Petrochemical

Selasa, 28 Februari 2023
Petrochemical

Petrochemical adalah suatu kata dalam bahasa Inggris yang memiliki arti dalam bahasa Indonesia adalah petrokimia. Petrokimia adalah bahan kimia yang berasal dari minyak bumi atau gas alam. Petrochemical atau petrokimia digunakan dalam produksi berbagai macam produk, termasuk plastik, serat sintetis, karet, pelarut, dan deterjen.

Beberapa contoh umum petrokimia adalah termasuk di dalamnya yaitu etilena, propilena, butadiena, benzena, toluena, dan xilena. Bahan kimia ini biasanya diproduksi melalui proses yang disebut perengkahan, yang melibatkan penguraian molekul hidrokarbon yang lebih besar menjadi molekul yang lebih kecil.

Petrokimia penting bagi dunia modern karena digunakan dalam produksi banyak produk yang biasa manusia gunakan setiap hari. Namun, petrokimia juga dapat memiliki dampak yang negatif khususnya bagi lingkungan jika tidak ditangani dan dibuang dengan benar. Sebagai contoh, beberapa petrokimia dapat menjadi racun bagi satwa liar dan juga manusia, apabila dilepaskan ke lingkungan.

Dengan demikian, ada peningkatan penekanan pada pengembangan metode yang lebih berkelanjutan dan ramah lingkungan untuk memproduksi dan menggunakan petrokimia. Ini termasuk menggunakan bahan baku terbarukan, meningkatkan efisiensi energi dalam proses produksi, dan mengurangi limbah dan emisi.

Adapun sejarah dari petrochemical atau petrokimia dimulai pada awal abad ke-20, ketika para ilmuwan dan insinyur mulai mencari cara untuk mengubah senyawa kimia yang terkandung dalam minyak bumi menjadi produk yang lebih berguna.

Pada tahun 1920-an, industri petrokimia mulai berkembang di Amerika Serikat, ketika perusahaan-perusahaan seperti DuPont dan Standard Oil Company memulai produksi senyawa

kimia berdasarkan minyak bumi. Pada dekade berikutnya, produksi petrokimia menyebar ke seluruh dunia, dan industri ini menjadi semakin penting dalam perekonomian global.

Selama Perang Dunia II, industri petrokimia sangat berkembang karena permintaan untuk bahan-bahan kimia untuk keperluan militer. Setelah perang berakhir, permintaan untuk produk petrokimia terus meningkat seiring dengan perkembangan ekonomi global. Industri ini telah memainkan peran penting dalam membentuk dunia modern kita, menyediakan berbagai macam produk yang kita gunakan sehari-hari, seperti plastik, bahan bakar, pupuk, dan banyak lagi.

Baca Artikel Lainnya : Aviasi

Pada petrochemical atau petrokimia, tidak terlepas dari hal yang bernama industri petrokimia. Industri petrokimia tersebut adalah kegiatan memproses bahan kimia dari bahan baku hasil pengolahan minyak bumi dan gas bumi, sehingga dapat dipahami mengapa industri ini terkait erat dengan industri minyak dan gas. Pertumbuhan industri petrokimia bergantung pada ketersediaan produk dari pengolahan minyak dan gas bumi. Secara umum, industri petrokimia terdiri dari tiga bagian utama, yakni:

  1. Produk petrokimia di bagian hulu

    Produk petrokimia bagian hulu dari industri petrokimia berperan sebagai tahap awal dalam pengolahan produk dasar atau bahan premier. Pada tahap ini, bahan baku hasil pengolahan minyak bumi dan gas bumi diolah menjadi produk setengah jadi atau produk antara yang nantinya dapat diolah lebih lanjut menjadi produk jadi di bagian industri hilir. Contoh dari produk hulu yang diolah menjadi produk setengah jadi meliputi propilena, benzena, toluena, etilena, methanol, dan sejenisnya.

  2. Produk petrokimia di bagian antara

    merupakan hasil dari pengolahan bahan premier di bagian hulu dan dapat diolah menjadi produk siap pakai atau masih dapat diolah lebih lanjut pada tahap selanjutnya. Contoh dari produk antara meliputi polietilena, ammonia, butena, dikloroetilen-vinil klorida, dan sejenisnya.

