Pengertian Biodiesel

Minggu, 16 April 2023
Pengertian Biodiesel

Biodiesel adalah bahan bakar alternatif yang diproduksi dari berbagai macam bahan organik atau alami seperti minyak kelapa sawit, kedelai, jarak pagar, atau bahan organik atau alami yang tersedia lainnya.

Adapun proses produksi dari biodiesel melibatkan suatu reaksi kimia antara minyak nabati atau lemak hewan dengan alkohol, seperti metanol atau etanol, yang dibantu oleh bantuan dari katalis, yang biasanya berupa natrium atau kalium hidroksida.

Selain itu, biodiesel biasanya digunakan sebagai pengganti dari bahan bakar diesel yang tercipta melalui bahan baku minyak bumi, dan dapat digunakan di mesin diesel tanpa perlu memerlukan modifikasi yang signifikan.

Biodiesel dianggap lebih ramah lingkungan daripada bahan bakar diesel konvensional karena emisi gas buangnya lebih rendah dan terbuat dari bahan-bahan yang dapat diperbarui. Di mana pada dasarnya, konsep biodiesel sudah dikenal sejak awal abad ke-20 ketika Rudolf Diesel, seorang insinyur Jerman, menemukan mesin diesel pada tahun 1892. Diesel awalnya berharap mesin diesel dapat berjalan dengan bahan bakar yang lebih terbarukan daripada minyak bumi, seperti minyak nabati.

Baca Artikel Lainnya : Pengertian Aspal

Pada tahun 1930-an, beberapa petani di Amerika Serikat mulai menciptakan mesin-mesin diesel yang dapat dioperasikan dengan minyak nabati. Namun, produksi minyak nabati untuk bahan bakar diesel tidak banyak dilakukan karena minyak bumi masih lebih murah dan lebih mudah diakses.

Pada 1970-an, kekhawatiran tentang lingkungan dan ketergantungan pada minyak bumi mulai meningkat dan mencari alternatif bahan bakar. Pada saat itu, beberapa negara seperti Prancis dan Jerman mulai melakukan penelitian tentang produksi biodiesel dari minyak nabati dan lemak hewan.

Pada tahun 1990-an, produksi biodiesel mulai meningkat di Eropa, terutama di Jerman, dan menjadi bahan bakar alternatif yang semakin populer. Pada tahun 1992, Jerman menetapkan standar untuk kualitas biodiesel dan pada tahun 1998, Uni Eropa memberlakukan target produksi biodiesel untuk negara-negara anggotanya.

Sejak saat itu, produksi dari biodiesel telah meningkat secara signifikan di seluruh dunia, terutama di setiap negara dengan sumber daya nabati yang melimpah, seperti pada negara Indonesia, Malaysia, dan Brasil. Produksi dari biodiesel terus berkembang sebagai alternatif dari bahan bakar yang ramah lingkungan dan terbarukan.

Perkembangan biodiesel telah mengalami berbagai fase sejak ditemukannya pada awal abad ke-20 hingga saat ini. Di mana terdapat beberapa perkembangan penting dari produksi biodiesel antara lain seperti:

  1. Pengembangan teknologi produksi: Seiring dari peningkatan permintaan dan juga harga dari minyak bumi yang tidak stabil, teknologi dalam proses produksi biodiesel terus dikembangkan untuk dapat memperbaiki efisiensi produksi dan untuk dapat mengurangi biaya produksi.

  2. Perkembangan pasar: Biodiesel telah menjadi bahan bakar alternatif yang semakin populer setiap waktunya di seluruh dunia, terutama di kawasan Eropa dan kawasan Amerika Serikat. Yaitu setiap pemerintah dan beragam perusahaan mulai memperkenalkan kebijakan dan program untuk dapat meningkatkan penggunaan dari produk biodiesel sebagai bahan bakar transportasi.

  3. Peningkatan kualitas: Peningkatan teknologi dan juga peningkatan penelitian telah memungkinkan produksi dari biodiesel memiliki kualitas yang lebih baik dan semakin lebih stabil dari waktu ke waktu. Seperti saat ini, biodiesel telah memenuhi standar kualitas yang sama dengan yang dimiliki oleh bahan bakar diesel konvensional atau bahan bakar solar biasa.

  4. Diversifikasi bahan baku: Kemudian, selain berasal dari minyak kelapa sawit dan kedelai, biodiesel juga telah dapat diproduksi dari beragam bahan baku alternatif lainnya seperti dari jarak pagar, jatropha, dan dari limbah lemak hewan.

