Bahan Bakar Avtur

Senin, 24 Januari 2022
Bahan Bakar Avtur

Terdapat beragam jenis bahan bakar untuk pesawat, akan tetapi bila ditanyakan kepada masyarakat pada umumnya, biasanya akan dijawab adalah bahan bakar avtur. Adapula yang mengatakan bahan bakar pesawat ialah avtur atau disebut juga sebagai bensol, di mana nyatanya hal tersebut merupakan suatu kesalahan yang umum bagi sebagian orang. Yaitu perlu diketahui bahwa avtur memang merupakan salah satu jenis dari bahan bakar yang dipergunakan untuk pesawat, akan tetapi pada dasarnya bahan bakar untuk pesawat itu tergantung pada mesin yang dipakai yaitu dari jenis pesawat itu sendiri.

Pada bahan bakar jenis bensol, yang biasa disebut juga oleh sebagian masyarakat umum sebagai bahan bakar avtur pada dasarnya ialah merupakan avgas. Di mana avgas atau Aviation Gasoline tersebut termasuk ke dalam salah satu jenis bahan bakar untuk pesawat dengan jenis mesin piston. Sedangkan untuk bahan bakar avtur atau Aviation Turbine Fuel ialah termasuk juga ke dalam bahan bakar untuk pesawat dengan jenis mesin turbin ataupun juga mesin jet. Oleh karena itu, bensol maupun avgas merupakan hal yang berbeda dengan avtur.

Baca Artikel Lainnya : Pengertian Aspal

Berbeda dengan jenis avgas di mana avgas digunakan untuk pesawat dengan mesin berpiston, sedangkan bahan bakar avtur dipergunakan untuk pesawat dengan mesin turbin atau juga mesin jet. Selain itu, avgas diolah dari bensin, sedangkan Avtur didapat dari proses pengolahan kerosene atau minyak tanah, dengan perbedaan dari minyak tanah yang biasa digunakan untuk kegiatan sehari-hari yaitu hanya pada kebersihan dan titik didih serta flash point nya.

Mengenai sejarah dari bahan bakar avtur itu sendiri dimulai pada awal abad ke-20, ketika pesawat pertama mulai dikembangkan dan dioperasikan. Pada awalnya, pesawat ditenagai oleh mesin uap dan mesin diesel, tetapi pada tahun 1930-an, mesin pesawat mulai beralih ke penggunaan mesin jet.

Bahan bakar avtur pertama kali dikembangkan pada tahun 1940-an, ketika pesawat tempur dalam Perang Dunia II membutuhkan bahan bakar yang lebih efisien dan berkualitas tinggi. Pada

saat itu, bahan bakar avtur dihasilkan dari distilasi minyak bumi dan mengandung sekitar 100 oktan.

Selama dekade-dekade berikutnya, penggunaan pesawat terus berkembang pesat, dan bahan bakar avtur menjadi semakin penting. Untuk memenuhi kebutuhan ini, teknologi produksi bahan bakar avtur terus berkembang. Bahan bakar avtur saat ini diproduksi melalui proses fraksinasi minyak bumi yang rumit dan membutuhkan standar kualitas yang tinggi untuk memastikan keselamatan dan kehandalan penerbangan.

Pada akhir 1960-an, bahan bakar avtur dengan kualitas lebih tinggi mulai dikembangkan, seperti bahan bakar JP-4 dan JP-5, yang mampu meningkatkan performa dan efisiensi mesin pesawat. Saat ini, bahan bakar avtur yang umum digunakan di dunia adalah Jet A dan Jet A-1, yang mengandung sekitar 8-16 oktan dan memenuhi standar kualitas yang ketat untuk memastikan keselamatan dan keandalan penerbangan.

Bahan bakar avtur mengandung sejumlah zat yang dibutuhkan oleh mesin jet agar dapat bekerja dengan baik dan aman.

Kandungan bahan bakar avtur dapat bervariasi tergantung pada jenisnya, namun secara umum, bahan bakar avtur mengandung campuran hidrokarbon yang dihasilkan dari fraksinasi minyak bumi. Campuran ini biasanya terdiri dari beragam molekul yang lebih ringan dan lebih mudah menguap, seperti heksana dan oktana, yang memiliki titik didih rendah sehingga lebih mudah terbakar dan menghasilkan tenaga.