  3. Produk petrokimia di bagian hilir

    Bagian industri petrokimia hilir berperan sebagai pengolah produk antara menjadi produk jadi yang siap digunakan oleh masyarakat. Pada tahap ini, berbagai macam jenis produk jadi diproduksi dengan fungsinya masing-masing, seperti pupuk, serat pakaian, alat kosmetik, bahan pelarut, cat, lilin, karet nilon, bahan peledak, dan berbagai jenis produk lainnya.

Dapat disimpulkan bahwa proses petrokimia terdiri dari tiga tahap pengolahan yang bertujuan untuk menghasilkan produk siap pakai. Tahap pertama adalah pengolahan fraksi minyak bumi dan gas bumi menjadi bahan baku, tahap kedua adalah mengolah bahan baku menjadi produk setengah jadi, dan tahap terakhir adalah mengolah produk setengah jadi menjadi produk jadi yang siap digunakan oleh masyarakat.

Pada dasarnya di dalam industri petrokimia, umumnya menggunakan tiga bahan baku utama, di antaranya yaitu:

1. Olefin

Senyawa Olefin ialah bahan baku paling utama dalam industri petrokimia. Sehingga Olefin diproduksi dalam jumlah besar, dengan jenis olefin yang paling banyak dipergunakan ialah:

  1. Etilena, jenis Etilena ini dapat menghasilkan berbagai macam jenis produk petrokimia seperi polietilena atau plastik, PVC yang biasa digunakan untuk membuat pipa paralon, etilena glikol yaitu bahan untuk anti beku pada radiator mobil.

  2. Propilena, jenis Propilena ini dapat menghasilkan beberapa produk dari petrokimia seperti butadina untuk menghasilkan karet sintetis, gliserol umumnya dapat dipergunakan pada pembuatan bahan pelembab dan juga peledak, polipropilena yaitu digunakan sebagai pembuatan tali dan juga karung plastik dan terakhir yaitu isopropyl biasa dapat dipergunakan untuk pembuatan bahan lainnya seperti aseton.

2. Aromatik

Senyawa Aromatik ini memiliki ikatan rantai rangkap yang berbetuk selang-seling. Berikut beberapa bahan aromatik yang dipergunakan pada industri petrokimia:

  1. Benzena yang dapat menghasilkan zat sikloheksana dipergunakan untuk membuat nilon, kumena yaitu dipergunakan untuk membuat fenol dan juga stirena dipergunakan untuk pembuatan pada karet sintetis)

  2. Toulena dapat dipergunakan sebagai bahan dari pembuatan produk farmasi.

  3. Xilena dapat menghasilkan produk asam tereftalat sebagai bahan dasar dari

    pembuatan produk serat.

3. Syn-Gas atau gas sintesis

Bahan Syn-Gas atau gas sintesis ini merupakan campuran dari unsur karbon monoksida atau CO dengan hydrogen atau H2. Di mana dalam industri petrokimia bahan Syn-Gas atau gas sintesis ini duganakan untuk dapat menghasilkan berbagai macam produk seperti:

  1. Amonia atau pestisida,

  2. Urea, yaitu selain dipergunakan sebagai pupuk, dapat juga diolah untuk industi

    perekat dan juga plastic,

  3. Methanol yaitu pada alkohol dan spiritus,

  4. Formaldehida yaitu dapat dioalah menjadi formalin ataupun pengawet.

Untuk contoh dari produk petrokimia yang banyak digunakan dalam kehidupan sehari-hari adalah detergen. Detergen ini dihasilkan dari pengolahan berbagai bahan turunan minyak bumi yang memiliki kemampuan membersihkan yang lebih efektif. Dari penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa minyak bumi dan gas bumi memiliki manfaat yang sangat besar bagi kehidupan manusia, baik sebagai bahan bakar maupun sebagai bahan baku dalam industri petrokimia untuk menghasilkan berbagai produk yang berguna bagi masyarakat.