  5. Inovasi dalam penggunaan biodiesel: Yaitu selain digunakan sebagai bahan bakar beragam moda transportasi, biodiesel juga digunakan dalam beragam industri seperti pada pembangkit listrik, industri pengolahan makanan, dan bahan bakar yang dipergunakan pada peralatan rumah tangga.

Meskipun demikian, produksi dari biodiesel masih menghadapi beberapa tantangan seperti pada ketersediaan dari bahan baku yang tidak terbarukan, masalah seperti deforestasi akibat pembukaan lahan perkebunan kelapa sawit, dan adanya efek terhadap harga pangan. Oleh karena itu, penelitian dari biodisel terus dilakukan untuk dapat mengatasi beragam tantangan tersebut dan dapat meningkatkan keberlanjutan produksi biodiesel di masa depan.

Kemudian, tujuan utama terciptanya biodiesel adalah untuk memberikan alternatif bahan bakar yang lebih ramah lingkungan, terbarukan, dan mengurangi ketergantungan pada minyak bumi yang semakin berkurang dan mahal. Beberapa tujuan spesifik dari biodiesel adalah:

1. Mengurangi emisi dari gas rumah kaca: Yaitu biodiesel dianggap lebih ramah lingkungan karena menghasilkan emisi gas buang yang lebih rendah bila dibandingkan bahan bakar diesel konvensional. Penggunaan biodiesel dapat membantu mengurangi kontribusi emisi gas rumah kaca dan dampak perubahan iklim.

  1. Diversifikasi sumber energi: Biodiesel memberikan alternatif bahan bakar yang berasal dari sumber daya yang dapat diperbarui dan tidak terbatas, seperti tanaman nabati. Hal ini membantu mengurangi ketergantungan pada minyak bumi dan mengurangi risiko pasokan energi yang tidak stabil.

  2. Peningkatan kemandirian energi: Dengan memproduksi biodiesel dari sumber daya lokal, negara dapat meningkatkan kemandirian energi dan mengurangi ketergantungan pada impor minyak bumi dari negara lain.

  3. Mendorong pertanian berkelanjutan: Produksi biodiesel dari tanaman nabati dapat membantu mendorong pertanian berkelanjutan dan memberikan tambahan penghasilan bagi petani dan produsen biodiesel.

  4. Meningkatkan kualitas udara: Biodiesel menghasilkan emisi yang lebih rendah dari bahan bakar diesel konvensional, yang dapat membantu mengurangi polusi udara dan meningkatkan kualitas udara di daerah perkotaan.

  5. Mendorong pengembangan teknologi ramah lingkungan: Produksi biodiesel memerlukan teknologi yang ramah lingkungan dan penggunaannya dapat mendorong pengembangan teknologi baru yang lebih efisien dan ramah lingkungan.

Biodiesel memiliki beberapa kandungan khusus yang membedakannya dari bahan bakar diesel konvensional, seperti Biodiesel dibuat dari ester metil asam lemak (Metil Ester), yang diperoleh dari bahan alami seperti minyak nabati atau lemak hewan. Kandungan ini membuat biodiesel menjadi lebih ramah lingkungan karena memiliki emisi yang lebih rendah daripada bahan bakar diesel konvensional.

Selain itu, bahan baku yang digunakan dalam produksi biodiesel juga mengandung monoglycerida, yang berperan sebagai bahan pengemulsi dan stabilizer untuk campuran biodiesel dan bahan bakar diesel.

Kemudian juga terdapat sulfat sebagai kandungan kimia yang terdapat dalam biodiesel dan dapat menyebabkan korosi pada beberapa komponen mesin jika tidak dihilangkan dengan benar.

Dalam produksi biodiesel, beragam kandungan tersebut perlu untuk dikelola dengan baik untuk dapat memastikan kualitas biodiesel yang dihasilkan dan menghindari masalah dalam penggunaan dan penyimpanannya.

Baca Artikel Lainnya : Avtur Terbuat Dari

Meski merupakan bahan bakar yang dipergunakan pada mesin berjenis diesel, namun terdapat beberapa perbedaan antara Biodiesel dan Solar biasa, di antaranya seperti:

  1. Bahan baku: Biodiesel dibuat dari minyak nabati atau lemak hewan, sedangkan Solar dibuat dari minyak bumi atau sumber bahan bakar fosil lainnya.

