Residu

Kamis, 13 April 2023
Residu

Pada Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), residu memiliki arti sebagai ampas, ataupun endapan. Sedangkan pada beberapa ilmu, residu diartikan pada ilmu biologi sebagai bahan yang tertinggal setelah terjadi penguapan, pembakaran, dan beragam proses lainnya. Pada ilmu kimia, residu adalah sisa dari suatu reaksi. Pada ilmu biokimia, residu merupakan bagian monometer yang digabungkan ke dalam suatu polimeter. Dan pada sektor minyak dan gas, residu merupakan zat berupa cairan atau berupa benda padat yang tersisa dari proses perengkahan atau disebut juga sebagai pemanasan minyak bumi, dan destilasi.

Residu yang bermula dari senyawa kimia jenis organik, dapat diklasifikasikan menjadi beberapa klasifikasi sebagai berikut:

  1. Residu yang dihasilkan dari limbah industri cair yang berisikan senyawa kimia organik. Yaitu limbah industri berbentuk cair yang dihasilkan dari rumah tangga yang terdiri dari senyawa organik, seperti pada beragam sayuran dan juga buah-buahan, serta beragam senyawa anorganik, yaitu seperti gelas dan kaleng

  2. Residu yang dihasilkan dari limbah industri baik berupa slurry, ataupun limbah ternak.

  3. Residu yang dihasilkan dari limbah industri pangan yaitu seperti berupa limbah cair dan

    juga padat.

  4. Residu yang dihasilkan dari limbah industri pertanian, yaitu seperti limbah tanaman

    pangan, limbah unggas, jerami padi, merang, ternak ruminan, serta limbah ikan.

  5. Residu yang dihasilkan dari limbah industri perkebunan, yaitu seperti limbah dari kakao,

    limbah teh, serta limbah dari kopi.

  6. Residu yang dihasilkan dari limbah industri yang dihasilkan dari hasil hutan, seperti

    limbah dari serbuk gergaji, serta limbah hasil potongan kayu.

Residu pada bahan bakar adalah sisa-sisa bahan bakar yang tidak terbakar sepenuhnya dalam proses pembakaran di mesin pembakaran. Residu bahan bakar terutama terdiri dari karbon,

hidrogen, dan unsur-unsur lainnya yang tidak terbakar atau teroksidasi selama proses pembakaran.

Residu bahan bakar dapat memiliki dampak negatif pada lingkungan dan kesehatan manusia jika tidak dikelola dengan benar. Hal ini terutama terjadi jika residu bahan bakar dibuang ke lingkungan tanpa diolah terlebih dahulu, sehingga dapat mencemari air, udara, dan tanah di sekitarnya.

Untuk mengurangi dampak negatif dari residu bahan bakar, perlu dilakukan pengelolaan limbah yang baik dan efektif. Beberapa cara yang dapat dilakukan antara lain dengan mengolah residu bahan bakar menjadi bahan bakar alternatif seperti bahan bakar cair (liquid fuel) atau bahan bakar gas (gas fuel), atau dengan mengolahnya menjadi bahan bakar padat seperti briket atau arang. Selain itu, juga perlu dilakukan pengelolaan limbah yang baik dan aman, termasuk pemilihan tempat pembuangan yang tepat dan aman serta pengendalian emisi yang tepat selama proses pengelolaan.

Kemudian, pada proses pengolahan dari minyak bumi, residu atau hasil dari pengolahan adalah fraksi nomor lima atau fraksi terbawah yang berisikan hidrokarbon rantai panjang yang memiliki titik didih paling tinggi. Di mana residu yang dihasilkan dari hasil minyak bumi merupakan produk sisaan dari kilang minyak yang biasanya memiliki harga murah dan juga biasanya belum dimanfaatkan dengan maksimal.

Jenis dari minyak bumi dan juga jenis proses pemurnian atau refinery mempengaruhi kandungan dari suatu residu. Di mana setiap minyak mentah pasti menghasilkan jumlah residu dan juga sifat residu yang berbeda. Dengan titik didih residu berkisar pada >510 derajat celcius atau sampai dengan >950 derajat fahrenheit.

Pada kilang minyak, suatu minyak mentah atau crude oil dimasukkan ke dalam wadah kolom distilasi atmosferik sehingga nantinya kemudian akan menghasilkan beberapa fraksi dari minyak bumi dengan jarak titik didih yang tidak sama. Totalnya terdapat lima fraksi dengan beragam urutan titik didih dimulai dari paling rendah sampai dengan yang paling tinggi.

