Aviasi

Selasa, 28 Februari 2023
Aviasi

Aviasi (Aviation dalam bahasa Inggris) adalah bidang studi yang berkaitan dengan segala hal yang berhubungan dengan pesawat terbang dan penerbangan. Aviasi mencakup segala hal mulai dari desain, pembuatan, dan perawatan pesawat terbang hingga navigasi, meteorologi, dan keselamatan penerbangan.

Dalam konteks industri, aviasi merujuk pada seluruh aktivitas yang terkait dengan penerbangan, termasuk maskapai penerbangan, produsen pesawat, lembaga pengaturan penerbangan, dan perusahaan dukungan lainnya.

Aviasi sangat penting dalam perekonomian global karena menghubungkan orang dan barang dari satu tempat ke tempat lain di seluruh dunia dengan cepat dan efisien. Ini juga berkontribusi terhadap penelitian dan pengembangan teknologi yang baru dan canggih, seperti pesawat terbang listrik dan kendaraan udara otonom.

Sejarah aviasi dimulai pada awal abad ke-19 ketika penemuan balon udara oleh para ilmuwan Prancis Joseph dan Etienne Montgolfier pada tahun 1783. Balon udara pertama terbang di atas Paris dan menjadi bahan obrolan di seluruh Eropa. Namun, balon udara tidak dapat dikendalikan, dan tidak dapat melakukan penerbangan jarak jauh, sehingga sebagian besar kemajuan dalam teknologi penerbangan terjadi pada abad ke-20.

Pada awal abad ke-20, penemuan pesawat terbang oleh Wright Bersaudara pada tahun 1903 menjadi tonggak sejarah dalam penerbangan. Pesawat terbang pertama yang bisa terbang sendiri ini mampu dikendalikan, dan diikuti dengan kemajuan dalam teknologi mesin pesawat dan sistem navigasi.

Selama Perang Dunia I, pesawat terbang mulai digunakan secara luas untuk misi pengintaian dan pertempuran udara. Setelah perang, penggunaan pesawat terbang berkembang dengan pesat untuk tujuan perdagangan dan transportasi. Pada tahun 1927, Charles Lindbergh terbang non-stop dari New York ke Paris dan menjadi pahlawan bagi banyak orang, membuka era penerbangan trans-Atlantik.

Selama Perang Dunia II, pesawat terbang digunakan untuk transportasi militer dan pertempuran, dan kemajuan dalam teknologi pesawat terbang berkembang pesat. Setelah perang, banyak mantan pesawat tempur yang diubah menjadi pesawat komersial dan memberikan kemajuan pada industri penerbangan.

Pada tahun 1950-an dan 1960-an, pesawat jet komersial pertama mulai muncul, memungkinkan penerbangan yang lebih cepat dan lebih jauh. Penerbangan ke luar angkasa dan pengembangan teknologi pesawat supersonik seperti Concorde juga menjadi fokus pada era ini.

Dalam dunia aviasi, ada banyak hal yang dibutuhkan untuk menjalankan operasi penerbangan yang aman dan efektif. Berikut ini adalah beberapa hal yang dibutuhkan dalam dunia aviasi:

  1. Pesawat: Pesawat yang handal dan aman merupakan hal utama yang dibutuhkan dalam dunia aviasi. Pesawat harus dilengkapi dengan sistem navigasi, mesin yang kuat, dan sistem keamanan yang dapat mencegah kecelakaan.

  2. Bahan bakar: Pesawat membutuhkan bahan bakar untuk terbang. Bahan bakar yang digunakan harus berkualitas tinggi dan diproses dengan benar untuk memastikan kinerja yang baik.

  3. Pilot dan kru: Pilot dan kru merupakan bagian penting dalam menjalankan operasi penerbangan yang sukses. Mereka harus memiliki keterampilan dan pengetahuan yang cukup untuk mengoperasikan pesawat dan menavigasi rute penerbangan dengan aman.

  4. ATC (Air Traffic Control): ATC memainkan peran penting dalam memastikan keselamatan penerbangan. Mereka memberikan panduan dan instruksi kepada pilot untuk memastikan pesawat terbang dalam rute dan jarak yang aman.

