Pengertian Reservoir

Minggu, 29 Januari 2023
Pengertian Reservoir

Mengacu pada Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), reservoir adalah suatu tempat yang dipergunakan untuk menyimpan suatu cadangan seperti air, dan juga bahan bakar gas. Sedangkan secara harfiah reservoir air ialah suatu tempat yang dapat menampung air sebelum selanjutnya dilakukan proses pendistribusian kepada masyarakat.  Walaupun air dan juga bahan bakar gas merupakan benda yang sama-sama berwujud cair, akan tetapi media penampungan keduanya berbeda, dan juga tentunya memiliki karakteristik masing-masing. Akan tetapi umumnya bangunan reservoir biasanya ditempatkan di dekat dengan jaringan distribusi air pada ketinggian yang cukup, hal tersebut bertujuan supaya dapat mengalirkan air dengan baik dan merata ke seluruh masyarakat yang membutuhkan.

Pada reservoir air, reservoir air memiliki fungsi utama, yakni sebagai penyeimbang debit produksi air dengan debit pemakaian air. Di saat yang bersamaan, biasanya debit produksi air bersih tidak sama besar dengan yang ada pada debit pemakaian air. Ketika jumlah produksi air bersih lebih banyak dibandingkan dengan jumlah pemakaian air, maka debit air yang berlebih akan dipindahkan untuk sementara waktu ke dalam reservoir yang ada. Debit air yang berlebih itu nantinya akan dipergunakan kembali untuk memenuhi kebutuhan air bersih nantinya, yaitu di saat jumlah produksi air lebih kecil bila dibadingkan dengan jumlah pemakaian air.

Selain fungsi utama reservoir seperti yang telah disebutkan sebelumnya, terdapat beberapa fungsi lain dari reservoir, yaitu seperti:

1. Memberikan tambahan tekanan air di jaringan pipa distribusi yaitu khususnya bagi reservoir yang memiliki bentuk menara,

2. Menjadikan tekanan air di jaringan pipa distribusi menjadi lebih stabil,

3. Menjadi tempat untuk menampung persediaan air di saat dalam keadaan darurat,

4. Bisa menjadi tempat untuk mencampur air dengan larutan kimia, khususnya pada pembubuhan disinfektan. Di mana pencampuran bahan kimia ini dilakukan di dalam reservoir supaya pencampuran tersebut lebih merata, selain itu, dengan durasi pencampuran yang lebih lama, maka hal tersebut diharapkan bisa mengurangi sisa zat klor yang berlebih,

5. Bisa menjadi tempat untuk mengendapkan pasir ataupun kotoran-kotoran lain yang mungkin masih terbawa oleh air yang berasal dari instalasi pengolahan ataupun dari sumur dalam,

6. Diharapkan mampu menghemat pemakaian energi listrik, apabila reservoir diisi dengan menggunakan pompa, yaitu ketika proses pemompaan pada reservoir dapat dijalankan dengan lebih merata.

Kemudian, untuk bagian-bagian dari reservoir air itu sendiri di antaranya sebagai berikut:

1.     Bak penampungan, merupakan bagian terpenting di dalam reservoir,

2.     Bagian Perpipaan, di mana pada bagian perpipaan ini terdiri dari berbagai macam pipa seperti pipa air keluar atau disebut juga pipa outlet, pipa air masuk atau pipa atau disebut juga inlet, pipa peluap yang bertujuan sebagai pembuang air apabila berlebih, dan pipa penguras, serta pipa udara,

3.      Lubang inspeksi atau disebut juga manhole, berfungsi sebagai tempat untuk melakukan inspeksi pada reservoir,

4.     Tangga naik dan juga tangga untuk masuk ke dalam reservoir,

5.     Alat untuk menunjukan tinggi muka air, yang biasanya diletakkan di dalam reservoir,

6.     Alat untuk pengukur meter air atau debit air, biasanya alat pengukur ini dipasang pada pipa air masuk ataupun pada pipa air keluar reservoir

Adapun untuk reservoir pada minyak dan gas bumi, istilah reservoir atau bisa dibaca sebagai reservoir, tentu bukan merupakan hal asing lagi bagi seseorang yang biasa atau akan beraktifitas dalam dunia perminyakan, khususnya bagi ahli geologi dan juga geofisika. Istilah reservoir pada dasarnya sangatlah penting untuk dipahami karena banyak diutarakan pada industry ataupun bisnis hulu migas seperti sebagai cara untuk menghitung berapa cadangan migas pada suatu reservoir.