Fraksi atas dapat dimanfaatkan sebagai bahan bakar, sedangkan untuk fraksi bawah yang berupa residu harus dilakukanpengolahan terlebih dahulu menuju pada tahap kedua agar dapat menjadi berbagai senyawa karbon lainnya, seperti produk aspal dan lilin. Biasanya, suatu residu akan dijual dengan harga sangat murah.

Di dalam residu terkandung komponen hidrokarbon, naftenik, serta aromatik tak jenuh. Pada proses mengolah petroleum, residu yang dihasilkan adalah berbentuk cair. Ketika berada di suhu kamar, yakni suhu di antara 20 hingga 30 derajat celcius, umumnya residu akan berbentuk padat.

Melalui beragam pengolahan lebih lanjut, maka residu petroleum masih dapat memiliki manfaat dalam industri Petrokimia. Yaitu residu dapat dijadikan beberapa jenis dari bahan baku yang memiliki manfaat dalam kehidupan manusia.

Baca Artikel Lainnya : Cara membuat Bio Solar

Setelah residu mengalami proses pengolahan lanjutan, maka residu hasil dari pengolahan minyak bumi masih memiliki nilai manfaat bagi kehidupan manusia. Yaitu dalam kehidupan manusia, setidaknya terdapat empat jenis residu yang dihasilkan dari proses pengolahan minyak bumi yang berguna, yaitu seperti aspal, oli atau pelumas, dan juga malam atau petroleum wax. Di mana penjelasannya adalah sebagai berikut:

  1. Aspal
    Aspal termasuk ke dalam salah satu 
    residu dari minyak bumi yang paling banyak dipergunakan dalam kehidupan setiap harinya. Yaitu ketika minyak bumi masuk ke dalam menara distilasi dan kemudian akan dipanaskan dengan temperatur lebih dari 500 derajat celcius, maka dari minyak bumi kemudian akan terbentuk aspal.
    Fraksi minyak bumi yang memiliki titik didih kurang dari 500 derajat celcius akan mengalami penguapan dan naik ke atas menara distilasi, setelah itu akan dipanaskan kembali. Di sisi lain, fraksi yang memiliki titik didih di atas 500 derajat celcius akan terkumpul dan menjadi 
    residu.
    Residu tersebut yang kemudian mengalami pemrosesan lebih lanjut dan menjadi aspal. Di mana aspal tersebut berguna sebagai penghalus jalan. Selain itu berguna juga sebagai bahan pengeras pada jalan raya, serta aspal juga berguna untuk dapat melapisi kebocoran seperti pada atap, dan juga pada pipa.
    Aspal atau bitumen adalah setengah padatan dengan warna hitam pekat. Bitumen atau aspal itu sendiri terdiri dari partikel kolbim aspalten, yang mengalami dispersi dalam resin dan juga konstituen minyak. Di mana aspalten akan memisahkan diri dari resin dan konstituen minyak dengan melalui pelarutan pada nafta.
    Dalam proses pelarutan tersebut, hanya resin dan juga konstituen dari minyak yang larut. Sedangkan aspalten tidak akan larut dalam nafta dan kemudian mengendap sebagai serbuk dengan warna hitam. Serbuk berwarna hitam itulah yang kemudian disebut sebagai produk aspal.

  2. Oli (minyak pelumas)
    Minyak pelumas ataupun oli merupakan bagian dari minyak mentah dengan titik didih yang tinggi, namun tetap di bawah aspal, yakni berada di sekitar 400 derajat ke atas. Di mana oli merupakan 
    residu dari minyak bumi yang biasanya digunakan pada beragam logam mesin kendaraan supaya tidak cepat aus.
    Minyak pelumas sendiri terdiri atas senyawa hidrokarbon yaitu seperti alkana, sikloalkana, aromatik, dan beragam senyawa oksigen yang terkandung oksigen dan belerang atau sulfur di dalamnya. Di mana fraksi minyak pelumas dapat dipisahkan dengan jenis 
    residu lainnya dengan melalui proses distilasi hampa.
    Minyak pelumas biasa digunakan sebagai lapisan minyak di antara dua permukaan yang saling bersinggungan. Misalnya yaitu pada mesin beragam kendaraan bermotor. Dalam mesin kendaraan bermotor, keberadaan dari minyak pelumas berguna untuk dapat mengurangi panas dari hasil gesekan dari kedua permukaan mesin.