Bahan bakar avtur juga dapat mengandung aditif untuk meningkatkan performa mesin dan meningkatkan kualitas bahan bakar. Beberapa aditif yang biasa digunakan pada bahan bakar avtur adalah:

  1. Antioksidan: mencegah terjadinya oksidasi pada bahan bakar yang dapat menyebabkan pembentukan kerak atau endapan di dalam mesin pesawat.

  2. Antieskoran: membantu mencegah terjadinya korosi pada setiap bagian mesin pesawat yang terkena bahan bakar.

  3. Antistatik: mencegah terjadinya pengisian statik yang dapat menyebabkan percikan api dan kebakaran.

  4. Antibusuk: mencegah pertumbuhan mikroba di dalam tangki bahan bakar.

Untuk antioksidan pada bahan bakar avtur adalah bahan kimia yang ditambahkan ke dalam bahan bakar avtur untuk dapat mencegah atau memperlambat dari terjadinya proses oksidasi atau kerusakan pada bahan bakar yang disebabkan oleh adanya paparan dari udara dingin maupun dari udara panas.

Bahan bakar avtur yang teroksidasi atau rusak, nantinya dapat menghasilkan endapan, berupa korosi pada bagian mesin, atau bahkan dapat menyebabkan mesin berhenti beroperasi selama proses terbang. Oleh karena itu, penggunaan zat aditif antioksidan pada bahan bakar avtur sangat penting untuk dapat memastikan keamanan dan juga keandalan di setiap penerbangan.

Baca Artikel Lainnya : Cara membuat Bio Solar

Beberapa jenis antioksidan yang umum digunakan pada bahan bakar avtur adalah fenilena diamina (PDA), 2.6-di-tert-butylfenol (DTBHQ), dan 4-metil-1.2-benzoquinon (MBQ). Jenis antioksidan ini dapat bertahan dalam bahan bakar avtur selama beberapa bulan dan dapat membantu melindungi bahan bakar dari adanya oksidasi selama masa penyimpanan dan masa penggunaan di dalam setiap mesin pesawat terbang.

Standar kualitas dari bahan bakar avtur menetapkan jumlah maksimum dari penggunaan zat aditif antioksidan yang diizinkan dalam bahan bakar untuk dapat memastikan kualitas dan juga keamanan di setiap penggunaannya.

Selain itu, bahan bakar avtur juga mengandung bahan kimia kompleks seperti hidrokarbon rantai pendek dan juga sedang seperti heksana, heptana, oktana dan nonana, serta senyawa aromatik seperti toluena, xylena, dan benzena.

Komposisi pasti dari bahan bakar avtur dapat bervariasi tergantung pada negara, produsen, dan jenis avtur yang digunakan. Namun, secara umum, bahan bakar avtur mempunyai sifat-sifat khusus yang membedakannya dengan bahan bakar lain, yaitu:

1. Stabilitas oksidasi yang baik: Bahan bakar avtur memiliki stabilitas oksidasi yang tinggi, yang berarti bahan bakar ini lebih sulit untuk teroksidasi atau rusak akibat paparan udara dan panas.

2. Kemampuan pendinginan yang baik: Bahan bakar avtur memiliki sifat pendinginan yang baik yang memungkinkan mesin pesawat untuk beroperasi dengan suhu tinggi tanpa overheating.

3. Kandungan sulfur yang rendah: Kandungan sulfur dalam bahan bakar avtur sangat rendah, sehingga mengurangi emisi polutan seperti sulfur dioksida.

4. Kadar oktan yang tinggi: Bahan bakar avtur memiliki kadar oktan yang tinggi, sehingga dapat membantu memaksimalkan kinerja mesin pesawat.

Bahan bakar avtur juga harus memenuhi standar kualitas yang ketat, seperti spesifikasi militer dan standar internasional, untuk memastikan keselamatan dan keandalan penerbangan.

Berbeda dari bahan bakar selain bahan bakar avtur, RON (Research Octane Number) pada dasarnya tidak digunakan sebagai parameter kualitas pada bahan bakar avtur, tetapi istilah tersebut biasanya digunakan pada bahan bakar kendaraan bermotor yang menggunakan mesin pembakaran dalam.

Pada bahan bakar avtur, yang merupakan bahan bakar untuk mesin pesawat terbang, parameter yang biasanya digunakan adalah angka oktan (octane rating) atau nilai kalor (calorific value). Nilai oktan pada bahan bakar avtur adalah sekitar 8-16, sementara nilai kalor rata-rata berkisar antara 42-43 megajoule per kilogram (MJ/kg).