Pada sektor migas, reservoir adalah suatu area di bawah tanah yang di dalamnya terdapat kandungan minyak bumi. Reservoir minyak mentah memiliki bentuk berupa  batuan berpori, di mana di antara pori-pori tersebut merupakan tempat dari minyak mentah terkandung, hal yang sama juga berlaku untuk gas bumi. Selain itu juga terdapat istilah offshore dan onshore dalam dunia migas, offshore adalah reservoir yang terletak di area laut yaitu pada lepas pantai, sedangkan onshore merupakan reservoir yang terletak di area daratan.

Baca Artikel Lainnya : Harga Pertamina DEX

Akumulasi dari minyak dan gas atau migas dilakukan dengan menggunakan bantuan batuan berpori sebagai media penampung. Ruang dalam pori-porti batuan akan terhubung dan menahan minyak mentah ke dalam reservoir kedap air yang terletak pada lapisan atas. Hal tersebut menjadikan komponen tersebut tidak berjenis seperti kolam ataupun danau. Komponen tersebut juga bisanya disebut sebagai reservoir hidrokarbon.

Apabila ingin mendapatkan reservoir migas, maka dibutuhkan waktu yang sangatlah lama, yakni jutaan tahun. Hal tersebut disebabkan karena minyak dan gas membutuhkan waktu untuk bermigrasi ke batuan. Hal itu disebabkan dikarenakan minyak dan gas kurang padat bila dibandingkan dengan air. 

Supaya reservoir minyak terbentuk, maka batuan berpori perlu ditutupi oleh lapisan yang tidak berpori seperti ditutupi menggunakan serpih, garam, kapur ataupun batu lumpur yang bisa mencegah terjadinya kebocoran hidrokarbon keluar dari struktur batuan. Hal tersebut dikarenakan struktur batuan terlipat dan terangkat sebagai hasil dari gerakan tektonik, kemudian hidrokarbon bermigrasi keluar dari tempatnya dan menuju ke atas batuan berpori yang kemudian terkumpul di puncak-puncak di bawah batuan yang tidak permeabel dengan terdapat gas di atasnya, sedangkan minyak dan air fosil di bagian bawah.

Proses tersebut berlangsung terus menerus dalam waktu yang sangat lama, bahkan proses tersebut masih berjalan hingga hari ini. Akan tetapi, reservoir minyak matang dalam formasi yang terlalu muda mungkin belum mengandung hidrokarbon di dalamnya, yang terbentuk dan terkumpul. Reservoir muda dalam hal ini misalnya berusia 60 juta tahun, sering berisikan minyak mentah yang beratnya kurang dari 20 API. Di sebagian wilayah, proses pengangkatan dan juga erosi yang kuat dan retakan batuan di atasnya telah menjadikan hidrokarbon bocor keluar, lalu kemudian meninggalkan reservoir minyak berat atau kolam tar. Beberapa sumber minyak terbesar di dunia sendiri adalah pasir tar, di mana senyawa volatil telah menguap dari formasi berpasir dangkal dan kemudian meninggalkan sejumlah bitumen pasir basah. Hal tersebut sering terekspos ke permukaan, dan bisa ditambang, akan tetapi harus dipisahkan dari pasir dengan menggunakan uap, air panas dan pengencer, dan hal selanjutnya yaitu diproses dengan cracking dan reforming yang berlangsung di kilang untuk meningkatkan hasil bahan bakarnya.

Minyak dan gas kemudian ditekan ke dalam pori-pori batuan formasi berpori. Ketika sebuah sumur dibor ke dalam struktur reservoir, maka tekanan formasi hidrostatik mendorong hidrokarbon keluar dari batu dan selanjutnya naik ke dalam sumur. Ketika sumur mengalir, maka gas, minyak dan air diekstraksi, dan levelnya akan berganti karena reservoir telah habis. Adapun tantangan pada proses ini adalah merencanakan pengeboran, sehingga pemanfaatan reservoir dapat dimanfaatkan secara maksimal.

Data seismik dan visualisasi model 3D tingkat lanjut dapat digunakan saat proses perencanaan ekstraksi. Memiliki tingkat pemulihan rata-rata sebesar 40 persen, tingkat kemampuan hidrokarbon meninggalkan reservoir sebesar 60 persen. Reservoir dengan Enhanced Oil Recovery atau EOR tingkat lanjut memungkinkan peningkatan kemampuan hidrokarbon hingga sebesar 70 persen. Reservoir bisa sangat kompleks dengan banyak lipatan dan beberapa lapisan batuan bantalan hidrokarbon di atas satu sama lain bila dilihat di beberapa wilayah lebih dari 10. Kemudian, sumur modern dibor dengan offset horisontal dengan ukuran besar untuk mencapai bagian struktur yang berbeda dan dengan beberapa penyelesaian, sehingga satu sumur bisa menghasilkan produk dari banyak lokasi, bukan hanya satu lokasi saja.