  5. Perawatan pesawat: Perawatan yang baik dan teratur pada pesawat sangat penting untuk memastikan kinerja dan keamanan yang optimal. Hal ini meliputi inspeksi, perbaikan, dan penggantian bagian-bagian pesawat yang aus atau rusak.

  6. Infrastruktur bandara: Bandara yang baik dilengkapi dengan landasan pacu yang memadai, sistem pencahayaan, navigasi, dan sistem keamanan yang baik. Hal ini memastikan pesawat dapat mendarat dan lepas landas dengan aman dan efektif.

  7. Regulasi dan aturan penerbangan: Regulasi dan aturan penerbangan yang ketat dibutuhkan untuk memastikan keselamatan penerbangan. Hal ini termasuk aturan tentang batas ketinggian, kecepatan, dan jarak aman antar pesawat.

  8. Penerbangan berbiaya rendah: Dalam era penerbangan berbiaya rendah, maskapai harus berfokus pada efisiensi operasional dan penghematan biaya. Hal ini meliputi penggunaan pesawat yang lebih efisien, pengurangan biaya perawatan dan pengelolaan stok bahan bakar.

Semua faktor di atas harus diatur dan diatur dengan cermat untuk memastikan operasi penerbangan yang aman, efektif, dan efisien.

Kemudian, aviasi memiliki manfaat yang sangat signifikan bagi banyak bidang, antara lain seperti sebagai berikut:

1. Transportasi cepat dan efisien: aviasi memungkinkan orang untuk melakukan perjalanan jarak jauh dengan cepat dan efisien. Ini membantu menghubungkan orang dari berbagai

negara, memfasilitasi perdagangan internasional, serta membantu pertumbuhan ekonomi

dan industri pariwisata.

  1. Pengiriman barang dan logistik: Pesawat kargo memungkinkan pengiriman barang dan

    logistik dalam jumlah besar dalam waktu yang relatif singkat. Ini membantu memfasilitasi perdagangan internasional, memenuhi kebutuhan industri, dan membantu misi kemanusiaan di seluruh dunia.

  2. Pencarian dan penyelamatan: Pesawat digunakan dalam operasi pencarian dan penyelamatan untuk mencari dan menyelamatkan orang yang hilang atau terjebak dalam bencana alam. Pesawat juga dapat digunakan untuk memberikan bantuan medis atau bantuan kemanusiaan dalam situasi darurat.

  3. Pengamatan dan pemantauan: Pesawat dapat digunakan untuk memantau lingkungan, termasuk pengamatan cuaca dan iklim, serta memantau tanaman, hutan, dan satwa liar. Hal ini dapat membantu dalam konservasi lingkungan dan pengelolaan sumber daya alam.

  4. Keamanan nasional: Pesawat digunakan untuk keamanan nasional, termasuk untuk patroli udara dan pengawasan perbatasan. Pesawat juga dapat digunakan untuk operasi militer, termasuk pengiriman personel dan perlengkapan.

  5. Inovasi dan pengembangan teknologi: Industri aviasi mendorong inovasi dan pengembangan teknologi dalam berbagai bidang, termasuk teknologi penerbangan, mesin pesawat, dan sistem navigasi. Hal ini memiliki dampak positif pada kemajuan teknologi dan pengembangan ekonomi.

Dengan manfaat-manfaat tersebut, aviasi memiliki peran yang penting dalam kehidupan manusia dan perkembangan masyarakat secara umum.

Mengenai pesawat terbang. Pesawat terbang memiliki 2 (dua) klasifikasi, yang pertama adalah pesawat yang lebih berat daripada AeroAerodyne ataupun udara. Adapun contoh dari jenis pertama adalah seperti gyroplane, pesawat terbang, dan helikopter. Kedua, yaitu lebih ringan dari pesawat udara atau aerostat, contohnya adalah airship atau kapal udara. Dari kedua penjelasan tersebut dapat dibuat simpulan bahwa ada berbagai macam jenis bahan bakar pesawat di dunia ini.

Ada banyak jenis bahan bakar jet di dunia, namun ketika masyarakat umum menanyakannya, biasanya jawabannya adalah bahan bakar jet atau Avtur. Ada juga yang mengatakan bahwa bahan bakar jet atau Avtur adalah sama halnya dengan bahan bakar Avtur atau bensin, yang sebenarnya menyesatkan. Perlu diketahui bahwa meskipun Avtur adalah sejenis minyak tanah, namun pada dasarnya tergantung dari mesin yang digunakan dan jenis pesawat itu sendiri.