  2. Emisi: Biodiesel menghasilkan emisi gas buang yang lebih rendah daripada Solar, karena memiliki kandungan oksigen yang lebih tinggi dan mengandung sedikit sulfur. Hal ini membuat biodiesel lebih ramah lingkungan dan dapat membantu mengurangi polusi udara.

  3. Kualitas: Biodiesel memiliki kualitas yang lebih baik daripada Solar dalam hal cetane number, titik nyala, dan viskositas. Cetane number yang lebih tinggi pada biodiesel dapat meningkatkan efisiensi mesin dan mengurangi emisi gas buang. Selain itu, titik nyala

yang lebih tinggi pada biodiesel dapat meningkatkan keamanan dalam penyimpanan dan

pengangkutan.

  1. Harga: Harga biodiesel cenderung lebih tinggi daripada harga Solar, karena biaya

    produksi yang lebih tinggi dan keterbatasan pasokan bahan baku. Namun, penggunaan biodiesel dapat membantu mengurangi ketergantungan pada sumber bahan bakar fosil dan mempromosikan pengembangan energi terbarukan yang lebih berkelanjutan.

  2. Penggunaan: Biodiesel dapat digunakan sebagai pengganti Solar dalam mesin diesel, dengan beberapa penyesuaian yang diperlukan pada mesin dan sistem bahan bakar. Namun, karena kandungan air yang lebih tinggi pada biodiesel, perlu diperhatikan penggunaan dan penyimpanan yang tepat untuk menghindari masalah pada mesin.

Adapun untuk di Indonesia sendiri, biodiesel memiliki peran yang penting dalam industri energi, terutama sebagai alternatif bahan bakar diesel konvensional. Di mana terdapat beberapa hal yang menarik mengenai biodiesel di Indonesia seperti:

  1. Bahan baku utama: Di Indonesia, bahan baku utama untuk produksi biodiesel adalah minyak kelapa sawit. Indonesia adalah produsen minyak kelapa sawit terbesar di dunia dan penggunaan minyak kelapa sawit sebagai bahan baku biodiesel telah menjadi kontroversial karena masalah deforestasi dan dampak sosialnya.

  2. Program biodiesel nasional: Pemerintah Indonesia telah meluncurkan program biodiesel nasional yang disebut B20, yang mengharuskan campuran 20% biodiesel dan 80% diesel konvensional dalam bahan bakar diesel. Program ini diluncurkan pada tahun 2016 dan bertujuan untuk meningkatkan penggunaan biodiesel dalam transportasi dan mengurangi ketergantungan pada impor bahan bakar diesel.

  3. Produksi biodiesel: Indonesia memiliki sejumlah produsen biodiesel yang terus meningkat seiring dengan pertumbuhan permintaan. Namun, produksi biodiesel di Indonesia masih didominasi oleh industri kecil dan menengah.

  4. Tantangan: Meskipun pemerintah Indonesia telah meluncurkan program biodiesel nasional, masih ada tantangan yang perlu diatasi, seperti ketersediaan bahan baku yang tidak terbarukan dan masalah sosial dan lingkungan terkait dengan produksi minyak kelapa sawit.

  5. Potensi pengembangan: Indonesia memiliki potensi besar dalam pengembangan biodiesel dari bahan baku alternatif seperti jarak pagar, jatropha, dan limbah lemak hewan. Selain itu, penelitian terus dilakukan untuk meningkatkan efisiensi produksi dan mengatasi tantangan yang dihadapi oleh industri biodiesel di Indonesia.

Perkembangan biodiesel di Indonesia terus mengalami peningkatan seiring dengan upaya pemerintah dan industri dalam meningkatkan penggunaan bahan bakar yang lebih ramah lingkungan dan berkelanjutan. Berikut adalah beberapa perkembangan biodiesel di Indonesia:

1. Program B20: Pemerintah Indonesia meluncurkan program biodiesel nasional pada tahun 2016, yang disebut B20, yang mengharuskan campuran 20% biodiesel dan 80% diesel konvensional dalam bahan bakar diesel. Program ini kemudian ditingkatkan menjadi B30 pada tahun 2020, dan rencananya akan ditingkatkan lagi menjadi B40 pada tahun 2022.

  1. Investasi: Investasi dalam industri biodiesel di Indonesia terus meningkat seiring dengan pertumbuhan permintaan. Beberapa perusahaan besar telah mengumumkan rencana untuk membangun pabrik biodiesel di Indonesia, dan sejumlah pabrik biodiesel baru telah dibangun dalam beberapa tahun terakhir.