Kemudian pada reservior minyak, perbedaan densitas menjadi penyebab minyak dan gas naik ke permukaan, sehingga nantinya berada di atas air tanah. Kemudian, selanjutnya gas akan mengendap menuju ke atas minyak karena densitasnya yang lebih ringan. Selanjutnya, minyak dan gas akan mengalir keluar dari batuan ketika dilakukan pengeboran nantinya.

Bagi sebagian orang, mungkin akan membayangkan jika bentuk reservoir minyak mentah pastilah berupa kolam atau tabung yang berisikan minyak mentah. Akan tetapi pada kenyataannya, bentuk dari reservoir tidaklah beraturan, tidak seragam antara reservoir di suatu tempat dengan reservoir di tempat lainnya, begitu juga dengan luas dan ukuran yang dimilikinya. Hal tersebut juga berlaku untuk reservoir yang menampung gas bumi. Perlu juga untuk diketahui bahwa, untuk suatu reservoir, selain hanya bisa mengandung minyak atau juga hanya mengandung gas bumi, maka bisa juga mengandung minyak gas gas bumi secara bersamaan, keadaan tersebut disebut sebagai associated gas. Meskipun demikian, karakteristik suatu reservoir sangatlah dipengaruhi oleh karakteristik fluida yang menempatinya, batuan penyusunnya, dan juga kondisi komponen itu sendiri.

Terdapat satu hal yang seringkali dipertanyakan oleh orang awam terkait pengangkatan minyak dari bawah perut bumi. Pertanyaan tersebut yaitu mengapa permukaan tanah tidak bisa ambruk meskipun setiap harinya ratusan atau bahkan ribuan barrel minyak mentah diambil dari dalam tanah.

Pada dasarnya, pertanyaan tersebut memang cukup beralasan, khususnya bagi orang awam yang belum mengetahuinya. Adapun jawaban dari pertanyaan tersebut sebetulnya bisa didapatkan ketika mengambil ulasan mengenai pengertian reservoir minyak seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, hal tersebut yaitu dikarenakan minyak mentah berada pada reservoir (batuan berpori), yang menjadikan penyedotan minyak dan gas bumi secara terus menerus tidak akan menyebabkan permukaan tanah di atasnya menjadi runtuh. Apabila dibayangkan, maka ketika minyak bumi tersebut disedot dari reservoir, pasti yang akan mengalami kekosongan hanya pori-pori dari batuan tersebut dan stuktur atau susunan batuan tidak akan mengalami perubahan. Sebagai contoh sederhanannya yaitu ketika manusia meminum air dari dalam gelas, tentu isi gelas akam mengalami kekosongan, sementara bentuk dari gelasnya tidak akan mengalami perubahan bentuk ataupun ukuran sama sekali, kecuali bila gelasnya ikut serta dikunyah.

Reservoir minyak dan gas alam itu sendiri terdiri dari berbagai batuan yang berpori-pori dan memiliki sifat permeable. Hal tersebut mengakibatkan, reservoir minyak dan gas memiliki lapisan permukaannya sendiri. Hal tersebut akan mempengaruhi tekanan internal ataupun eksternal yang dimilikinya. Berikut ini empat komponen yang membangun struktur suatu reservoir minyak dan gas, yaitu:

1. Batuan Reservoir

Batuan sedimen pada dasarnya berperan sebagai komponen inti. Batuan reservoir merupakan wadah dari minyak bumi, gas, dan juga fluida lainnya yang memiliki pengaruh pada besarnya porositas dan permeabilitas. 

Adapun porositas adalah perbandingan volume dari pori-pori terhadap volume batuan secara keseluruhan. Sementara itu, permeabilitas adalah suatu kemampuan dari perantara berpori untuk mengalirkan fluida yang dipengaruhi oleh ukuran butiran, dan bentuk butiran, serta distribusi butiran. 