Baca Artikel Lainnya : Musicool

Di Indonesia sendiri, melalui PT Pertamina (Persero). PT Pertamina (Persero) menyediakan berbagai macam produk dari industri petrokimia. Di antara produk petrokimia atau petrochemical dari PT Pertamina (Persero) adalah seperti:

  1. SBP-XX
    Special Boiling Point atau SBP-XX merupakan salah satu jenis 
    solvent atau disebut sebagai pelarut yang dihasilkan dari kilang milik Pertamina RU II dengan komposisi senyawa Naphtenic, Hydrocarbon Aliphatic, dan sedikit senyawa Aromatic. Karakteristik kritikal dari produk petrokimia SBP-XX ini adalah boiling range atau titik didih berkisar di antara 45oC - 115oC dan juga Initial Boiling Point diatas 45 derajat selsius, density atau kepadatan, dan odour atau berbau.

    SBP-XX memiliki berbagai macam fungsi dan pemanfaatan yang dapat digunakan dalam kehidupan manusia setiap harinya, di antaranya yaitu:

    • –  Sebagai pelarut pada proses pembuatan varnish, cat, dan juga tinta cetak.

    • –  Komponen pada proses preparasi larutan yang digunakan pada ban, karet dan perekat

      maupun industri lem.

    • –  Pelarut dalam proses kegiatan industri industri makanan, farmasi, dan kosmetik.

    • –  Pembersih atau juga digunakan pada produksi thinner dengan tingkatan tinggi.

    • –  Pembersih untuk proses industri mebel atau rotan.

  2. Slack Wax

    Slack Wax merupakan produk petrokimia Pertamina berupa campuran minyak dan juga lilin yang dihasilkan dari minyak pelumas, yaitu melalui proses penyulingan, pendinginan, dan penyaringan pada lilin penekan saringan pelarut. Slack Wax Pertamina dibuat dan diolah di Unit Pengolahan IV Pertamina yang berada di Cilacap. Produk petrokimia Slack Wax ini memiliki karakteristik licin jika dipegang dikarenakan memiliki kadar minyak yang cukup banyak dan juga stabil bila berada pada suhu dan juga tekanan normal, memiliki bentuk padat pada suhu ambient, memiliki warna putih kekuningan, serta tidak memiliki bau yang khas.

    Slack Wax Pertamina tentunya memiliki mutu dan juga jaminan keamanan, karena Slack Wax sudah berkualitasfood gradeyang mengacu pada material yang dipergunakan. Artinya, produk petrokimia Slack Wax tidak beracun, tidak mengubah rasa dan juga kualitas makanan. Sehingga Slack Wax sangat aman untuk makanan, dan juga tidak akan menyebabkan gangguan pada kesehatan. Karena tingkat keamanan ini, maka Slack Wax Pertamina bisa dijadikan sebagai lilin untuk kue ulang tahun.

    Tidak hanya lilin, Slack Wax dari Pertamina juga dapat digunakan sebagai bahan baku dalam proses produksi tinta kertas, tinta cetak, industri pabrik korek api, kosmetik, semir sepatu, serta berguna bagi industri kertas dengan adanya kualitas food grade, seperti untuk kertas pembungkus nasi.

3. Petroleum Rubber Disinfectant (TB 192)

Petroleum Rubber Disinfectant (TB 192) merupakan bahan penutup luka yang dapat dipergunakan pada tanaman yang berbentuk cairan kental ataupun pasta, memiliki warna hitam dan juga mengandung bahan aktif yaitu creosote. Produk TB 192 ini berfungsi sebagai penutup luka pada sadapan utuk tanaman, sebagai sarana mempercepat proses pemulihan kulit pada bidang sadap, serta dapat mencegah serangan jamur ataupun bakteri pada luka tanaman tersebut. Di samping itu, produk TB 192 ini juga mampu untuk mempercepat proses pemulihan kulit bidang sadap dan juga mencegah Kering Alur Sadap atau KAS.

Umumnya TB 192 dipergunakan untuk mengobati luka pada kulit pohon karet. Luka pada kulit pohon karet dapat diakibatkan oleh adanya goresan pisau sadap yang terlalu dalam sehingga kemudian melukai kayu pada batang pohon dan selanjutnya menyebabkan keluarnya cairan berupa getah secara terus menerus. Jika luka tersebut tidak segera dilakukan penutupan dan diobati, maka aroma pada cairan getah akan mengundang serangga untuk dengan cepat hinggap dengan membawa jamur atau bakteri yang kemudian akan membuat luka sadap menjadi busuk dan kemudian berimbas pada hasil perkebunan bila tidak segera disembuhkan. Maka dari itu, penggunaan TB 192 sangatlah berperan penting sebagai penyembuhan pada luka pohon karet.

