Musicool

Selasa, 28 Februari 2023
Musicool

Mulai diproduksi pada tahun 2006, Musicool merupakan produk refrigeran hidrokarbon dari PT Pertamina (Persero) dengan kandungan kemurnian tinggi, yang dapat diaplikasikan langsung sebagai pengganti refrigeran sintetik pada berbagai mesin pendingin. Dengan berbagai keunggulan dari Musicool, antara lain seperti hemat energi kurang lebih 20%, tidak merusak ozon, dan juga tidak menimbulkan efek gas rumah kaca. Oleh karena itu, penggunaan Musicool pada mesin pendingin ruangan, kendaraan, maupun berbagai mesin pendingin lainnya, akan berkontribusi sebagai bentuk energi pintar yang tetap menjaga kelestarian lingkungan dan juga sebagai upaya penghematan energi.

Kebutuhan atas penggunaan alat pendingin atau yang umumnya disebut sebagai mesin refrigerasi memang sudah tidak terelakkan lagi dalam berbagai kegiatan kemasyarakatan. Akan tetapi demikian, penggunaan zat refrigeran jenis sintetik yang selama ini digunakan di berbagai mesin pendingin, memiliki dampak negatif berupa rusaknya ozon dan menimbulkan potensi pemanasan global.

PT Pertamina (Persero) hadir memberikan solusi berupa produk refrigeran alami yang terbuat dari bahan hidrokarbon, dengan brand Musicool karena seiring dengan adanya perkembangan regulasi pemerintah serta peningkatan kesadaran berbagai pihak terkait adanya potensi kerusakan lingkungan akibat penggunaan refrigeran sintetik.

Adapun refrigeran itu sendiri adalah suatu zat atau campuran zat yang digunakan dalam sistem refrigerasi untuk mentransfer panas dari suatu ruangan atau benda ke lingkungan sekitarnya. Refrigeran umumnya berbentuk cair atau gas yang mudah menguap dan memiliki sifat termal yang baik, yaitu mampu menyerap dan menghilangkan panas dari suatu benda atau lingkungan pada suhu yang rendah.

Refrigeran digunakan dalam sistem refrigerasi seperti pendingin udara, kulkas, pendingin makanan dan minuman, AC, dan sistem pendingin lainnya. Ketika refrigeran mengalir melalui sistem pendingin, ia menyerap panas dari udara atau benda di sekitarnya dan mengubahnya menjadi gas. Kemudian, refrigeran dikompresi dan dikirim ke kondensor, di mana ia melepaskan panas yang telah ditransfer sebelumnya dan kembali ke bentuk cair untuk digunakan kembali dalam siklus pendinginan.

Untuk proses dari pembuatan refrigeran, pada umumnya melibatkan beberapa tahap, antara lain seperti:

  1. Pembuatan bahan dasar: Bahan dasar refrigeran biasanya dibuat melalui suatu proses kimia di pabrik. Sebagai contoh, gas alam ataupun minyak bumi dapat kemudian diolah menjadi bahan kimia seperti etilena atau propilena.

  2. Reaksi kimia: Bahan dasar refrigeran yang telah jadi kemudian diubah melalui serangkaian reaksi kimia untuk kemudian menghasilkan produk refrigeran yang diinginkan. Sebagai contoh, R-134a dibuat melalui reaksi kimia antara tetrafluoroetilena dengan hidrogenfluorida.

  3. Pemurnian: Refrigeran yang telah dihasilkan kemudian nantinya harus dimurnikan terlebih dahulu untuk memastikan bahwa tidak terdapat adanya kontaminan atau zat lain yang tercampur di dalam refigeran.

  4. Kemasan: Refrigeran yang sudah dimurnikan kemudian selanjutnya akan dikemas ke dalam wadah yang sesuai, seperti dikemas pada tabung atau silinder, dan kemudian nantinya akan dijual kepada pengguna akhir.

Adapun dari pembuatan refrigeran bisa berbeda-beda, tergantung pada jenis refrigeran yang akan dibuat dan juga teknologi yang digunakan oleh produsen. Akan tetapi, penting untuk diingat bahwa refrigeran bisa saja memiliki dampak negatif pada lingkungan apabila terjadi kebocoran dan naik ke atmosfer, karena sebagian besar refrigeran mengandung gas-gas yang dapat merusak lapisan ozon dan menyebabkan pemanasan global. Oleh karena itu, penggunaan refrigeran harus diatur dengan ketat dan diawasi untuk meminimalkan dampaknya pada lingkungan.

Berikut beberapa contoh refrigeran yang sering digunakan:

  1. R-134a: Digunakan pada sistem pendingin AC mobil dan sistem refrigerasi rumah tangga.

  2. R-410A: Digunakan pada sistem pendingin AC rumah tangga yang lebih baru dan memiliki efisiensi yang lebih baik daripada R-22.