Nilai oktan pada bahan bakar avtur menunjukkan kemampuan bahan bakar untuk menahan detonasi (ledakan) selama proses pembakaran dalam mesin pesawat terbang. Semakin tinggi nilai oktan, semakin sulit bahan bakar terbakar dengan sendirinya, sehingga proses pembakaran dapat dikendalikan dengan lebih baik dan mesin dapat beroperasi dengan lebih efisien dan aman. Oleh

Baca Artikel Lainnya : Penegrtian Biodiesel

karena itu, bahan bakar avtur harus memiliki nilai oktan yang tinggi untuk memastikan keselamatan dan keandalan penerbangan.

Adapun Avtur merupakan nama yang umum yang biasa dipergunakan untuk dapat menyebutkan bahan bakar untuk pesawat. Akan tetapi pada dasarnya, setiap negara membreikan nama tersendiri bagi penamaan avtur di negaranya, yaitu di mana avtur yang dipergunakan untuk kalangan sipil berbeda dengan penamaan pada avtur seperti untuk kendaraan tentara dari NATO maupun juga Tiongkok.

Avtur untuk sipil biasa diberi nama dengan Jet A-1, Jet A, ataupun biasanya juga Jet B, sedangkan untuk avtur yang dipergunakan di dunia militer biasanya dimulai dengan huruf awalan JP atau disebut sebagai Jet Propellant.

Untuk negara Inggris sendiri, di sana menggunakan nama kode yaitu DEF STAN 91-91. Sedangkan pada bahan bakar avtur di Amerika Serikat yaitu ASTM D1665. Dan NATO yaitu F-35, sedangkan untuk setiap negara CIS atau Commontwealth of Independent States seperti pada Rusia, Moldova, Belarus, Kazakhstan, Tajikistan, Ukraina, Uzbekistan (Asia Tengah), Kirgistan, Armenia, Azerbaijan, Georgia, dan juga Turkmenistan menamainya bahan bakar avtur mereka dengan TS-1, sedangkan pada Tiongkok diberi nama dengan RP-1 RP-2 dan lain sebagainya.

Adapun penjelasan lebih mengenai bahan bakar avtur, adalah sebagai berikut:

  1. Avtur untuk kendaraan sipil atau pesawat komersial, atau untuk maskapai komersial Avtur untuk sipil ini dibedakan menjadi tiga (3), yaitu berupa Jet A-1, Jet A, serta avtur Jet B.
    Dengan adanya perbedaan dari ketiganya yaitu pada titik beku atau (
    freezing point) di mana avtur Jet A-1 merupakan terendah bila dibandingkan dengan avtur Jet A. Di mana Jet B merupakan bahan bakar avtur yang memiliki titik beku terendah dari yang lainnya.

  2. Avtur ASTM-D1665 / DEF STAN 91-91 / Jet A-1 / F-35
    Avtur Jet A-1 merupakan avtur yang terbanyak dipergunakan pada kendaraan pesawat sipil ataupun komersial, di mana avtur Jet A-1 memiliki kelebihan yaitu terdapat pada titik bekunya yang bisa mencapai minus 47 derajat selsius.
    Titik beku dari avtur, mendukung pesawat untuk dapat melakukan proses perjalanan ketika terbang 
    cruising atau disebut juga dengan terbang jelajah dengan ketinggian hingga 30.000 kaki, sampai dengan 40.000 kaki, yaitu di mana pada ketinggian perjalanan tersebut, suhu freestream atau ambient dapat mencapai hingga minus 45 derajat selsius.
    Oleh karena itu, apabila kendaraan pesawat tidak menggunakan 
    bahan bakar avtur Jet A-1 ketika melakukan terbang jelajah, maka dapat dipastikan bahwa bahan bakar avtur akan berubah menjadi es karena membeku, dan nantinya pesawat akan mengalami kegagalan mesin, selanjutnya pesawat akan terjatuh ketika sedang melakukan perjalanan jelajah.
    Adapun Jet A-1 di beberapa negara diberi beberapa penamaan yang berbeda, yaitu di Inggris disebut sebagai avtur DEF STAN 91-91, untuk negara-negara NATO disebut

sebagai F-35, dan ASTM internasional memberikan nama sebagai D1665. Akan tetapi

pada umumnya merujuk pada 1 hal, yaitu Avtur Jet A-1.