Caranya penggunaan TB 192 adalah dengan bersihkan bekas luka sadap menggunakan kuas ataupun sikat gigi, lalu kemudian oleskan TB 192 secara merata ke bagian kulit bekas sadapan. Ulangi hal tersebut setiap 15 hari sekali dengan dosis pemakaian sekitar 1.5 Kg/ha ataupun 3.5 gr/pohon. Sesuaikan TB 192 dengan besar lilit batang dan juga panjang alur sadap pada setiap masing pohon.

4. Polytam

Polytam merupakan bahan baku plastik dengan jenis polypropylene atau polipropilena atau PP yang umumnya dipergunakan dalam pembuatan kantong plastik sebagai kemasan makanan dan minuman oleh industri. Sejak 2017, Pertamina telah memproduksi Polytam di Kilang Plaju, Sumatera Selatan, sebagai bagian dari komitmen lini bisnis Pengolahan & Petrokimia Pertamina untuk memenuhi kebutuhan bahan baku plastik dalam negeri dan mengurangi ketergantungan impor.

Dengan produk plastik berkualitas tinggi yang dihasilkan dari Polytam, seperti kemampuannya yang lebih tahan panas dan oksidasi, warna yang lebih putih, transparan, dan mengkilap, serta kemudahan pembukaannya, konsep circular economy dapat diterapkan karena sifat Polytam yang dapat digunakan kembali.

Circular economy adalah sebuah sistem yang ramah lingkungan yang berfungsi untuk menjaga suatu bahan agar dapat digunakan berulang kali. Tujuannya adalah untuk meningkatkan penggunaan bahan secara sirkular dan juga mengurangi produksi limbah dengan memulihkan dan menggunakan kembali produk dan bahan sebanyak mungkin secara sistemik dan berulang. Pada konsep ini, diterapkan prinsip 5R yaitu Reduce, Recycle, Reuse, Recovery, dan Repair. Prinsip Reduce berarti mengurangi penggunaan bahan, Reuse berarti menggunakan kembali bahan yang masih bisa digunakan, Recycle

berarti mendaur ulang bahan, Recovery berarti memulihkan bahan yang telah digunakan, dan Repair berarti memperbaiki bahan yang rusak agar dapat digunakan kembali.

5. Propylene

Propylene merupakan salah satu produk petrokimia yang memiliki banyak fungsi dan juga turunannya. Di Indonesia, produk Propylene ini digunakan oleh Industri Oxo Alcohol, Industri Acrylic Acid, dan Industri Polypropylene. Namun, sebagian besar produk petrokimia Propylene ini digunakan pada sektor industri Polypropylene, sedangkan pada Industri Oxo Alcohol (2-Ethyl Hexanol), dan untuk yang paling sedikit digunakan adalah di sektor industri Acrylic Acid.

Propylene ini tidak memiliki warna dan juga tidak berbau, sehingga cocok untuk dipergunakan sebagai campuran atau bahan baku pada pembuatan barang jadi seperti Polimer Plastik yang serbaguna dan lainnya. Salah satu produk jadi yang terbuat dari Propylene adalah karpet, yang sering kita temukan dalam kehidupan sehari-hari.

Karpet dengan tipe ini diproduksi dari bahan sintetis dan juga memiliki tekstur yang halus. Bahan tipis memudahkan siapa saja untuk memindahkannya dengan mudah. Karpet dengan kandungan produk petrokimia Propylene ini memiliki beberapa keunggulan, yaitu seperti mudah dibersihkan, tahan terhadap noda, memiliki tekstur yang halus, harganya yang lebih murah, serta memiliki motif yang banyak dan warna-warna cerah,.

Selain itu, produk petrokimia ini juga merupakan bahan berserat terkuat yang tahan jamur, abrasi, bahan kimia, dan serangga. Itu sebabnya banyak orang memilih bahan Propylene untuk rumah, kantor, atau ruang serbaguna lainnya.


Ikuti Sosial Media Kami One Solution Pertamina

Linkedin   Pertamina 1 Solution

Instagram : Pertamina1solution

Facebook  Pertamina1solution