pengertian Senyawa hidrokarbon dapat diartikan sebagai jenis senyawa kimia organik yang tersusun dari dua jenis atom, yaitu atom hidrogen (h) dan juga atom karbon (c), dan memiliki rumus kimia CxHy, di mana x dan y tergantung dari golongan hidrokarbon tersebut sendiri. Dalam senyawa hidrokarbon, karbon di dalamnya merupakan atom yang termasuk unik, yaitu karena bisa berikatan satu dengan yang lainnya, akan tetapi masih mempunyai lebih dari satu (1) valensi untuk bisa berikatan juga dengan atom lainnya yang ada. Setelah mengenal pengertian senyawa hidrokarbon, patut diketahui Senyawa hidrokarbon ini dibagi menjadi dua (2) jenis, yaitu jenis aromatik dan jenis alifatik. Jenis senyawa hidrokarbon aromatik ialah senyawa yang didapatkan dari proses ekstrak tanaman yang menghasilkan bau yang wangi, dan memiliki stabilitas yang sangat baik. Sedangkan jenis senyawa hidrokarbon alifatik disebut sebagai senyawa hidrokarbon yang didapatkan dari lemak dan juga minyak. Adapun penjelasan lebih dari senyawa hidrokarbon jenis aromatik dan alifatik, yaitu:
1. Pengertian senyawa hidrokarbon aromatik;
Bentuk atau contoh paling sederhana dari senyawa hidrokarbon aromatik yaitu benzena dengan rumus (C6H6) yang didapatkan melalui proses degradasi kimiawi dari getah benzena, sehingga terdapat aroma yang dihasilkan dari pohon benzena itu sendiri. Kemudian juga ada toluena dengan rumus (C6H5CH3) yang dihasilkan dari zat tanaman yang berasal dari Amerika Tengah, yang biasa digunakan sebagai bahan pewangi.
Pada senyawa hidrokarbon benzena (C6H6) dan juga toluena (C6H5CH3), keduanya menghasilkan aroma yang menarik, meski tidak memiliki wangi yang harum. Dari benzena, istilah aromatik dimaknai sebagai senyawa hidrokarbon yang diturunkan dari benzena, di mana ikatan yang berisikan cincin, maka akan disebut benzenoid dan yang tidak memiliki cincin maka akan disebut sebagai non-benzenoid, dan senyawa aromatik atau juga disebut arena memiliki cincin benzena. Akan tetapi, selain benzena juga terdapat contoh lain dari senyawa hidrokarbon aromatik ini, yaitu toluena dan naftalena.
2. Pengertian Senyawa hidrokarbon alifatik;
Terdapat tiga (3) jenis senyawa hidrokarbon alifatik, di antaranya yaitu alkana, alkuna, dan alkena. Di setiap tiga (3) jenis senyawa hidrokarbon alifatik dapat dibedakan dari ikatan yang dimilikinya, yaitu:
a. Alkana;
Alkana ini merupakan jenis senyawa hidrokarbon alifatik yang memiliki ikatan kovalen bersifat tunggal yang menjadikan alkana sebagai senyawa hidrokarbon yang bersifat jenuh, di mana setiap atom karbon pada alkana terhubung dengan empat atom lainnya. Contoh dari senyawa hidrokarbon alifatik jenis alkana ini seperti etana (C2H6), propana (C3H8), metana (CH4), butana (C4H10), pentana (C5H12), heksana (C6H14), heptana (C7H16), nonana (C9H20), oktana (C8H18), dan dekana (C10H22). Berdasarkan beberapa contoh dari senyawa hidrokarbon alifatik jenis alkana, maka dapat diberikan simpulan bahwa akhiran dari senyawa hidrokarbon alifatik jenis alkana ini yaitu biasanya berakhiran –ana.
Selain itu, pada dasarnya, alkana itu sendiri mempunyai dua kategori yang didasarkan pada tata nama senyawanya, meski dengan kategori yang sama. Dua kategori tersebut yaitu alkana rantai lurus dan alkana dengan rantai bercabang, dengan penjelasan singkatnya yaitu:
- Alkana rantai lurus;
Senyawa hidrokarbon alifatik jenis alkana rantai lurus ini diberi nama dengan rumus huruf pertama yaitu “n” yang memiliki arti normal.