  3. Malam (Petroleum Wax)
    Malam atau petroleum wax merupakan 
    residu dari proses perengkahan ataupun juga dari minyak mentah atau crude oil. Kandungan jumlah atom C pada malam berada di sekitar 20 sampai dengan 75 atom C.

Malam atau Petroleum Wax terbagi menjadi dua jenis, yaitu malam parafin atau paraffin wax, serta malam jenis kristal mikro atau microcrystalline wax. Di mana Petroleum Wax parafin tercipta dari proses distilasi parafin ringan, namun untuk malam jenis kristal mikro dihasilkan melalui proses distilasi dari parafin fraksi berat. Akan tetapi pada dasarnya keduanya berbentuk padat.

Biasanya, petroleum wax di sektor industri digunakan sebagai bahan pelapis dari suatu kemasan, semir, lilin, perekat pada bahan pembuat korek api, serta digunakan pada bahan kosmetik. Bukan hanya itu, malam juga dipergunakan seperti pada isolasi listrik, pada kain batik, dan bisa juga sebagai komponen di setiap tinta cetak.

Adapun di Indonesia, melalui PT Pertamina (Persero), beragam residu hasil proses pengolahan dari minyak bumi juga dapat menghasilkan beragam produk lainnya, seperti juga berupa aspal, oli dan juga produk Slack Wax, dengan penjelasan sebagai berikut:

1. Aspal
Aspal adalah salah satu produk unggulan Pertamina yang dihasilkan dari pengolahan minyak bumi. Aspal Pertamina biasanya digunakan sebagai bahan utama dalam pembangunan jalan raya, bandara, dan pelabuhan.
Aspal Pertamina dibuat dari fraksi minyak bumi berat yang diolah melalui proses distilasi dan pemurnian. Proses ini menghasilkan aspal dengan berbagai spesifikasi, seperti viskositas, titik leleh, dan kekerasan yang berbeda.
Produk aspal Pertamina mencakup beberapa jenis, antara lain seperti:

  • ?  Aspal Beton (Asbuton) - jenis aspal yang mengandung buton, mineral alam yang

    hanya terdapat di beberapa daerah di Indonesia. Asbuton memiliki karakteristik yang unik, seperti tingkat kekerasan yang tinggi dan daya tahan yang baik terhadap cuaca dan beban kendaraan. Asbuton biasanya digunakan dalam pembangunan jalan raya, landasan pacu bandara, dan pelabuhan.

  • ?  Aspal Emulsi - jenis aspal yang dilarutkan dalam air, sehingga lebih mudah diaplikasikan dan ramah lingkungan. Aspal emulsi biasanya digunakan dalam pembangunan jalan raya dengan lapisan tipis (thin layer) atau lapisan permukaan (surface layer).

  • ?  AspalModifikasi-jenisaspalyangdimodifikasidenganbahantambahan,sepertikaret atau plastik, untuk meningkatkan sifat elastisitas dan daya tahan. Aspal modifikasi biasanya digunakan dalam pembangunan jalan raya dengan lalu lintas yang padat atau kondisi cuaca yang ekstrem.

  • ?  Aspal Concrete Pavement (ACP) - jenis aspal yang digunakan dalam pembangunan jalan beton. ACP menggabungkan kekuatan beton dengan fleksibilitas aspal, sehingga menghasilkan permukaan jalan yang lebih tahan lama dan halus.

    Pertamina memastikan bahwa produk aspal yang dihasilkannya memenuhi standar kualitas nasional dan internasional, serta ramah lingkungan. Pertamina juga memiliki laboratorium dan fasilitas pengujian yang lengkap untuk memastikan kualitas produk aspalnya.

Produk aspal Pertamina dipasarkan di dalam negeri maupun di luar negeri, dan telah digunakan dalam pembangunan infrastruktur di beberapa negara, seperti Filipina, Malaysia, dan Singapura.

  1. Oli
    Pertamina merupakan salah satu produsen oli pelumas terbesar di Indonesia dan Asia Tenggara. Pertamina memiliki berbagai jenis oli pelumas, mulai dari oli pelumas untuk kendaraan bermotor, industri, hingga kelautan. Beberapa jenis oli pelumas yang dihasilkan oleh Pertamina antara lain seperti:

    • ?  Fastron - oli pelumas untuk kendaraan bermotor dengan kinerja tinggi dan

      perlindungan mesin yang baik.

    • ?  Enduro-olipelumasuntukkendaraanbermotordengankinerjastandardanhargayang

      terjangkau.

