemicals atau bahan kimia dan juga mineral di dalam air, gas, minyak, udara, atau busa yang memiliki komposisi tertentu. Lumpur tersebut berfungsi sebagai pelumas dan sebagai perantara pendingin untuk pipa dan mata bor.
Fluida pemboran berupa lumpur merupakan komponen yang penting di dalam pengendalian sumur, karena terdapat tekanan hidrostatis yang dipergunakan sebagai pencegah fluida formasi masuk ke dalam sumur. Bukan hanya itu, lumpur tersebut juga dipergunakan untuk membentuk lapisan solid sepanjang dinding sumur yang dimanfaatkan untuk mengontrol fluida yang hilang ke dalam formasi atau disebut juga dengan fluid-loss.
Baca Artikel Lainnya : Efek rumah kaca sebagai masalah lingkungan secara global terjadi karena ini
Lumpur pemboran bekerja dengan cara disirkulasikan menggunakan pompa dengan jenis Positive Displacement Piston Pump yang dapat memproduksi tekanan hingga sebesar 5.000 psi. Pompa tersebut digerakan oleh mesin diesel atau motor listrik untuk menghasilkan tekanan yang diperlukan, dan juga laju aliran pada kondisi khusus.
Memiliki peran yang penting, menjadikan lumpur pemboran memiliki banyak fungsi di dalam industri perminyakan, di antaranya seperti:
1. Melakukan kontrol terhadap tekanan formasi dan hidrostatik
2. Menaikkan cutting ke permukaan atas
3. Menjaga stabilitas dari lubang bor
4. Mempertahankan sebagian dari berat pipa
5. Mendinginkan dan juga memberikan pelumas bit dan juga drilling assembly
6. Mengalirkan tenaga hidrolik menuju ke bit
7. Sebagai perantara dari wireline logging
8. Memungkinkan terjadinya proses evaluasi formasi dan pengumpulan data geologi
9. Meminimalisir dari adanya kerusakan bor
10. Sebagai kontrol dari adanya korosi
11. Meminimalisir pengaruh yang berdampak pada lingkungan
12. Meningkatkan tingkat keamanan dan juga keselamatan
Seiring dengan berkembangnya teknologi, hal tersebut menjadikan lumpur digunakan dalam pemboran. Berbagai jenis zat kimia dan bahan lainnya ditambahkan ke dalamnya untuk memperbaiki sifat lumpur. Hal tersebut menjadikan terdapat beberapa jenis lumpur pemboran, di antara jenis lumpur pemboran yaitu seperti:
1. Sistem lumpur tidak terdispersi atau Non Dispersed, di mana termasuk di antaranya yaitu lumpur tajak yang digunakan pada permukaan dan sumur dangkal dengan treatment yang terbatas.
2. Sistem lumpur terdispersi, digunakan pada sumur lebih dalam yang membutuhkan berat jenis lebih tinggi ataupun kondisi lubang problematis.
3. Lime Mud atau Calcium Treated Mud, digunakan pada sistem lumpur yang mengandalkan ion calcium untuk menjaga lapisan formasi shael yang dapat dengan mudah runtuh karena menyerap air.
4. Sistem lumpur air garam atau disebut juga dengan Salt Water Mud, pada Salt Water Mud ini mengandalkan larutan garam yaitu NaCl, dan KCl untuk mengurangi pembasahan formasi oleh air.
5. Sistem lumpur polymer, di sini mengandalkan beberapa polymer seperti Polyacrylate, dan Cellulose untuk melindungi dan juga sebagai pencegah larutnya cuttings ke dalam lumpur bor.
6. Oil Base Mud, digunakan untuk mengebor lapisan formasi yang peka terhadap air dan juga digunakan pada sistem lumpur yang menggunakan minyak sebagai perantara pelarut.
7. Sistem lumpur sintetis, pada sistem ini, menggunakan adanya fluida sintetis seperti jenis ester, ether, poly untuk dapat menggantikan posisi minyak sebagai perantara pelarut. Adapun jenis lumpur sintetis ini ramah lingkungan dan mahal.
Pada dasarnya, lumpur pemboran memiliki empat komposisi atau fasa yang memiliki fungsi dalam proses pemboran, di antaranya seperti:
1. Fasa cairan lumpur
Komposisi cairan pada lumpur bisa juga berupa minyak ataupun air. Lumpur oil based biasanya memiliki kandungan kadar minyak lebih dari 95 persen, dengan kadar air rendah hany sekitar 3% hingga 5 persen. Jenis lumpur oil based berupa minyak banyak dimanfaatkan untuk melepaskan drill pipe yang terjepit, serta mempermudah pemasangan casing dan juga liner.