Bahan bakar bensin yang juga dikenal sebagai Avtur oleh masyarakat umum pada dasarnya adalah Avgas. Avgas, atau bahan bakar penerbangan, adalah jenis bahan bakar yang digunakan pada pesawat terbang yang dilengkapi dengan mesin piston. Avtur atau Bahan Bakar Turbin Penerbangan juga termasuk sebagai bahan bakar pesawat terbang dengan mesin turbin atau jet. Inilah mengapa benzena atau avgas berbeda dengan bahan bakar jet.

Pada dunia aviasi, selama pengisian bahan bakar pesawat. Bahan bakar pesawat tidak boleh terisi penuh hingga kapasitas maksimum dari fasilitas penyimpanan bahan bakar pesawat itu sendiri. Pesawat hanya diperbolehkan untuk mengisi bahan bakar sesuai dengan kebutuhan perjalanan, tanpa mengabaikan durasi penerbangan sesuai regulasi yang berlaku.

Baca Artikel Lainnya : Apa Itu Drilling

Alasan tidak diperbolehkan untuk mengisi bahan bakar pesawat secara penuh adalah untuk mencegah pesawat terjadi kelebihan muatan atau overload, karena dapat menimbulkan bahaya dan hal-hal yang tidak diharapkan lainnya, terutama saat pesawat berada di udara. Selain untuk menghindari kelebihan muatan, pesawat juga dikenai pembatasan maksimal di beberapa titik, seperti jumlah liter bahan bakar pesawat yang dapat diangkut, berat lepas landas maksimum, dan jumlah penumpang maksimum. Beberapa hal tersebut haruslah dipastikan dan diperhatikan semaksimal mungkin sebelum melanjutkan kepada prosedur penerbangan agar pesawat sampai tujuan dengan selamat.

Kemudian, selama proses pengisian bahan bakar pesawat juga dilarang keras untuk menggunakan perangkat elektronik berfrekuensi tinggi seperti yang terdapat pada smartphone atau perangkat lainnya, jika hal tersebut sudah menjadi aturan yang disepakati dan menjadi tata cara pengisian bahan bakar International Air Transport Association. atau IATA. Selain perangkat atau smartphone, ada juga tindakan tidak merokok, penanganan cahaya dan penggunaan material atau perangkat elektronik yang menimbulkan percikan api.

Penggunaan peralatan elektronik lainnya khususnya gawai dalam pengisian bahan bakar pesawat dapat memicu terjadinya pembakaran uap bahan bakar yang disebabkan oleh gelombang elektromagnetik dan frekuensi yang sangat tinggi, serta tidak mudah meledak sehingga dapat mengakibatkan keluarnya uap yang mudah terbakar ke dalam peralatan yang digunakan. Perangkat tersebut memiliki arus listrik yang cukup untuk menghasilkan percikan api setelahnya.

Baca Artikel Lainnya : Musicool

Namun, apabila diharuskan untuk menggunakan perangkat, pengguna pesawat dapat menggunakan perangkat yang telah dilindungi dan tidak dapat menyebabkan kebakaran, atau yang disebut sebagai ponsel yang aman secara intrinsik, di mana ponsel yang aman secara intrinsik pada dasarnya adalah perangkat yang dibuat dan juga dirancang khusus untuk tetap dapat berfungsi digunakan di tempat yang berbahaya, di mana tempat berbahaya tersebut mudah meledak. Umumnya, jenis peralatan intrinsically safe cell phone digunakan oleh operator dan pekerja pengisian bahan bakar pesawat untuk berkomunikasi satu sama lain dan dengan operator di lokasi.

Kemudian, untuk jenis bahan bakar aviasi antara lain: 1. Avgas (bahan bakar penerbangan)

Adalah bahan bakar jet untuk pesawat yang dilengkapi dengan mesin piston. Bahan bakar avgas ini merupakan bahan bakar yang diolah dari bensin atau disuling menurut volatilitas, titik beku, titik didih dan titik nyala.

Avgas berbeda dengan mogas atau motor bensin, dimana avga digunakan pada pesawat terbang sedangkan mogas digunakan pada kendaraan bermotor seperti mobil atau motor.