    • ?  Mesran - oli pelumas untuk kendaraan bermotor dengan kinerja standar dan

      perlindungan mesin yang baik.

    • ?  Prima XP - oli pelumas untuk kendaraan bermotor diesel dengan kinerja tinggi dan

      perlindungan mesin yang baik.

    • ?  Turalik - oli pelumas untuk industri dan kelautan dengan berbagai tingkat kekentalan

      dan kinerja yang berbeda.
      Selain itu, Pertamina juga memiliki program pelumas khusus untuk kendaraan bermotor yang disebut dengan Program Kondisi Mesin. Program ini dirancang untuk memberikan perlindungan mesin yang lebih baik dan memperpanjang masa pakai kendaraan. Pertamina senantiasa memastikan bahwa oli pelumas yang diproduksinya memenuhi standar kualitas internasional dan ramah lingkungan. Selain itu, Pertamina juga melakukan inovasi dan riset terus-menerus untuk menghasilkan oli pelumas yang lebih efisien dan ramah lingkungan.

  2. Slack Wax
    Slack wax Pertamina adalah salah satu produk yang dihasilkan dari pengolahan 
    residu minyak bumi. Slack wax sendiri merupakan bahan mentah yang dapat diolah menjadi berbagai produk, seperti parafin wax, microcrystalline wax, dan juga bahan baku untuk industri kosmetik, farmasi, dan pelumas.
    Pertamina menghasilkan slack wax dari 
    residu minyak bumi yang diperoleh dari proses pengolahan di kilang minyak. Residu ini kemudian diolah melalui proses penyulingan dan filtrasi untuk menghasilkan slack wax dengan berbagai tingkat kekerasan dan titik leleh yang berbeda.
    Slack wax Pertamina memiliki beberapa keunggulan, di antaranya adalah kualitas yang stabil dan terjamin, serta ketersediaan yang mencukupi untuk memenuhi kebutuhan pasar domestik maupun internasional. Selain itu, Pertamina juga memastikan bahwa produksi slack wax-nya dilakukan dengan mengikuti standar kualitas dan lingkungan yang ketat, sehingga menghasilkan produk yang ramah lingkungan dan aman untuk digunakan. Dalam industri, slack wax Pertamina digunakan sebagai bahan baku untuk berbagai produk seperti lilin, korek api, cat, dan produk pelumas. Slack wax Pertamina juga diekspor ke berbagai negara di Asia dan Eropa untuk memenuhi kebutuhan pasar internasional.

Dalam industri minyak bumi, residu adalah produk sampingan yang dihasilkan dari proses pengolahan minyak bumi menjadi berbagai produk bahan bakar dan petrokimia. Meskipun sering dianggap sebagai produk yang tidak berguna, residu memiliki nilai ekonomi yang signifikan.

Salah satu contoh pengolahan residu adalah pembuatan slack wax, oli pelumas dan aspal yang dihasilkan oleh Pertamina. Slack wax merupakan bahan mentah yang dapat diolah menjadi berbagai produk, seperti parafin wax, microcrystalline wax, dan bahan baku untuk industri kosmetik, farmasi, dan pelumas. Sementara itu, aspal digunakan sebagai bahan utama dalam pembangunan jalan raya, bandara, dan pelabuhan. Dan untuk produk oli pelumas, Pertamina memproduksi beragam produk seperti Fastron, Enduro, Mesran, Prima XP, dan juga produk Turalik.

Baca Yang Lainnya : Pengertian Aspal

Pengolahan residu juga dapat dilakukan dengan teknologi konversi, seperti hidrokraking dan pengolahan batubara cair (coal liquefaction), untuk menghasilkan produk bahan bakar yang lebih bersih dan ramah lingkungan.

Penting untuk diingat bahwa pengolahan residu harus dilakukan dengan cara yang aman dan ramah lingkungan. Perusahaan harus memastikan bahwa proses pengolahan residu dilakukan dengan mengikuti standar kualitas dan lingkungan yang ketat, sehingga menghasilkan produk yang aman untuk digunakan dan tidak merusak lingkungan sekitarnya.

Dengan terus mengembangkan teknologi dan inovasi dalam pengolahan residu, diharapkan industri minyak bumi dapat menghasilkan produk yang lebih efisien dan ramah lingkungan, serta membantu meningkatkan nilai tambah bagi industri dan masyarakat. 


kuti Sosial Media Kami One Solution Pertamina

Linkedin   Pertamina 1 Solution

Instagram : Pertamina1solution

Facebook  Pertamina1solution