Lumpur water based berupa minyak biasanya paling banyak dipergunakan, hal tersebut dikarenakan mudah dalam proses pembuatannya, perawatan yang murah, dan mudah diformulasikan untuk menyelesaikan kebanyakan masalah pemboran. Umumnya jenis lumpur ini dapat menggunakan air tawar dan juga air asin.
2. Padatan bahan dasar lumpur
Padatan bahan dasar lumpur berisikan dari reactive solids dan inert solids. Reactive solids ialah padatan yang dapat bereaksi dengan air, dan membentuk koloid atau clay. Dan untuk inert solid merupakan padatan yang tidak dapat bereaksi terhadap lumpur, umumnya dapat berupa barite atau biji besi yang dipergunakan untuk menaikkan densitas. Seringnya, inert solid tersusun dari berbagai komponen yang terbawa oleh lumpur pada saat dibor, seperti sand, clay, chert, dan padatan yang tidak sengaja terbawa ke dalamnya. Komponen yang tidak sengaja terbawa tersebut perlu dibuang secepat mungkin karena dapat menyebabkan terjadinya abrasi dan kerusakan pada pompa atau peralatan lainnya.
Drilling fluid chemicals atau bahan kimia berupa bahan yang secara khusus diproduksi untuk proses pemboran atau umum. Berikut ini adalah beberapa bahan kimia yang menjadi komposisi dari lumpur pemboran, di antaranya seperti:
1. Viscosifiers atau dikenal sebagai bahan pengental, seperti: Bentonite, CMC, Attapulgite, Polymer.
2. Weighing Materials atau dikenal sebagai pemberat, seperti: Barite, Calcium Carbonate, garam terlarut.
3. Thinners atau dikenal sebagai pengencer, seperti: Quebracho, Phosphates, Lignosulfonate, Lignite, Surfactant, Polyacrylate.
4. Filtrat Reducers atau dikenal sebagai pengurang filtrat, seperti: Starch, CMC, PAC, Acrylate, Bentonite, Dispersant.
5. Loss Circulation Materials, seperti: Granular, Flake, Fibrous, Slurries.
6. Aditif Khusus, di antaranya seperti: Flocculant, Corrosion Control, Defoamer, pH Control, Lubricant.
Bahan baku minyak mentah umumnya diproses oleh pabrik yang memproduksi minyak. Biasanya terdapat depot minyak di atau dekat dengan kilang minyak untuk menyimpan bahan baku minyak mentah yang masuk serta produk cair curah.
Untuk kilang minyak bumi itu sendiri adalah kompleks industri yang sangat besar yang melibatkan banyak unit pemrosesan yang berbeda dan memiliki fasilitas tambahan seperti unit utilitas dan juga tangki penyimpanan. Di setiap kilang minyak bumi, terdapat pengaturan unik dan juga kombinasi pada proses pemurnian yang sebagian besar ditentukan oleh lokasi kilang, produk yang diinginkan dan pertimbangan ekonomi.
Kilang minyak itu sendiri dianggap sebagai bagian yang penting dari sisi industri perminyakan. Beberapa proses penyulingan minyak bumi modern bahkan dapat menghasilkan minyak mentah sebanyak 800.000 hingga 900.000 barel atau 127.000 hingga 143.000 meter kubik setiap hari kerjanya.
Tidak bisa dipungkiri, kebutuhan akan energi seiring bertambahnya waktu, akan terus meningkat, tidak hanya dari sisi kuantitas tapi juga kualitas. Salah satu kualitas yang terus ditingkatkan oleh PT Pertamina (Persero) ialah penyediaan energi yang efisien dan mampu meningkatkan performa. Selain itu usaha untuk menghadirkan energi ramah lingkungan juga senantiasa ditingkatkan setiap waktunya.
Sebagai perusahaan energi terbesar di Indonesia, PT Pertamina (Persero) memiliki komitmen untuk senantiasa menyediakan energi ramah lingkungan. Di mana PT Pertamina (Persero) dengan produk Smooth Fluid 05, menyediakan Synthetic Base Mud yang digunakan untuk bahan baku pembuatan drilling mud. Keunggulan Smooth Fluid 05 dari PT Pertamina (Persero) yakni bersifat non korosif, kompatibel untuk digunakan pada gasket dan seal, dan aman digunakan untuk alat pengeboran, serta lebih stabil bila ingin disimpan dalam jangka waktu yang panjang nantinya.
Smooth Fluid 05 (SF-05) adalah produk base oil yang memiliki spesifikasi dan kegunaan khusus sebagai penunjang kegiatan pengeboran sumur minyak, dan memiliki komposisi sulfur yang sangat rendah, sehingga dapat mengurangi terciptanya potensi korosifitas pada peralatan yang digunakan. Smooth Fluid 05 (SF-05) telah memenuhi standar kualitas, baik itu yang ditetapkan SKK Migas maupun juga PHM.