- Alkana rantai bercabang;
Senyawa hidrokarbon alifatik jenis alkana rantai bercabang adalah alkana dengan rantai utamanya adalah karbon terpanjang, di mana bagian paling ujungnya berada di dekat cabang, dan cabang tersebut diklaim sebagai gugus alkil dan menjadikan alkana rantai bercabang ini mempunyai akhiran –il di belakangnya.
b. Alkuna;
Senyawa hidrokarbon alkuna biasa disebut juga dengan asetelina, di mana merupakan senyawa hidrokarbon yang mempunyai ikatan rangkap tiga (3), di dalam ilmu kimia biasa rumus kimianya ditulis sebagai CnH2n-2, dan biasanya akhiran dari senyawa hidrokarbon alkuna diberikan tambahan –una di akhir namanya, dengan contoh seperti etuna (C2H2), propuna (C3H4), 1-pentuna (C5H8), 1-heksuna (C6H10), 1-oktuna (C8H14), 1-heptuna (C7H12), 1-nonuna (C9H16), 1-butuna (C4H6), dan 1-dekuna (C10H18).
Terdapat dua (2) jenis penamaan pada alkuna, yaitu:
- Alkuna rantai lurus;
Senyawa hidrokarbon alifatik jenis alkuna rantai lurus memiliki atom karbon yang terikat rangkap, dan diberikan penomoran yang menunjukkan ikatan rangkap tiganya.
- Alkuna rantai bercabang;
Senyawa hidrokarbon alifatik jenis alkuna rantai bercabang diberi nomor berdasarkan pada rantai yang paling dekat dengan rangkapnya.
c. Alkena;
Alkena atau yang sering disebut juga sebagai senyawa hidrokarbon olefin. Senyawa hidrokarbon alkena atau olefin ialah jenis senyawa hidrokarbon yang mempunyai dua rangkap ikatan, juga dikategorikan dalam senyawa hidrokarbon alifatik tak jenuh sama seperti senyawa hidrokarbon alkuna, memiliki rumus kimia CnH2n, dan biasanya terdapat akhiran kata dari senyawa hidrokarbon alkena ini yaitu –ena.
Terdapat beberapa contoh dari senyawa hidrokarbon alifatik jenis alkena ini, yaitu etena (C2H4), propena (C3H6), 1-pentena (C5H10), 1-butena (C4H8), 1-heptena (C7H14), 1-oktena (C8H16), 1-nonena (C9H18), 1-dekena (C10H20), dan 1-butena (C4H8).
Terdapat dua (2) jenis juga pada penamaan alkena, yaitu:
- Alkena rantai lurus;
Senyawa hidrokarbon alifatik jenis alkena rantai lurus memiliki atom karbon yang diberi nomor yang menunjukkan ikatan rangkapnya sesuai dengan ujung yang paling dekat dengan ikatan rangkap.
- Alkena rantai bercabang;
Senyawa hidrokarbon alifatik jenis alkena rantai bercabang dibedakan berdasarkan pada penomorannya yang dimulai dari rangkap yang paling dekat.
Senyawa hidrokarbon pada dasarnya apabila dijelaskan di kehidupan sehari-hari, dapat diberikan beberapa contoh sebagai berikut:
1. Plastik;
Seluruh plastik yang mungkin sering atau biasa digunakan dalam kegiatan sehari-hari adalah senyawa hidrokarbon yang merupakan monomer rantai yang panjang dari petrokimia yang termasuk ke dalam senyawa yang mempunyai sifat berikatan dengan dirinya sendiri atau disebut juga dengan katenasi.
2. Parafin;
Parafin atau lilin parafin merupakan nama yang biasanya sangat umum dari senyawa hidrokarbon alkana.
3. Aspal;
Aspal atau biasa disebut juga sebagai bitumen adalah cairan kental yang memiliki warna hitam, mempunyai sifat melekat (adhesif), tahan air, viskoelastik atau bisa menahan aliran gesekan dan juga renggangan secara linier, bisa kembali ke dalam keadaan semula setelah tekanan dihilangkan karena bersifat elastis, selain itu juga bisa melunak dan bisa berubah menjadi benda cair apabila dipanaskan dan bisa berubah bentuk menjadi padat apabila didinginkan, biasa digunakan untuk mengikat dan juga mengeraskan jalanan yang ada di seluruh dunia, tak terkecuali di Indonesia. Aspal ini merupakan salah satu contoh juga dari senyawa hidrokarbon yang juga mengandung sedikit unsur sulfur, klor, dan juga oksigen.