Avgas diklasifikasikan menjadi beberapa jenis diantaranya:

  • -  Avgas 100 / DEF-STAN 91-90 / ASTM D-910

    Avgas 100 memiliki nilai oktan yang tinggi karena adanya penambahan zat aditif yaitu timbal atau lead, dan berwarna hijau. - Rata-rata 100 LL

    Hal yang sama berlaku untuk avgas tetapi avgas 100LL adalah avgas dengan lebih sedikit timbal di mana LL berarti timbal rendah dan warna avgas 100LL adalah biru.

  • -  Avgas 82UL/ASTM 6227

    Biasanya digunakan untuk mesin pesawat dengan rasio kompresi rendah tanpa timah tambahan untuk mencegah penumpukan oktan. Warna bahan bakar ini adalah ungu.

2. Avtur (bahan bakar turbin penerbangan) atau Aviation Oil

Berbeda dengan Avgas yang digunakan pada pesawat bermesin piston, Avtur digunakan pada pesawat bermesin turbin atau jet. Selain itu, Avgas disuling dari bensin, sedangkan Avtur berasal dari pengolahan minyak tanah, atau minyak tanah, dengan perbedaan dari minyak tanah yang biasa digunakan dalam operasi kontinyu hanya kemurnian dan titik didih serta titik nyala.

Avtur adalah nama generik yang digunakan untuk menyebut bahan bakar jet. Namun pada dasarnya setiap negara memiliki nama tersendiri ketika menyebut Avtur di negaranya masing-masing, dimana Avtur untuk sipil berbeda dengan nama Avtur untuk tentara NATO dan juga untuk China.

Avtur yang ditujukan untuk warga sipil biasa disebut Jet A-1, Jet A dan juga Jet B, sedangkan Avtur yang digunakan dalam dunia militer diawali dengan huruf JP atau Jet Propellant. Nama kode DEF STAN 91-91 di Inggris sendiri. Dalam kasus Amerika Serikat yaitu ASTM D1665. NATO F-35, CIS atau Commonwealth of Independent States negara-negara seperti Rusia, Belarus, Kazakhstan, Moldova, Tajikistan, Ukraina, Uzbekistan (Asia Tengah), Armenia, Azerbaijan, Georgia, Kyrgyzstan dan Turkmenistan menyebutnya TS-1 dan China menyebutnya RP-1, RP-2 dan seterusnya.

Penjelasan lebih lanjut tentang avtur sebagai berikut:
a. Avtur untuk pesawat sipil atau niaga, maskapai penerbangan

Civil Avtur terbagi menjadi 3 (tiga) yaitu Jet A-1, Jet A dan juga Jet B. Perbedaan dari ketiganya adalah Jet A-1 memiliki titik beku paling rendah dibandingkan dengan Jet A. Jet. B adalah bahan bakar Avtur memiliki titik beku paling rendah.

b. Avtur Jet A-1 / DEF STAN 91-91 / ASTM-D1665 / F-35

Avtur Jet A-1 merupakan bahan bakar yang paling umum digunakan pada pesawat niaga dan niaga, yang memiliki keunggulan titik leleh minus 47 derajat Celcius.

Titik beku Avtur mendukung jelajah pesawat atau biasa disebut cruising pada ketinggian 30.000 kaki hingga 40.000 kaki dimana pada puncak perjalanan suhu ambient atau aliran bebas dapat naik hingga minus 45 derajat Celcius. Oleh karena itu, jika pesawat tidak menggunakan Avtur Jet A-1 dalam cruise flight, maka dapat dipastikan bahan bakar Avtur akan membeku karena membeku, dan pesawat akan mengalami kerusakan mesin dan pesawat akan jatuh saat cruise flight.