Pada proses pembuatannya, Smooth Fluid 05 telah mengalami pengujian yang komprehensif, hal tersebut menjadikan Smooth Fluid 05 (SF-05) sebagai produk yang ramah lingkungan. Adapun pengujian tersebut antara lain seperti toxicity, biodegradability, skin Irritation, eye irritation dan BTX content.
Kemudian, Smooth Fluid 05 (SF-05) memiliki Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) mencapai 57 persen, dan telah memenuhi ketentuan sesuai dengan Peraturan Menteri ESDM Nomor 15 Tahun 2013 tentang penggunaan produk dalam negeri pada kegiatan usaha hulu minyak dan gas bumi, sinergi perusahaan, dan juga anak perusahaan.
Banyak keunggulan yang diberikan ketika menggunakan Smooth Fluid 05, sehingga cocok digunakan sebagai penunjang dalam kegiatan pengeboran, beberapa di antaranya yaitu seperti:
1. Non-korosif dan cocok bila dipergunakan pada peralatan pengeboran seperti pada gasket dan seal.
2. Mempunyai kestabilan yang sangat baik dan tidak mudah teroksidasi ke dalam berbagai kondisi operasi.
3. Mempunyai keamanan yang sangat baik pada setiap peralatan kerja.
4. Mempunyai keamanan yang sangat baik pada lumpur.
5. Mempunyai kestabilan yang sangat baik pada penyimpanan jangka panjang.
Smooth Fluid 05 terbukti unggul pada setiap performa di dalam berbagai kondisi pengeboran. Hal tersebut dapat dilihat dari penggunaannya sebanyak 100 persen pada pengeboran beberapa sumur minyak di Indonesia. Selain itu, SKK Migas juga telah menganjurkan bagi setiap perusahaan Migas di Indonesia untuk menggunakan produk Smooth Fluid 05 dalam melakukan proses drilling.
Produk petrokimia Smooth Fluid 05 dari Pertamina telah melalui uji ramah lingkungan yang meliputi biodegradability, LC50 atau pengaruh SF-05 bagi biota laut, skin irritation, dan juga eye irritation dengan hasil lebih baik bila dibandingkan dengan apa yang telah dipersyaratkan oleh standar international US-EPA dan OECD.
Selain itu, Smooth Fluid 05 yang diproduksi oleh PT Pertamina (Persero) juga memiliki kualitas yang terjamin dengan mutu international, hal itu telah dibuktikan oleh PT Pertamina (Persero) dengan mengekspor lebih dari 4.000 barel ke luar negeri pada tahun 2019. Upaya ekspor yang dilakukan oleh PT Pertamina (Persero) merupakan salah satu bentuk sinergi Pertamina dan tim Petrochemical Trading yang bekerjasama untuk melakukan penjualan produknya ke luar negeri.
Karakteristik dari Smooth Fluid 05 yang ramah lingkungan juga telah terbukti ketika produk ini digunakan pada saat aktivitas pengeboran mulai dari Gurun Sahara di Aljazair, hingga deep water di Kalimantan. Selain itu, tidak hanya memenuhi standar Authorization for Expenditure, Smooth Fluid 05 juga aman diimplementasikan untuk membantu pengeboran yang dekat dengan sumber air bersih tanpa memberikan dampak negatif, seperti kerusakan lingkungan. Hal itu menjadikan Smooth Fluid 05 tidak hanya andal digunakan oleh perusahaan pengeboran dalam negeri saja, tapi juga luar negeri.
Pertamina akan terus berusaha menjaga kualitas dan juga berkomitmen menjadikan Smooth Fluid 05 sebagai synthetic base mud terbaik. Melalui peningkatan kualitas produk serta dukungan layanan after sales, menjadikan PT Pertamina (Persero) siap berkolaborasi untuk melancarkan bisnis pengeboran dengan para partner atau konsumen industri. Tidak lupa pula yaitu komitmen Pertamina untuk senantiasa menghadirkan produk yang ramah lingkungan untuk generasi masa depan.
Adapun apabila ingin mendapatkan informasi lebih banyak mengenai berbagai macam produk petrokimia atau juga bahan bakar lainnya dari PT Pertamina (Persero), maka dapat dengan melakukan akses internet melalui website www.pertamina.com, dan dapat juga dengan mengakses website onesolution pertamina. Kemudian juga bisa didapatkan dengan cara menghubungi Pertamina Call Center atau PCC di 135, apabila ingin mendapatkan informasi terpercaya mengenai mengenai berbagai macam produk petrokimia atau juga bahan bakar lainnya dari PT Pertamina (Persero) dan juga pelayanan terbaik yang tersedia lainnya.