4. Gas alam, dan juga bahan bakar;
Pada dasarnya, senyawa hidrokarbon lebih banyak digunakan dalam kegiatan sehari-hari sebagai bahan bakar alami, sebagai contoh sperti gas LPG, minyak tanah atau disebut juga dengan kerosin, minyak pelumas, solar, dan BBM lainnya yang didapatkan dari proses penguraian berbagai bahan organik dari tanaman dan hewan atau mahluk hidup lainnya, baik itu hidup di darat, udara, maupun lautan yang terjadi selama jutaan tahun lamanya, di mana mikroorganisme pengurai memiliki peran sebagai pengubah senyawa kompleks menjadi senyawa yang lebih sederhana atau juga menjadi senyawa hidrokarbon yang dihasilkan dari tekanan dan pengaruh suhu sehingga menghasilkan minyak bumi.
Baca Atyikel Lainnya : Produk Petrokimia Paraxylene Pertamina Pada Bahan Tekstil
Di negara Indonesia sendiri, PT Pertamina (Persero) sebagai salah satu unit dari BUMN (Badan Usaha Milik Negara) yang bergerak di sektor pertambangan minyak, gas bumi, dan petrokimia juga menyediakan beberapa produk yang dihasilkan dari senyawa hidrokarbon, beberapa produk tersebut di antaranya seperti:
1. Pertasol;
Pertasol ini adalah salah satu jenis pelarut yang dihasilkan dari senyawa hidrokarbon naftenat yang dihasilkan dari parafin, minyak mentah, dan juga cyloparaffin atau naphthenic sebagai bahan bakunya. Pertasol ialah suatu bahan kimia yang bisa digunakan untuk melarutkan atau juga mengesktrak material lain, tanpa melakukan perubahan struktur kimia awal (bisa bereaksi dengan baik meski bukan dengan pelarut itu sendiri). Hasil dari senyawa hidrokarbon pertasol ini bukan hanya digunakan pada kegiatan industri, tapi juga bisa dipakai pada kehidupan manusia sehari-hari.
PT Pertamina (Persero), melalui Refinery Unit PPSDM Cepu, Jawa Tengah, telah memproduksi tiga (3) jenis hasil dari senyawa hidrokarbon pertasol, di antaranya sebagai berikut:
a. Pertasol CA;
Pertasol CA adalah naptha based solvent (pelarut) dari PT Pertamina (Persero) yang memiliki initial boiling point sebesar 40 derajat selsius, dan final boiling point sebesar 153 derajat selsius. Kemudian, pertasol CA ini mempunyai beberapa karakteristik atau ciri-ciri seperti tidak korosif, stabil, mempuyai warna jernih, dan cepat menguap. Kegunaan hasil dari senyawa hidrokarbon pertasol jenis CA ini biasanya adalah sebagai cat, tinta cetak yaitu sebagai pelarut, pernis yaitu sebagai pengencer, juga sebagai komponen pada proses pembuatan bahan karet yang biasa digunakan di pabrik ban, vulkanisir, dan masih banyak kegunaan lainnya.
b. Pertasol CB;
Pertasol CB adalah naptha yang dihasilkan dari senyawa cycloparan, paran, dan juga senyawa hidrokarbon aromatik yang memiliki initial boiling point sebesar 95 derajat selsius dan final boiling point sebesar 192 derajat selsius, mempunyai karakteristik atau ciri-ciri seperti mempunyai warna yang jernih, stabil, dan tidak korosif, serta biasa digunakan sebagai dry cleaning solvent atau pelarut pembersih kering, pernis, cat, thinner, industri kimia, tinta cetak yaitu sebagai pelarut, dan juga sebagai pelumas.
c. Pertasol CC;
Pertasol CC yaitu kerosene based solvent atau pelarut yang diciptakan PT Pertamina (Persero) dengan senyawa hidrokarbon aromatik lebih dari 16 persen, yang memiliki initial boiling point sebesar 120 derajat selsius, dan final boiling point sebesar 250 derajat selsius, mempunyai karakteristik atau ciri-ciri seperti stabil memiliki warna jernih, dan bersifat tidak korosif. Selain itu, pertasol CC adalah bahan pelarut yang biasa digunakan pada industri cat, tinta cetak, thinner, pernis, dan industri tekstil yaitu pada proses percetakan.
2. Avgas;
Avgas atau disebut juga sebagai Aviation Gasoline merupakan salah satu contoh dari bahan bakar yang biasa digunakan pada pesawat yang memiliki nilai oktan yang tinggi. Aviation Gasoline atau Avgas ini dihasilkan dari bagian-bagian kecil fraksi minyak bumi dan termasuk ke dalam campuran antara minyak tanah dengan senyawa hidrokarbon cair dengan kisaran 32 hingga 220 derajat selsius. Melalui minyak tanah tersebut, dilakukan proses refining yang kemudian membentuk bahan bakar pesawat terbang.