Jet A-1 memiliki beberapa sebutan di beberapa negara yaitu DEF STAN 91-91 di Inggris, F-35 di NATO dan ASTM D1665 secara internasional. Namun sebagian besar sama yaitu Avtur Jet A-1. C.Avtur Jet A/F-35/ASTM-D16/DEF-STAN 91-91

c. Avtur Jet A / F-35 / ASTM-D16 / DEF-STAN 91-91

Avtur Jet A memiliki tingkat flash point pada minus 40 derajat selsius dan tidak digunakan pada pesawat komersil yang terdapat pada negara Indonesia, biasanya Jet A digunakan pada pesawat latih ataupun juga pada pesawat yang menggunakan mesin jet yang tidak terbang pada ketinggian yang begitu tinggi yaitu setidaknya kurang lebih hanya berada pada ketinggian maksimal 10.000 kaki, karena akan sangat berbahaya bagi pesawat jenis ini untuk terbang seperti pesawat jelajah yaitu pada 30.000 hingga 40.000 kaki, di mana alasan suhu udara menjadikan penyebab di dalamnya.

d. Avtur Jet B / CAN-CGSB 3 / ASTM D-6615

Untuk jenis Avtur Jet B ini berlaku terutama di negara-negara dengan cuaca ekstrim yaitu negara dengan suhu yang sangat dingin seperti negara Eropa dan Amerika Utara yang mana Avtur Jet B ini memiliki daya bakar yang tinggi sehingga sangat tinggi. . cocok untuk negara dengan cuaca ekstrim.

Avtur Jet B tidak digunakan di Indonesia dan jenis Avtur ini sangat rumit dalam hal penyimpanan, sehingga diperlukan penanganan ekstra jika ingin menggunakan jenis Avtur ini. B. Avtur untuk pesawat militer

Jenis SUV ini menggunakan simbol JP atau Jet Propellant, dengan contoh SUV militer seperti:

  • -  JP-4: adalah bahan bakar jet dengan titik leleh yang sangat rendah. Pada saat yang sama, NATO memberi Avtur itu kode F-40, yang disebut Avtag. Kalau tidak, JP-4 pada dasarnya disebut Jet B dalam versi bahan bakar sipil.

  • -  JP-5: adalah avtur yang berwarna kuning dan memiliki titik beku minus 46 derajat Celcius, dimana NATO mengkodekan JP-5 sebagai F-44 dengan Avcat. -JP-8:

    adalah bahan bakar jet yang paling umum digunakan karena JP-8 adalah Jet A-1 seperti yang disajikan dalam versi sipil. JP-8 ditunjuk oleh kode NATO F-34.

    Sedangkan untuk di negara Indonesia sendiri, PT Pertamina (Persero) setidaknya menyediakan dua pilihan produk bahan bakar untuk pesawat, yaitu Avtur (Jet A-1) dan Avgas. Di mana PT Pertamina (Persero) senantiasa memastikan penanganan dan juga kualitas dari setiap produk bahan bakar yang diproduksi, di setiap tahap pemindahan produknya, dimulai dari kilang, hingga

kemudian dipergunakan oleh pesawat, sesuai dengan standar regulasi Joint Inspection Group atau JIG. Adapun produk Jet A-1 telah terdaftar pada TSCA EINECS/ ELINCS, selain itu juga terdaftar pada AICS, dan tersertifikasi OSHA 29 CFR 1910.1200.
Kemudian untuk produk Avgas, Avgas telah sesuai dengan versi paling baru dari Standar Pertahanan 91/90 yang biasa dipergunakan pada pesawat yang menggunakan mesin piston dan juga untuk digunakan pada helikopter ringan, di mana Avgas yang disediakan oleh PT Pertamina (Persero) ialah Avgas jenis 100LL. Avgas jenis 100LL tersebut merupakan bahan bakar yang ramah lingkungan dengan memiliki kadar kandungan aditif timbal tidak sampai dengan 0,56 gram di setiap liternya. Adapun Avgas dari PT Pertamina (Persero) juga telah terdaftar pada TSCA EINECS/ ELINCS serta AICS, dan juga tersertifikasi OSHA 29 CFR 1910.1200.

Demikian penjelasan singkat mengenai aviasi. Apabila ingin mengetahui lebih dalam seputar aviasi dan berbagai macam produk petrokimia atau juga bahan bakar lainnya dari PT Pertamina (Persero), maka dapat dengan mengakses website pertamina.com, dan bisa juga untuk mengunjungi onesolution pertamina. Selain itu juga dapat menghubungi Pertamina Call Center (PCC) di 135, untuk mendapatkan informasi lebih mengenai aviasi, dan juga pelayanan terbaik yang tersedia lainnya. 


Ikuti Sosial Media Kami One Solution Pertamina

Linkedin   Pertamina 1 Solution

Instagram : Pertamina1solution

Facebook  Pertamina1solution