  3. R-22: Digunakan pada sistem pendingin AC dan sistem refrigerasi komersial sebelum dilarang penggunaannya pada tahun 2020 karena berdampak negatif pada lingkungan.

  4. R-404A: Digunakan pada sistem refrigerasi komersial seperti lemari pendingin dan mesin

    es krim.

  5. R-290 (propana): Digunakan pada sistem refrigerasi rumah tangga dan komersial sebagai

    alternatif yang lebih ramah lingkungan daripada R-22 atau R-404A.

  6. R-600a (isobutana): Digunakan pada sistem refrigerasi rumah tangga dan komersial

    sebagai alternatif yang lebih ramah lingkungan daripada R-22 atau R-404A.

  7. R-717 (amonia): Digunakan pada sistem refrigerasi industri besar seperti di pabrik es atau

    pendingin udara untuk gedung-gedung besar.

Beberapa jenis refrigeran yang umum telah banyak digunakan dalam sistem refrigerasi adalah termasuk R-22, R-134a, R-410A, dan R-404A. Namun, tidak semua jenis refrigeran telah diidentifikasi sebagai penyebab dari kerusakan lapisan ozon dan/atau berkontribusi pada efek

rumah kaca, sehingga kemudian dilarang penggunaannya di beberapa Negara, dan selanjutnya sedang dicari alternatif yang lebih ramah lingkungan.

Efek rumah kaca tersebut yaitu merupakan suatu proses yang terjadi ketika gas yang berada pada atmosfer Bumi menyerap panas yang dihasilkan dari sinar Matahari yang berasal dari Bumi. Selain itu, proses efek rumah kaca juga dapat dijelaskan juga sebagai proses ketika terdapat radiasi sinar Matahari yang mengenai atmosfer Bumi. Radiasi energi panas yang akan dipantulkan oleh Bumi menjadi terhalang, yang kemudian menjadikan panas tersebut tertahan di Bumi. Ketika panas tersebut telah tertahan di Bumi, kemudian menjadikan suhu atau temperatur yang ada di Bumi menjadi meningkat. Gas yang ada pada rumah kaca membiarkan cahaya Matahari untuk masuk ke dalam Bumi, akan tetapi gas rumah kaca tersebut tidak dapat memantulkan lagi ke permukaan Bumi.

Efek rumah kaca tersebut disebabkan oleh adanya peningkatan konsentrasi beragam gas tertentu di atmosfer, seperti metana (CH4), karbon dioksida (CO2), dan nitrogen oksida (N2O). beberapa gas tersebut disebut juga sebagai gas rumah kaca, karena beberapa gas tersebut dapat menyerap panas dari radiasi matahari yang kemudian dipantulkan oleh permukaan bumi dan kemudian bumi menyimpannya di atmosfer, menyebabkan peningkatan suhu global.

Penyebab utama dari peningkatan konsentrasi gas rumah kaca adalah adanya aktivitas manusia, khususnya karena penggunaan bahan bakar fosil seperti gas alam, minyak, dan batu bara untuk kebutuhan pembangkit listrik, transportasi, dan industri. Penebangan hutan dan juga perubahan penggunaan lahan juga dapat menjadikan terjadinya pelepasan beragam gas rumah kaca ke atmosfer.

Efek rumah kaca tersebut dapat memiliki dampak yang serius pada lingkungan dan juga pada manusia, termasuk menjadikan meningkatnya suhu global, kekeringan, peningkatan level laut, banjir, dan perubahan ekosistem. Oleh karena itu, sangat penting untuk mengurangi emisi gas-gas rumah kaca dan juga mengambil tindakan untuk mengurangi dampak perubahan iklim yang telah terjadi dan yang mungkin akan datang nantinya.

Dalam upaya mengurangi penyebab kerusakan lapisan ozon dan/atau yang memiliki kontribusi pada efek rumah kaca, sehingga banyak jenis refigeran dilarang penggunaannya di beberapa Negara, dan sedang dicari alternatif yang lebih ramah lingkungan, dan kemudian dipergunakanlah refigeran hidrokarbon. Sedangkan refigeran hidrokarbon itu sendiri adalah jenis refrigeran yang terdiri dari senyawa hidrokarbon yang digunakan dalam sistem pendingin untuk mendinginkan udara atau benda. Refrigeran hidrokarbon umumnya dibuat dari senyawa alifatik dan memiliki rumus kimia CHx, di mana x adalah jumlah atom hidrogen dalam molekul. Contoh refrigeran hidrokarbon yang umum digunakan termasuk propana (R-290) dan isobutana (R-600a).