Selain itu juga, bahan bakar Avgas atau Aviation Gasoline ini juga mempunyai titik beku di antara minus 100 derajat selsius atau lebih rendah dari Jet A-1 dan Jet A. Bahan bakar Avgas yang dihasilkan dari campuan minyak tanah dan senyawa hidrokarbon ini biasa digunakan untuk mesin pesawat udara dengan ukuran lebih kecil dengan tipe mesin pembakaran dalam atau disebut juga dengan internal combustion dan mesin piston dengan sistem pengapian, seperti yang dimiliki oleh pesawat aerobatic, pesawat latih, pesawat baling-baling, dan juga pada helikopter ringan.
Adapun Avgas atau Aviation Gasoline ini dapat dibedakan menjadi tiga (3) jenis, di antaranya yaitu:
a. Avgas 82UL adalah satu-satunya jenis bahan bakar Avgas yang tidak terdapat zat aditif berupa timbal, dan memiliki nilai oktan sebesar 115, serta mempunyai warna yang khas yaitu berwarna ungu.
b. Avgas 100, yaitu bahan bakar jenis Avgas yang mempunyai nilai oktan sebesar 100 dengan kadar timbal sebesar lebih dari 0,56 gram, dan mempunyai warna khasnya yaitu berwarna hijau.
c. Avgas 100 LL, di mana LL tersebut adalah berupa singkatan dari Low Lead yang menjelaskan bahwa Avgas 100 LL tidak menghasilkan terlalu banyak jejak karbon dan merupakan bahan bakar yang lebih ramah lingkungan. Bahan bakar pesawat terbang jenis Avgas 100 LL ini mempunyai nilai oktan sebesar 100, memiliki kadar timbal kurang dari 0, dan biasanya mempunyai warna yang khas, yaitu berwarna biru.
3. Aspal;
Sebagaimana telah dijelaskan sebelumnya mengenai aspal, PT Pertamina (Persero) juga memproduksi salah satu produk hasil dari senyawa hidrokarbon, di mana produk aspal dari PT Pertamina (Persero) sebagai satu-satunya produsen aspal di Indonesia, yang memiliki kemamuan produksi aspal mencapai 600.000 MT/tahun sudah memiliki jaringan pendistribusian yang sangat luas, dan telah bekerjasama dengan distributor lokal yang sudah menjangkau seluruh wilayah di Indonesia.
PT Pertamina (Persero) telah memproduksi salah satu jenis bentuk atau hasil dari senyawa hidrokarbon berupa aspal yang telah diaplikasikan pada mayoritas jalanan yang ada di Indonesia, baik itu jalan umum, maupun jalanan untuk arena balap atau sirkuit. Bentuk senyawa hidrokarbon aspal ini, selain digunakan pada jalan raya, juga digunakan pada pembangunan dan perawatan jalan untuk beberapa contoh sirkuit yang ada di Indonesia seperti sirkuit Sentul di Bogor dan sirkuit Mandalika di Kawasan Ekonomi Khusus Mandalika atau KEK Mandalika di Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat.
Untuk sirkuit Sentul sendiri, menggunakan bentuk atau hasil dari senyawa hidrokarbon berupa aspal dari PT Pertamina (Persero) sebanyak 4.000 Metric Ton (MT) aspal hotmix, setidaknya untuk proses pembuatan dan juga pemeliharaan setidaknya pada lintasan atau jalanan lurus. Sedangkan untuk sirkuit Mandalika, membutuhkan aspal hotmix setidaknya sebanyak 50.000 Metric Ton (MT), di mana untuk kebutuhan aspal sendiri yaitu kurang lebih sebanyak 3.250 Metric Ton atau MT.
Adapun apabila ingin mengetahui informasi lebih banyak dari produk senyawa hidrokarbon dari PT Pertamina (Persero), maka dapat dengan melakukan akses internet melalui website pertamina.com dan bisa juga dengan mengakses website onesolution pertamina. Selain itu juga bisa dengan menghubungi Pertamina Call Center (PCC) di 135, apabila ingin mendapatkan informasi valid seputar produk dari senyawa hidrokarbon yang diproduksi oleh PT Pertamina (Persero) dan juga pelayanan terbaik yang tersedia lainnya.
Ikuti Sosial Media Kami One Solution Pertamina
Linkedin : Pertamina 1 Solution
Instagram : Pertamina1solution
Facebook : Pertamina1solution