Product-Petrochemical
Pertamina menyediakan produk dan layanan yang berkualitas guna memenuhi kebutuhan konsumen akan produk di Sektor Penerbangan, Bahan Bakar Minyak (BBM) untuk Industri & Perkapalan, dan Petrokimia.
Benzene merupakan salah satu bahan baku hulu industri petrokimia, berbentuk cairan jernih dengan aroma aromatik yang khas. Bahan kimia seperti polystyrene dan nilon yang dihasilkan dari Benzene ini kemudian digunakan untuk memproduksi barang sehari-hari seperti cat, casing dan kemasan komputer, pakaian serta deterjen. Benzene diproduksi di Kilang Paraxylene, Refinery Unit IV, Cilacap.
Low Aromatic White Spirit (LAWS 2) dan Low Aromatic White Spirit (LAWS 5) merupakan jenis pelarut hidrokarbon yang diproduksi oleh Pertamina.
Keunggulan LAWS 2 adalah tidak korosif dan stabil dengan warna yang jelas. Sementara LAWS 5 merupakan pelarut yang diproses dengan kontrol kualitas yang ketat untuk menghasilkan produk berkualitas yang tinggi.
Penggunaan LAWS 2 dan LAWS 5 pada dasarnya sama, yang membedakan adalah pada nilai aromatic content.
LAWS 2 dan LAWS 5 digunakan di berbagai industri seperti industri cat, bahan pengencer, pernis, industri tinta cetak, industri kimia sebagai bahan pelarut dan pembersih (dry cleaning solvent), industri tekstil (percetakan), insektisida & pestisida, industri resin.
Propylene merupakan senyawa hidrokarbon dalam bentuk gas pada suhu dan tekanan normal. Propylene digunakan sebagai bahan baku pembuatan polypropylene, asam acryclic, oxo alcohol dan propylene oxide. Propylene diproduksi di Refinery Unit IV Cilacap dan Refinery Unit VI Balongan.
Pertamina dikenal sebagai produsen utama Bitumen atau aspal di Indonesia, yang digunakan di sebagian besar proyek untuk konstruksi jalan, bahan anti korosi, bahan tahan air, dan insulator getaran pada jalan. Pertamina memiliki 4 titik suplai Bitumen, yaitu Refinery Unit IV Cilacap, Kilang Aspal Gresik, Terminal Aspal Curah Pangkalan Susu, dan Terminal Aspal Curah Dumai. Pertamina juga memiliki jaringan distribusi yang tersebar di seluruh Indonesia melalui mitra distributor. Kapasitas produksi Bitumen Pertamina adalah 600.000 MT/tahun.
Green Coke, diproduksi di Refinery Unit II Dumai, diproses dari zat karbon padat menggunakan Delayed Cooking Unit, yang dapat mengubah dari residu pendek ke Green Coke. Green Coke memiliki nilai kalor yang lebih tinggi (7.500-8.500 K.cal/kg) dibandingkan batubara (5.000-6.000 K.cal/kg) dan memiliki kandungan abu yang rendah.
Produk ini dipergunakan untuk bahan baku Calcined Coke, yang digunakan sebagai bahan pengurai pada pabrik alumunium; Reduktor dalam proses peleburan timah; Bahan penambah kadar karbon pada industri logam atau pelebur baja; Bahan bakar pada industri semen dan pembangkit listrik.
Paraffinic Oil merupakan minyak olahan dari jenis parafin dengan komposisi Hidrokarbon Parafin, Napthenic dan Aromatic Hydrocarbon dalam jumlah kecil. Paraffinic Oil diproduksi di Refinery Unit IV Cilacap dan terdiri dari dua jenis, yaitu Paraffinic 60 dan Paraffinic 95.
Paraffinic Oil umumnya digunakan sebagai minyak olahan untuk produksi akhir karet dengan warna terang seperti bahan kimia pendukung pembuatan barang karet (ban kendaraan, fan belt, spare parts). Processing oil dan extender untuk karet alam dan polimer karet sintetis.