  2. Bahan baku alternatif: Untuk mengatasi masalah sosial dan lingkungan yang terkait dengan penggunaan minyak kelapa sawit sebagai bahan baku utama biodiesel, Indonesia sedang mengembangkan bahan baku alternatif seperti jarak pagar, jatropha, dan limbah lemak hewan.

  3. Peningkatan kualitas: Untuk memenuhi standar kualitas internasional, pemerintah dan industri biodiesel Indonesia telah melakukan upaya untuk meningkatkan kualitas biodiesel dan memperbaiki kualitas sertifikasi dan pengawasan.

  4. Penelitian dan pengembangan: Penelitian dan pengembangan terus dilakukan untuk meningkatkan efisiensi produksi biodiesel dan mengatasi tantangan yang dihadapi oleh industri biodiesel di Indonesia, seperti ketersediaan bahan baku yang tidak terbarukan dan masalah lingkungan dan sosial.

Dalam
membawa manfaat bagi lingkungan, ekonomi, dan sosial di Indonesia dan menjadi salah satu alternatif energi yang lebih ramah lingkungan dan berkelanjutan.

keseluruhan, perkembangan biodiesel di Indonesia menunjukkan potensi besar untuk

Melalui PT Pertamina (Persero), Indonesia memproduksi biodiesel dengan merek dagang Pertamina Dex yang diluncurkan pada tahun 2007. Di mana terdapat beberapa hal menarik seputar biodiesel dari PT Pertamina (Persero) seperti bahan baku biodisel yang dipergunakan oleh Pertamina menggunakan minyak kelapa sawit sebagai bahan baku utama untuk produksi biodieselnya, dengan kualitas biodiesel Pertamina yang senantiasa memenuhi standar kualitas internasional dan telah disertifikasi oleh Badan Standarisasi Nasional (BSN) dan Commission Internationale de l'Eclairage (CIE).

Adapun distribusi biodiesel dari Pertamina didistribusikan melalui jaringan SPBU (Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum) di seluruh Indonesia, dan Pertamina senantiasa terus melakukan inovasi dan pengembangan dalam produksi biodiesel, termasuk penggunaan bahan baku alternatif seperti jarak pagar dan limbah lemak hewan.

Pertamina juga berpartisipasi dalam program B20 dan B30, yang diluncurkan oleh pemerintah Indonesia, dan berkomitmen untuk meningkatkan produksi biodiesel dalam beberapa tahun ke depan.

Selain Pertamina Dex, Dexlite Pertamina juga merupakan bahan bakar diesel yang mengandung campuran biodiesel dengan persentase yang lebih rendah dari Dex Series yang lain. Yaitu Dexlite Pertamina terbuat dari campuran bahan bakar diesel konvensional dengan biodiesel dari minyak kelapa sawit dalam persentase sekitar 7,5% (B7,5).

Bahan baku utama untuk produksi biodiesel Dexlite Pertamina adalah minyak kelapa sawit, yang merupakan sumber bahan baku biodiesel yang umum digunakan di Indonesia. Selain itu, Dexlite Pertamina juga telah memenuhi standar kualitas internasional dan telah disertifikasi oleh Badan Standarisasi Nasional (BSN) dan juga Commission Internationale de l'Eclairage (CIE).

Kemudian Dexlite juga didistribusikan melalui jaringan SPBU (Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum) di seluruh Indonesia sebagai alternatif bahan bakar yang lebih ramah lingkungan dan berkelanjutan.

Secara keseluruhan, biodiesel adalah salah satu alternatif energi yang lebih ramah lingkungan dan berkelanjutan daripada bahan bakar fosil. Dalam beberapa tahun terakhir, Indonesia telah mengalami perkembangan yang signifikan dalam industri biodiesel, dengan pemerintah dan industri bekerja sama untuk meningkatkan penggunaan dan produksi biodiesel.

Program B20 dan B30, yang dijalankan oleh pemerintah Indonesia, telah membantu mempromosikan penggunaan biodiesel dan meningkatkan permintaan di pasar. Sementara itu, melalui PT Pertamina (Persero) senantiasa terus berinovasi dalam produksi biodiesel dan mencari bahan baku alternatif yang lebih berkelanjutan dan ramah lingkungan. Melalui beragam upaya tersebut, diharapkan penggunaan biodiesel dapat membawa manfaat bagi lingkungan, ekonomi, dan sosial di Indonesia dan negara-negara lain di seluruh dunia.


Ikuti Sosial Media Kami One Solution Pertamina

Linkedin   : Pertamina 1 Solution

Instagram : Pertamina1solution

Facebook  : Pertamina1solution