  1. Avtur jenis DEF-STAN 91-91 atau F-35 atau ASTM-D16 atau Jet A

    Avtur jenis Jet A mempunyai flash point yaitu minus 40 derajat selsius dan tidak dipergunakan untuk kendaraan pesawat komersil khususnya yang ada di Indonesia, karena biasanya dipergunakan pada pesawat latih ataupun juga pada pesawat yang menggunakan mesin jet yang tidak berada pada ketinggian yang sangat tinggi yaitu sekitar kurang lebih hanya berada di ketinggian maksimal yaitu 10.000 kaki, karena akan sangat berbahaya bagi pesawat dengan jenis ini untuk dapat terbang sama halnya seperti pesawat jelajah yaitu pada 30.000 sampai dengan 40.000 kaki, di mana dengan alasan suhu udara menjadi penyebabnya.

  2. Avtur Jet B / ASTM D-6615 / CAN-CGSB 3
    Untuk Avtur dengan jenis Jet B ini dikhususkan untuk setiap negara yang memiliki cuaca ekstrem, yaitu pada negara yang memiliki suhu atau temperatur yang sangat dingin, seperti pada berbagai negara di Eropa dan Amerika di bagian utara, di mana penggunaan 
    bahan bakar avtur Jet B ini memiliki tingkat flammability yang sangat tinggi, sehingga sangat cocok untuk dipergunakan oleh negara dengan cuaca ekstrem.
    Adapun 
    bahan bakar avtur jenis Jet B ini tidak dipergunakan di Indonesia, dan bahan bakar avtur jenis ini sangatlah rumit untuk dapat menyimpanannya, sehingga membutuhkan penanganan yang lebih apabila ingin menggunakan bahan bakar avtur jenis ini.

  3. Avtur untuk pesawat militer
    Avtur untuk pesawat militer umumnya tertulis dengan simbol JP atau 
    Jet Propellant, dengan contoh dari bahan bakar avtur untuk militer adalah seperti:

    • ?  JP-4:adalahjenisbahanbakaravturdengantitikbekuyangsangatrendah.

      Adapun negara-negara NATO memberi kode untuk avtur jenis ini sebagai F-40, yang biasa disebut sebagai avtag. Pada dasarnya JP-4 merupakan penyebutan dari Jet B pada versi bahan bakar avtur untuk sipil.

    • ?  JP-5 merupakan bahan bakar avtur yang berwarna kuning, dengan titik beku pada minus 46 derajat selsius, di mana negara-negara NATO memberi kode bahan bakar avtur JP-5 diberi kode sebagai F-44 yang disebut sebagai Avcat.

    • ?  JP-8 adalah bahan bakar avtur avtur yang paling banyak dipergunakan sebagai bahan bakar pesawat militer, karena pada dasarnya JP-8 merupakan produk Jet A-1 pada versi bahan bakar avtur untuk sipil. Adapun bahan bakar avtur JP-8 disebut oleh NATO dengan F-34 sebagai kodenya.

      Sedangkan untuk di Indonesia sendiri, melalui PT Pertamina (Persero), setidaknya memproduksi dua produk bahan bakar avtur untuk pesawat, yaitu seperti Avtur (Jet A-1) dan juga Avgas, di mana Pertamina senantiasa memastikan setiap penanganan dan juga kualitas dari setiap produk bahan bakarnya, serta di setiap tahap pemindahan produknya, yaitu mulai dari kilang, sampai dengan nantinya dipergunakan pada pesawat, sesuai dengan standar dari regulasi Joint Inspection Group atau JIG. Yaitu di mana produk Jet A-1 telah terdaftar pada TSCA EINECS/ ELINCS dan tak ketinggalan juga pada AICS, dan telah tersertifikasi OSHA 29 CFR 1910.1200

Demikian informasi mengenai bahan bakar avtur. Semoga dapat menambah informasi mengenai apa itu bahan bakar avtur, sejarah bahan bakar avtur, contoh dari bahan bakar avtur, serta beragam informasi menarik lainnya seputar bahan bakar avtur. Semoga artikel mengenai bahan bakar avtur ini bermanfaat, serta mudah untuk dapat dipahami.



Ikuti Sosial Media Kami One Solution Pertamina

Linkedin   Pertamina 1 Solution

Instagram : Pertamina1solution

Facebook  Pertamina1solution