SBP-XX merupakan pelarut dengan komposisi senyawa hidrokarbon alifatik, naftenat dan beberapa senyawa aromatik. Karakteristik penting dari SBP-XX ditentukan oleh rentang titik didih dan odor. Pelarut ini mudah terbakar, tetapi memiliki toksisitas yang relatif kecil karena kandungan benzena yang rendah. SBP-XX diproduksi di Refinery Unit III Plaju.
SBP-XX digunakan sebagai perekat dan pelarut karet, cat dan bahan pengencer, tinta cetak, industri farmasi, dan industri kosmetik.
Pertasol merupakan pelarut yang dihasilkan dari hidrokarbon naftenat yang terbentuk dari paraffin, cycloparaffin/naphtheinic dan aromatic dengan paraffinic asphaltic dan minyak mentah sebagai bahan dasarnya. Pertasol diproduksi di Refinery Unit PPSDM Cepu, Jawa Tengah yang dibagi ke dalam tiga jenis produk, yaitu Pertasol CA, Pertasol CB, dan Pertasol CC. Pertasol CA digunakan pada cat, lacquer dan vanish (sebagai pengencer), tidak korosif, tinta cetak (sebagai pelarut dan pelarut), komponen dalam proses pembuatan bahan karet di pabrik ban, vulkanisir, dan lain-lain. Perekat (lem), kosmetik/industri farmasi, Industri pembersih dan degreasing.
Sementara Pertasol CB dan CC biasa digunakan pada cat, bahan pengencer, pernis, tinta cetak, pelarut pembersih kering, Industri tekstil (percetakan).
Solphy-2 adalah pelarut hidrokarbon yang ramah lingkungan dengan memenuhi regulasi Konvensi Vienna dan Protokol Montreal terkait pengurangan dampak buruk terhadap Ozon (Ozon Depleting Substance).
Produk ini diproduksi di Refinery Unit II Dumai dan secara resmi dikomersialkan sejak 2006 untuk industri pembersihan pesawat, degreasing, pra-pembersihan, dan pembersih untuk bagian/permukaan logam dan permukaan/pelapis yang tahan terhadap pelarut.
Solphy-2 dapat diterapkan untuk mesin, Auxiliary Power Unit (APU) parts (bantalan dan baut), roda pendarat, roda dan rem, komponen logam pesawat dan badan pesawat.
Selain sebagai bahan pembersih logam, Solphy-2 dapat menjadi pengganti Stoddard Solvent yang banyak digunakan dalam industri pengecatan, pelapisan, dan pembersihan kering.
Petroleum Rubber Disinfectan (TB 192) diaplikasikan pada perkebunan karet yang mampu menutup luka goresan pisau sadap pada pohon karet, mampu mencegah secara efektif masuknya jamur atau bakteri ke dalam luka pohon, dan mempercepat proses pemulihan kulit bidang sadap dan mencegah Kering Alur Sadap (KAS). TB 192 diproduksi di Formulating Plant Tanjung Priok, Jakarta.
Pesticide Wetting Agent atau Tenac Sticker berfungsi untuk merekatkan larutan semprot pestisida pada permukaan daun atau bagian tanaman. Aplikasi produk ini baik digunakan untuk meningkatkan kinerja pestisida pada tanaman yang memiliki daun berbulu, dan meningkatkan kinerja pestisida dan pupuk daun saat hujan maupun panas. Tenac Sticker diproduksi di Formulating Plant Tanjung Priok, Jakarta.
SF merupakan bahan dasar lumpur pengeboran. SF-05 merupakan drilling base fluid yang memenuhi standar ramah lingkungan dengan kinerja yang sudah terbukti di berbagai kondisi pengboran. Selain digunakan di pasar domestik, SF-05 sudah dipasarkan untuk overseas market.