Refrigeran hidrokarbon bukanlah suatu penemuan yang spesifik, melainkan lebih merupakan pengembangan dari zat hidrokarbon yang sudah ada sebelumnya. Hidrokarbon sendiri adalah senyawa organik yang terdiri dari atom karbon dan atom hidrogen, dan terdapat dalam berbagai bentuk, seperti gas alam, minyak bumi, dan sebagainya.

Baca Artikel Lainnya : Pengertian Reservoir

Penggunaan hidrokarbon dalam sistem pendingin dimulai sejak awal abad ke-19, ketika etilena dan amonia digunakan sebagai refrigeran dalam sistem pendingin. Namun, penggunaan amonia dan etilena dihentikan karena sifatnya yang beracun dan berbahaya bagi kesehatan manusia.

Kemudian, pada tahun 1920-an, propana dan butana, yang termasuk ke dalam kategori hidrokarbon, ditemukan dan digunakan sebagai refrigeran alternatif. Penggunaan propana dan butana sebagai refrigeran sangat populer pada tahun 1930-an, tetapi kemudian digantikan oleh refrigeran sintetis seperti R-12 dan R-22.

Namun, pada akhir-akhir ini, refrigeran hidrokarbon kembali menjadi perhatian karena sifatnya yang ramah lingkungan dan efisiensi yang baik. Beberapa jenis hidrokarbon yang digunakan sebagai refrigeran hidrokarbon antara lain propana (R-290), isobutana (R-600a), dan propena (R-1270). Penggunaan refrigeran hidrokarbon saat ini terus berkembang sebagai alternatif yang lebih ramah lingkungan bagi refrigeran sintetis yang lebih tua dan berbahaya bagi lingkungan.

Refrigeran hidrokarbon dianggap sebagai alternatif yang lebih ramah lingkungan daripada refrigeran klorofluorokarbon (CFC) atau hidrofluorokarbon (HFC), karena mereka tidak mengandung klorin atau fluorin, yang dapat merusak lapisan ozon atau menyebabkan efek rumah kaca. Selain itu, refrigeran hidrokarbon juga memiliki efisiensi yang baik dan biaya yang relatif murah. Namun, karena refrigeran hidrokarbon sangat mudah terbakar, penggunaan dan penanganannya harus dilakukan dengan sangat hati-hati dan sesuai dengan peraturan keselamatan yang ketat.

Refrigeran hidrokarbon memiliki beberapa kelebihan dibandingkan dengan refrigeran lainnya, seperti:

  1. Lebih ramah lingkungan: Refrigeran hidrokarbon tidak mengandung klorin atau fluorin, sehingga tidak berkontribusi terhadap penipisan lapisan ozon atau efek rumah kaca.

  2. Efisiensi yang baik: Refrigeran hidrokarbon dapat memberikan efisiensi pendinginan yang sama atau bahkan lebih baik daripada refrigeran lainnya, seperti HFC.

  3. Biaya yang lebih murah: Refrigeran hidrokarbon biasanya lebih murah daripada refrigeran lainnya, seperti HFC atau HCFC.

  4. Tidak merusak lingkungan: Refrigeran hidrokarbon bersifat alami, mudah terurai dan tidak menimbulkan residu kimia yang berbahaya bagi lingkungan.

  5. Aman untuk kesehatan: Refrigeran hidrokarbon tidak berbahaya bagi kesehatan manusia dan tidak beracun jika terhirup.

Meskipun refrigeran hidrokarbon memiliki beberapa kelebihan, namun terdapat juga beberapa kekurangan yang harus diperhatikan, antara lain:

  1. Mudah terbakar: Refrigeran hidrokarbon sangat mudah terbakar dan dapat meledak jika terkena api atau panas yang berlebihan. Oleh karena itu, penggunaan refrigeran hidrokarbon harus dilakukan dengan sangat hati-hati dan sesuai dengan peraturan keselamatan yang ketat.

  2. Toksik: Beberapa jenis refrigeran hidrokarbon dapat menjadi racun jika terhirup dalam jumlah besar dan dalam jangka waktu lama. Oleh karena itu, penanganan refrigeran

hidrokarbon harus dilakukan dengan hati-hati dan sesuai dengan peraturan keselamatan

yang ketat.

  1. Efek rumah kaca: Meskipun refrigeran hidrokarbon tidak mengandung klorin atau

    fluorin, namun beberapa jenis refrigeran hidrokarbon dapat memiliki potensi untuk

    menjadi gas rumah kaca jika bocor ke lingkungan.

  2. Keterbatasan suhu rendah: Beberapa jenis refrigeran hidrokarbon memiliki keterbatasan

    dalam penggunaannya pada suhu rendah, seperti pada pendinginan suhu beku, karena

    memiliki tekanan uap yang rendah pada suhu rendah.

  3. Perubahan sistem: Penggunaan refrigeran hidrokarbon dalam sistem pendingin dapat

    memerlukan perubahan pada desain sistem pendingin, karena refrigeran ini memiliki sifat yang berbeda dengan refrigeran lainnya, seperti HFC atau HCFC.