Kemudian, terdapat beberapa jenis batuan reservoir, di antaranya yaitu:

a.   Batu pasir, yaitu orthoquartzites, graywacke, dan arkose

b.  Batu karbonat, yaitu limestone, dolomite

c.  Batuan shale, yaitu serpih silika, serpih arkose

2. Lapisan Penutup

Supaya dapat menahan laju fluida di dalamnya, reservoir haruslah memiliki penutup pada bagian luar lapisannya. Maka dari itu, lapisan penutup umumnya juga biasa disebut sebagai penyekat fluida. Di mana komponen ini memiliki sifat kedap atau impermeable, dan terletak pada bagian atas atau berada di tepi-nya. Hal tersebut menjadikan lapisan penutup dapat mengakumulasilkan minyak yang ada di bawahnya.

3. Perangkap 

Perangkap adalah unsur yang berfungsi sebagai pembentuk, yang berwujud sedemikian rupa. Hal tersebut memungkinkan supaya lapisan beserta penutupnya memiliki bentuk konkaf ke arah bawah.

4. Kondisi

Tekanan dan temperatur sangatlah berpengaruh terhadap performa reservoir dan komponen yang berada di dalamnya. Oleh karena itu, sifat fisik yang diproduksi dari minyak dan gas alam menuju ke permukaan dapat berbeda-beda, tergantung dari kondisinya.

Adapun jenis-jenis reservoir minyak dan gas berdasarkan kondisi awal fluida, penjelasannya yaitu:

1. Minyak

Pada reservior jenis minyak, terdapat akumulasi minyak di dalamnya yang memiliki nilai ekonomis. Akan tetapi tidak mutlak hanya mengandung minyak saja di dalamnya, namun ada kemungkinan juga terdapat akumulasi gas di dalamnya, dan hal tersebut disebut sebagai tudung gas atau gas cap. 

Oleh karena itu, reservior jenis minyak tersusun dari reservoir minyak tidak jenuh, di mana terdapat gas masih terlarut di dalam minyak. Selain itu juga terdapat reservoir minyak jenuh, yakni gas yang sudah terlepas dari minyak, sehingga menciptakan fasa minyak dan fasa gas yang terpisah.

2. Gas

Reservior jenis gas berisikan HCL di dalamnya yang memiliki fasa gas dan juga memiliki nilai ekonomis. Terdapat dua kategori di dalam klasifikasi reservior jenis gas. Klasifikasi tersebut yang pertama yaitu gas kering atau dry gas yang berisi gas alam di dalamya, yang tidak mengandung unsur gas H2S. Klasifikasi kedua yaitu gas basah atau wet gas, di mana pada gas basah tersebut berisikan gas alam yang mengandung bensin alam dengan jumlah yang besar, yang kemudian dapat dipisahkan melalui proses pemampatan dan juga pendinginan.

Aktivitas yang terjadi pada reservoir minyak bumi dan gas berkaitan erat dengan ilmu mekanika fluida. Di mana apabila ingin mempelajari lebih dalam seputar aktivitas pada reservoir migas, maka dapat menggunakan metode komputasi seperti Computational Fluid Dynamics (CFD). CFD ini adalah metode untuk menyelesaikan persamaan-persamaan mekanika fluida, bahkan juga dapat menyelesaikan reaksi kimia yang ada menggunakan komputer, sehingga dapat diperoleh hasil yang komprehensif dan detail.

Dari pembahasan tersebut, maka dapat dipahami bahwa reservoir adalah tempat tertampungnya suatu cairan maupun juga sebagai tempat penampungan gas. Akan tetapi, khusus untuk reservoir minyak, tempat tertampungnya minyak berada pada pori-pori batuan reservoir. Perlu juga diingat, bahwa setiap reservoir migas di muka bumi ini memiliki luas, bentuk, dan juga ukurannya yang berbeda di setiap reservoir yang ada. Dengan ditemukannya lokasi reservoir, maka umumnya hal tersebut akan menjadi cikal bakal terbentuknya sumur minyak produksi.

Kemudian, apabila ingin mendapatkan informasi lebih banyak mengenai berbagai macam produk petrokimia atau juga bahan bakar lainnya dari PT Pertamina (Persero), maka bisa dengan melakukan akses internet melalui website pertamina.com, dan dapat juga dengan mengakses melalui website onesolution.pertamina. Kemudian juga bisa didapatkan dengan cara melakukan panggilan telfon melalui Pertamina Call Center atau PCC di 135, apabila ingin mendapatkan informasi terpercaya mengenai mengenai berbagai macam produk petrokimia atau juga bahan bakar lainnya dari PT Pertamina (Persero) dan juga pelayanan terbaik yang tersedia lainnya.


Ikuti Sosial Media Kami One Solution Pertamina

Linkedin   : Pertamina 1 Solution

Instagram : Pertamina1solution

Facebook  : Pertamina1solution