Sulfur diproduksi dari pengolahan minyak dan gas bumi dan dapat diekstrasi menggunakan proses Frasch. Selain itu, Sulfur juga dapat diproduksi dari residu industri pertambangan, atau pengolahan minyak dan gas. Pertamina memproduksi Sulfur di Refinery Unit IV Cilacap. Sulfur digunakan dalam industri karet dan ban kendaraan, pupuk, obat-obatan, industri rayon, industri kertas, bubur kertas, penyimpanan baterai, deterjen dan gula, industri pengawet makanan, gelas, dan sabun.
Polytam Pertamina merupakan produk yang digunakan untuk memproduksi kantong plastik. Diproduksi di Refinery Unit III Plaju, produk ini dibagi menjadi tiga jenis yaitu Polytam Film (PF 1000), Polytam Yarn (PY 240), Polytam Injection. Kantong plastik yang diproduksi memiliki berbagai karakteristik, yaitu visual yang lebih jelas, mengkilap, antistatik rendah dan keterbukaan yang baik. Untuk karung plastik, memiliki kualitas yang lebih baik, tidak berserat, dan mudah dilipat.
Polytam Film digunakan untuk bahan baku pembuatan kantong plastik untuk makanan, sayuran, buah dan roti, tubular film, cast film. Polytam Injection digunakan untuk bahan baku barang plastik perlengkapan rumah tangga, suku cadang kendaraan, pembungkus baterai, peralatan makanan dan obat-obatan, mainan anak.
Slack Wax adalah campuran antara minyak dan lilin yang dihasilkan dari minyak pelumas melalui proses pendinginan dan penyulingan dari lilin penekan saringan pelarut. Slack Wax biasa digunakan sebagai perekat untuk penyegelan dokumen, lilin, kosmetik dalam berbagai bentuk krim, lipstik, pensil alis, bahan baku kertas karbon dan kertas pembungkus dengan kualitas food grade. Pertamina Slack Wax telah diekspor ke India, Cina, Korea Selatan, Malaysia, dan Singapura.
Spreeze merupakan produk pelumas anti karat serbaguna dari Pertamina dengan formula zat aktif khusus yang ramah lingkungan. Produk ini berfungsi untuk membersihkan kotoran minyak pada logam, melindungi permukaan peralatan logam dan komponen mesin dari kelembaban/uap air untuk mencegah terjadinya karat, menetrasi bagian berkarat pada logam agar memudahkan dalam membuka baut/mur dan gembok yang macet, menghilangkan bunyi derit pada engsel atau gesekan komponen bergerak, melumasi komponen bergerak untuk menurunkan gesekan pada gear, rantai, komponen kendaraan, engsel dan lain-lain.
Paraxylene Pertamina juga dikenal sebagai 1,4 – dimethylbenzene yang terdiri dari cincin benzena dengan dua kelompok metil terpasang.
Produk ini berupa cairan curah yang digunakan sebagai bahan baku hulu dari PET (Polyethylene Terephthalate) dan Poliester. PET sebagian besar digunakan untuk menghasilkan kemasan plastik. Sementara Poliester sebagian besar digunakan untuk menghasilkan serat sintesis dan tekstil.
EXDO-4 merupakan minyak olahan tipe Residual Aromatic Extracted (RAE) yang diproduksi oleh Pertamina sebagai salah satu bahan yang digunakan untuk membuat tapak ban. Produk ini diproduksi di Refinery Unit IV Cilacap dan bersifat non karsinogenik dengan total kandungan Polyaromatic Hydrocarbon (PAH) <10 ppm. Analisis PAH ini dilakukan oleh Institut Biokimia untuk Karsinogen Lingkungan, Jerman dengan No. Registrasi 01.2119488175-30-0023. Dapat dikatakan bahwa EXDO-4 diterima di pasar Eropa karena produk tersebut tidak bersifat karsinogenik sehingga dapat dikatakan EXDO-4 memenuhi standar internasional.