Oleh karena itu, sebelum menggunakan refrigeran hidrokarbon, harus dipertimbangkan kekurangan dan kelebihannya, serta memastikan bahwa penggunaan refrigeran tersebut sesuai dengan peraturan keselamatan yang ketat.

Di Indonesia sendiri, PT Pertamina (Persero) menyediakan produk refigeran hidrokarbon bernama Musicool. Adapun Musicool itu sendiri memiliki dua jenis produk, di antaranya yaitu:

  1. Musicool MC-22

    Musicool MC-22 adalah produk refrigeran hidrokarbon yang diproduksi oleh Pertamina yang dapat digunakan sebagai pengganti refrigeran sintetik jenis R-22, yang sebelumnya ini dipakai sebagai bahan pendingin dalam berbagai mesin pendingin seperti pada Chiller, AC Split, Refrigerator, Cold Storage dan lain – lain.

    Berikut ini adalah beberapa kelebihan dari penggunaan Musicool MC-22 sebagai bahan pendingin, yaitu:

    • ?  Tidak diperlukan adanya penggantian komponen,

    • ?  Tidak diperlukan adanya penggantian oli / pelumas,

    • ?  Jumlah pengisian media pendingin hanya berkisar 30% dibandingkan dengan jumlah

      media pendingin CFC maupun HFC,

    • ?  Menurunkan aliran listrik dengan rata-rata 18 - 23%,

    • ?  Meningkatkan umur pemakaian kompresor,

    • ?  Tercapainya temperatur dingin lebih cepat,

    • ?  Tidak berdampak merusak lapisan ozon,

    • ?  Tidak berdampak pada peningkatkan pemanasan global.

  2. Musicool MC-134

    Musicool MC-134 adalah refrigeran hidrokarbon yang diproduksi oleh Pertamina yang dapat dipergunakan untuk menggantikan refrigeran sintetik dengan jenis R-134a, yang selama ini telah dipakai sebagai bahan pendingin dalam berbagai mesin pendingin seperti Refrigerator, AC Kendaraan, Cold Storage dan lain – lain.

Berikut ini adalah beragam kelebihan Musicool MC-134 sebagai penggunaan pada bahan pendingin:

  • ?  Tidak dibutuhkan adanya penggantian komponen. Khususnya apabila diaplikasikan pada AC kendaraan, cukup dengan menggantikan salah satu komponen dengan biaya yang sangat terjangkau,

  • ?  Tidak diperlukan penggantian oli atau pelumas,

  • ?  Jumlah pengisian media pendingin hanya 30% dari jumlah media pendingin CFC

    maupun HFC,

  • ?  Tenaga mesin yang dibutuhkan untuk menggerakan kompresor turun sebesar 15 persen

    dibandingkan saat menggunakan CFC maupun HFC,

  • ?  Pemakaian bahan bakar akan menjadi lebih irit,

  • ?  Umur pemakaian kompresor akan bertambah,

  • ?  Temperatur menjadi dingin lebih cepat,

  • ?  Gerak akselerasi kendaraan menjadi lebih ringan,

  • ?  Tidak berdampak negatif pada perusakan lapisan ozon,

  • ?  Tidak ada peningkatkan pemanasan global.

    Kedua produk Musicool tersebut memiliki manfaat yang sama, seperti sifatnya yang ramah lingkungan, hemat energi dan juga hemat listrik merupakan keunggulan yang didapatkan dengan menggunakan produk Musicool. Kemudian, penggunaan Musicool menjadikan kompresor bekerja menjadi lebih ringan, suara menjadi lebih halus, serta mampu untuk menurunkan konsumsi energi sehingga menjadi lebih efisien. Musicool asli produk dalam negeri dan memenuhi persyaratan internasional (SNI). Musicool juga memberikan manfaat sebagai penghemat pada pengeluaran tarif listrik karena dapat hemat energi 15 hingga 20 persen.

    Demikian penjelasan singkat mengenai Musicool. Apabila ingin mengetahui lebih dalam seputar Musicool dan berbagai macam produk petrokimia atau juga bahan bakar lainnya dari PT Pertamina (Persero), maka dapat dengan mengakses website pertamina.com, atau bisa juga untuk mengunjungi onesolution pertamina dan www.musicoolpromo.com. Selain itu juga dapat menghubungi Pertamina Call Center (PCC) di 135, untuk mendapatkan informasi lebih mengenai Musicool, dan juga pelayanan terbaik yang tersedia lainnya. 



    Ikuti Sosial Media Kami One Solution Pertamina

    Linkedin   Pertamina 1 Solution

    Instagram : Pertamina1solution

    Facebook  Pertamina1solution